Friday, January 31, 2014

[KU-031/2014] Tradisi Imlek, Dari Makan Ikan Bandeng Hingga Larangan Makan Bubur



SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Beragam tradisi dan banyak hal-hal yang unik yang dilakukan masyarakat tionghoa dalam merayakan tahun baru Cina atau yang dikenal imlek.

Salah satunya yakni makan ikan bandeng atau yang dikenal dengan istilah Nian-Nian Yu Yi.

Makan ikan bandeng saat makan besar bersama keluarga di rumah atau di restoran, merupakan tradisi turun menurun sejak zaman para leluhur masyarakat tionghoa.

"Tradisi makan ikan bandeng atau Nian-Nian Yu Yi, memiliki makna yakni kebahagaian atau keberuntungan. Karena ikan adalah simbol kebahagian atau kebruntungan," ujar Tjik Harun, tokoh masyarakat tinghoa, ketika dibincangi Sripoku.com.

Mengenai tradisi pantangan untuk makan menu bubur apapun jenisnya, Tjik Harun mengatakan, memang sebagian masyarakat tionghoa menganggap makan bubur sebagai tradisi pantangan dalam menyambut imlek. Karena makan bubur, identik dengan menu makanan bagi orang-orang yang dalam bencana. Seperti halnya menu makan bagi korban-korban perang pada zaman para leluhur masyarkat tionghoa.

"Tapi tradisi pantangan makan bubur itu, tergantung dari kepercayaan masyarakat tionghoa. Memang sebagian berpendapat masyarakat tionghoa, pantangan untuk makan bubur pada momen imlek dihindari bahkan tidak dilakukan sama sekali," ujarnya.

Dikatakan Tjik Harun, banyak beragam kegiatan tradisi yang dilakukan masyarakat tionghoa pada perayaan momen imlek. Mulai dari bersih-bersih rumah, hingga menyiapkan pernak-pernik imlek seperti angpao dan lampu lampion yang serba berwarna merah.

"Mengapa dari dulu tradisi imlek berciri khas dengan warna merah, karena warna merah memiliki arti dan makna. Yang pastinya menurut tradisi,mera h itu artinya bahagia. Jadi tak heran jika semua pernak-pernik seperti angpao dan lainnya semua berwarna merah," ujar Tjik Harun.

Berikut beragam tradisi imlek bagi masyarakat tionghoa, hasil wawancara dengan Tjik Harun (Theng Huat Hui), tokoh budaya masyarakat tionghoa:

1. Nian-Nian Yu Yi atau Makan Ikan Bandeng. Ikan adalah simbol kebahagiaan dan keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa. Namun, ikan yang dihidangkan tidak boleh dibalik. Jadi, kalau bagian atasnya sudah habis. Anda tak boleh mengambil daging di sisi lainnya dengan membalik ikan. Menurut tradisi, ikan juga tidak boleh dihabiskan sekaligus pada hari itu, melainkan disisakan untuk keesokan harinya. Tradisi ini melambangkan nilai tambah untuk tahun berikutnya.

2. Angpao. Tradisi ini memang sangat melekat pada momen imlek. Istilah angpao berasal bahasia hokkian yang berarti ang (merah) dan pau (bingkisan/amlop). Dalam kebudayaan Tionghoa, merah dianggap sebagai simbol kebaikan dan kesejahteraan. Warna merah dipercaya mampu membawa kebahagiaan dan semngat yang bersumber pada nasib baik.

3. Barongsai atau liong naga. Tradisi ini merupakan tarian khas China yang berasal dari masa Dinasti Chin - sekitar abad ke tiga sebelum masehi. Tarian tradisional China ini dilakukan oleh satu tim yang terdiri dari dua orang - dengan memakai kostum menyerupai singa. Singa merupakan simbol hewan yang diyakini memiliki daya magis dalam kebudayaan China. Menurut tradisi Tionghoa, barongsai juga dipercaya dapat menolak balak dan melimpahkan rejeki.

4. Membersihkan rumah. Sehari sebelum perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa akan berbondong-bondong membersihkan rumah. Tradisi ini dilakukan sebagai simbol buang sial dan membuka keberuntungan. Sebaliknya, tepat saat perayaan tahun baru China, menyapu rumah adalah hal yang pantang dilakukan. Menurut kepercayaan, hal ini akan membuang rejeki atau keberuntungan.

5. Pantang makan bubur. Masyarakat Tionghoa dilarang makan bubur. Karena menurut tradisi, bubur adalah simbol kemelaratan atau kemiskinan.

Sumber : Sriwijaya Post, 31.01.14.

[English Free Translation]
Various traditions and a lot of unique things done in the chinese community celebrate the Chinese New Year or Lunar or Imlek (Indonesian).  One of them is eating ikan bandeng or known as Nian-Nian Yu Yi.

Thursday, January 30, 2014

[KG-030/2014] Tindak Lanjut - KALOG Peduli

JaKaRTa: Banjir berkepanjangan di wilayah ibukota negara tak kunjung surut jua. Masih ada beberapa daerah yang sudah lebih dari seminggu masih menyisakan derita bagi keluarga dan sanak saudara. Menurut BMKG, curah hujan di kawasan Jabodetabek akan berlangsung hingga akhir Februari 2014.

Tak hanya Jabodetabek yang merana. Akibat perubahan cuaca ekstrim (begitu media cetak menyebutnya), hampir seluruh wilayah Republik tercinta tengah dilanda prahara. Sebut saja bencana alam Gunung Sinabung di Sumut, banjir bandang di Menado hingga bencana tanah longsor dimana-mana.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, sejumlah pegawai di PT Kereta Api Logistik (KALOG) ada yang terkena dampak banjir sehingga gak berlebihan bila petinggi KALOG pun ikut bersimpati serta menyerahkan bantuan tambahan untuk ikut meringankan beban mereka.

Hari Senin 27/01 Direktur Operasi & Pemasaran PT KALOG, Dwiyana Slamet Riyadi (yang juga menjabat PYMT Direktur Utama) disertai VP HC, Legal dan GA, Karya Bakti Kaban dan staf lain saat melakukan kunjungan ke kantor perwakilan KALOG di stasiun Manggarai.

Saat kunjungan, Diropsar menyerahkan bantuan langsung kepada para karyawan yang terkena dampak banjir. Dalam kata-kata simpati yang disampaikan, Diropsar meminta semua rekan-rekan tetap sabar, tidak patah semangat, waspada dan tawakal.

Berikut ini, cuplikannya. Ikut prihatin dan semoga musibah cepat berlalu .... Liputan sebelumnya, silahkan baca edisi [KG-022/2014] KALOG Peduli Banjir.


Sumber : KALOG / Foto : G.A.

[English Free Translation]

Director of Operations & Marketing PT KALOG, Dwiyana Slamet Riyadi with VP HC, Legal and GA, Karya Bakti Kaban and other staff while visiting flood victims in KALOG representative office in Manggarai station (27/01).

Wednesday, January 29, 2014

[KG-029/2014] When Will I See You Again Pak Wi ...

JaKaRTa: Seperti biasa, email seperti ini akan kita temui pad saat seseorang sudah mengambil keputusan bulat untuk mengatakan “selamat tinggal”, pamitan dari hiruk pikuk dunia kerja, khususnya para KALOGers.

Umur pun gak jadi patokan. Tua muda bisa kapan aja ... dan bisa siapa aja loh. Kita sih gak banyak cakap deh  Cukup simak cuplikan email yang mengharukan dibawah ini ya.

--- quote ---

Teman, sahabat dan saudaraku kalogers,

Waktu terasa begitu pendek, tidak terasa 9 bulan telah saya lalui di Kalog dan selama kurun waktu itu suka duka kita alami bersama untuk membangun dan membesarkan Kalog.

Tanggal 1 Februari 2014 saya akan meninggalkan Kalog karena alasan pribadi. Namun dengan   sejujurnya saya mengatakan bahwa meninggalkan Kalog adalah satu hal yang sangat berat buat saya.

Begitu banyak kesan yang saya dapatkan selama bekerja di Kalog, kehangatan, keceriaan, keseriusan, ketaatan, kerja keras, keakraban dll  yang tidak dapat saya bayangkan sebelumnya.

Jakarta, 29 Januari 2014

Salam hangat,
Wiyanto Wijaya

--- unquote ---

Seperti kata bang Army, kita semua gak suka mengucapkan “selamat tinggal” tapi lebih memilih “kapan kita bisa bertemu lagi” – when will i see you again ...


Sumber : KALOG / Foto : RAM.

[English Free Translation]

One more hero resigned from infrastructure division. So sad but hopefully pak Wi happy ! Gong Xi Fat Cai.

Tuesday, January 28, 2014

[KU-028/2013] Begini Proses Terbentuknya Medan Magnet Rel Kereta

TEMPO.CO, Jakarta - Rel kereta tidak sekadar jalur bagi lokomotif dan gerbongnya, tapi juga hamparan baja yang bisa jadi medan magnet. Medan magnet adalah area maya yang terbentuk akibat adanya gerakan muatan listrik. 

Secara makro, medan magnet biasa ditemui di kabel dan peralatan elektronik. Ada juga pergerakan elektron dalam orbit atom, yang disebut medan magnet mikro. Satuannya disebut Tesla (T).

Di rel kereta, medan magnet terbentuk akibat arus listrik. "Aliran listrik mulai dari kabel atas, disalurkan ke kereta yang kontak dengan rel," kata Ahmad Sujadi, Manajer Keamanan Senior PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional I, kepadaTempo, Rabu, 11 Desember 2013. 

Namun, dia bersama peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia membantah dugaan yang menyebut medan magnet sebagai penyebab mobil mogok dan berujung kecelakaan seperti di Tragedi Bintaro II. "Saya tidak tahu angka pastinya, tapi yang jelas sangat kecil dan tidak ada pengaruhnya ke kendaraan," kata Sujadi.

Departemen Lingkungan, Transportasi, dan Energi Swiss pernah mengukur keberadaan medan magnet di jalur kereta mereka. Hasilnya, medan magnet di rel berfluktuasi. Saat lokomotif mengerem, kekuatan medan magnet membesar. Begitu juga saat lokomotif menanjak atau menarik gerbong yang lebih banyak dan muatan besar. Sebaliknya, saat tidak ada kereta yang melintas, kekuatan rel untuk menarik logam pun menghilang.

Laporan lembaga itu menyebutkan kekuatan medan magnet di sekitar jalur rel ganda hanya sebesar 10 mikrotesla (µT). Pada jarak 10 meter, kekuatan medan magnet turun hingga 1 µT dan rata-rata hanya 0,4 µT selama 24 jam.

Kekuatan medan magnet di sekitar rel jauh lebih kecil dibanding pada peralatan rumah tangga. Pengering rambut, misalnya, menghasilkan medan magnet sebesar 7 µT pada jarak 30 sentimeter. Pada jarak yang sama, kekuatan medan magnet microwave sebesar 4-8 µT, penyedot debu hingga 20 µT dan mesin cuci sekitar 3 µT.

Angka itu jauh di bawah toleransi maksimal medan magnet untuk kesehatan manusia yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, yaitu 100 µT pada frekuensi 50 Hertz. Sementara untuk medan magnet 16,7 Hz batas maksimalnya adalah 300 µT.

Belum ada penelitian berapa kekuatan magnet yang dibutuhkan untuk mematikan kendaraan bermotor . Namun, untuk mengangkat seekor kodok, dibutuhkan 16 T, atau 1,6 juta kali lebih kuat ketimbang medan listrik di rel kereta.
Sumber : Tempo, 13.12.13.
[English Free Translation]

Train tracks are not just for the locomotive and carriage paths, but also a stretch of steel that could be a magnetic field. The magnetic field is a virtual area that is formed due to the movement of electric charge. Reportedly, this is not related to the Bintaro’s accident at the end of 2013.

Monday, January 27, 2014

[KU-027/2014] PT KAI Amankan Jalur Logistik

JAKARTA, KOMPAS – Upaya mengatasi ancaman kelumpuhan jalur logistik nasional terus dilakukan berbagai pihak. Salah satunya dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia untuk mengamankan jalur distribusi logistik di tengah hantaman banjir hebat di jalur utara Jawa dengan memanfaatkan lokomotif lama berpenggerak hidrolik.

Dengan menggunakan lokomotif tersebut, perjalanan kereta, yang ditarik secara estafet, tetap dapat dilakukan di tengah banjir setinggi 20 sentimeter. Menurut Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono, Kamis (23/1) di Jakarta, dengan memakai lokomotif lama itu arus distribusi logistik dari Jawa Tengah dan Jawa Timur menuju Jakarta dan sebaliknya tetap bisa dijalankan. Arus angkutan peti kemas yang berisi aneka barang kelontong; kereta semen, pupuk, paket, dan bahan bakar menjadi tidak terganggu.

“Meskipun ada keterlambatan waktu tiba sekitar satu jam, yang pasti perjalanan kereta api menjadi tidak terganggu,” kata Sugeng.

Banjir yang menggenangi beberapa stasiun dan lintasan kereta di beberapa wilayah di Jabodetabek menyebabkan antrean kereta yang cukup panjang. Sebab, untuk menghindari risiko kerusakan ataupun hal yang membahayakan, system persinyalan yang peka terhadap air terpaksa dimatikan sehingga beberapa perjalanan dinonaktifkan.

Bahkan, Sabtu pekan lalu, PT KAI terpaksa menghentikan perjalanan kereta batubara dari arah Merak karena lintasan di Tenjo, Maja, keropos terendam banjir. Selama dua hari itu sebanyak 5,6 juta ton batubara tidak terangkut. Namun, sejak Senin, tumpukan batubara tersebut sudah terangkut.

Sumber : Kompas, 24.01.14.

[English Free Translation]

An efforts to address the threat of paralysis of the national supply chains continue to be a variety of all parties. One was conducted by PT Kereta Api Indonesia to secure the logistics distribution lines in the middle of a great flood hit in the northbound lane (pantai utara or pantura) of Java by utilizing old hydraulic locomotive.

Saturday, January 25, 2014

[KU-025/2014] Jonan, Jokowi dan Jusuf Kalla

KOMPASIANA: Kalau kita perhatikan, liputan utama harian Kompas dari hari ke hari membahas hal utama yang sama yaitu masalah yang terkait dengan moralitas, korupsi, keberagaman, penegakan hukum dan juga kepemimpinan bangsa. Masuk ke bagian lain ke bagian opini, tulisan-tulisan yang ada pun sama terkait dengan hal-haldi atas.

Surat kabar ini tampaknya sangat gelisah melihat kondisi bangsa Indonesia, tampaknya sebagai pengawal demokrasi, pengawal kebebasan, para elit media tersebut melihat sesuatu hal yang mencemaskan yang kalau tidak direspon dengan cepat dan tepat dapat menghambat kebebasan, keadilan dan kesejahteraan bangsa.

Berbagai pandangan di kemukan oleh berbagai kalangan di harian tersebut baik ahli politik, hukum, ekonomi, sosial, sejahrawan termasuk juga tokoh-tokoh agama. Mereka semua khawatir dengan cara pemerintah mengelola negara ini, mereka cemas dan juga gemas dengan cara pemimpin nasional mengatasi masalah. Masalah-masalah yang ada, tidak diselesaikan, cenderung didiamkam bahkan kalau bisa dihindarkan.

Kasus marahnya Harrison Ford (HF) kepada Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan adalah sebuah kenyataan yang harus dipahami oleh penggelola negara ini, bahwa kekhawatiran, kegelisahan dan kegemasan pun akan memuncak ketika kenyataan ada di depan mata. Sebagai bangsa mungkin kita bisa tersulut oleh kepongahan HF di dalam menyatakan pandangannya, namun dibalik kepongahan itu ada sebuah kebenaran yang terucap, ada sebuah kegelisahan terpendam dan jawaban atas pertanyaan aktor dunia tersebut mungkin di respon dengan begitu formal, standar, basa-basi model pejabat pemerintah pada umumnya.

HF, tentu bukan orang Indonesia,yang terkadang rasa tidak enaknya, ewuh pakewuhnya begitu besar apalagi menghadapi seorang pejabat. Sebagai aktor kawakan yang ditugaskan didalam pembuatan film tentang perlindungan hutan, film dokumentar berjudul “Years of Living Dangerously” tampaknya ia tidak habis mengerti ketika pertanyaannya tentang mengapa para perambah hutan di Taman Nasional Tesso Nilo di Riau dibiarkan saja oleh negara merusak hutan. 

HF, tampaknya ingin jawaban yang lugas, misalnya “yah akan kami larang, akan kami tangkap”, bukan jawaban bijaksana yang terlalu luas, mutar-mutar yang tidak ia pahami. Sebagai orang Amerika, mungkin ia merasa di bodohi atau ia merasa jawaban sang menteri adalah jawaban basa-basi, karena kenyataannya jauh dari apa yang ia lihat. Sebagai Menteri, Zulkifli Hasan tampaknya ingin mendapat pengertian dari pewawancara bahwa banyak sekali faktor yang harus diperhatikan sebelum menangkap para perambah hutan tersebut.


Inilah khas penyelenggara negara kita, senangnya membiarkan sesuatu, membiarkan masalah, sama juga ketika kita membiarkan para pedagang kaki lima mengkooptasi jalan dibanyak tempat di negari ini dan ketika kenyataannya mereka semakin banyak, semakin membesar besar kita pun bingung menyelesaikannya. Para perambah hutan pun tampaknya demikian.

Coba, juga kita tengok masalah penjara di Indonesia, menjadi begitu rumit masalahnya ketika dari dulu segala kebrengsekan di biarkan ada disana, maka ketika Deny Indarayana dengan semangat 45 nya mencoba memperbaiki penjara, ia kebingungan, keteteran mungkin juga stres dengan berbagai masalah yang dihadapinya, siapa bisa menyangka lapas Narkoba Cipinang, sebagai tempat menahan orang-orang yang melakukan penyalahgunaan narkoba, bisa menjadi tempat membuat narkoba? Juga tempat bercinta?. Nyatanya tidak ada yang tidak bisa dilakukan para napi, selama mereka mau mengeluarkan uang.

Ada banyak hal yang mencemaskan di negeri ini, namun para pengelola negara meresponnya sebagai hal yang biasa, seolah bangsa ini berjalan hanya sampai batas usia mereka, seolah tidak ada generasi penerus yang tidak akan menerima hal negetif perilaku mereka.

Mereka tidak ada yang gelisah dan ketika gelisahan itu terlihat di luar, di luar struktur-struktur kekuasaan negara, mereka tidak menggangapnya. Nyatanya gelisahan itu bukan hanya milik kita orang Indonesia, seorang sekelas HF bisa melihat hal tersebut dan ia marah. Dapat dibayangkan bagaimana emosionalnya HF seandainya ia diberikan kesempatan untuk menyelami berbagai kehidupan bangsa yang lainnya, misal kehidupan birokrasi negara, kehidupan penegakan hukum, kehidupan keberagaman di negara ini. Ia mungkin akan sesak, mungkin juga stress, bagusnya ia bukan orang Indonesia, yang terbiasa melihat ketidakberesan berlangsung dinegara ini.

Menyelesaikan Masalah
Di Harian Kompas, Jumat tanggal 13 September, di halaman 4 ada berita tentang diskusi yang bertajuk “Pemimpin Yang Menyelesaikan Masalah” dari tajuk diskusinya jelas bahwa fungsi pemimpin adalah menyelesaikan masalah. Nyatanya begitu banyak masalah yang dibiarkan berkembang biak di Negara ini.

Seharusnya yang kesal, emosi dan marah dengan kondisi TN Tesso Nilo yah presiden, bukan seorang Harrison Ford, presiden sebagai orang yang mengangkat menteri berhak tahu kondisi TMTN, bukankah ia mempunyai kaki tangan yang begitu banyak, apakah namanya penasehat, staf ahli dan lain-lain, kalau ia mengetahui seharusnya ia menegur sang menteri kalau perlu dengan sikap yang emosional sekalipun, bukannya emosional yang berlebihan ketika orang atau anak-anak tidak menyimak, tertidur ketika ia berpidato dengan gayanya yang formal.

Tampaknya ia perlu bertanya kepada Menhut, apakah ia pernah pergi ke Taman Nasional Tesso Nilo, kalau belum, suruh ia kesana, kerja dari sana. Menjadi pemimpin tidak boleh pemarah, tetapi ia pantas marah ketika melihat sesuatu yang tidak beres, ia harus kesal ketika melihat sesuatu yang buruk, maka adalah sangat bagus seandainya SBY mau menampakan kekesalan, kemarahan dengan perilaku korup para perwira polisi di negeri ini. Ia harus berani menegur dan mengingatkan. Ia harus berani menampakan ketidaksukaan atas perilaku tersebut sehingga orang tidak akan bermain-main dengan jabatannya.

Bila di Negara ini segala sesuatu di biarkan, diendapkan dengan berbagai pertimbangan yang terkesan bijaksana, maka kita hanya akan menunggu waktu ke depan bahwa hal ini akan menjadi ledakan yang tidak dapat diduga, maka seorang pemimpin tugasnya adalah menyelesaikan masalah dengan segala resiko apapun.

Dalam contoh kasus kepemimpinan yang menyelesaikan masalah kita bisa lihat pada beberapa tokoh, kita bisa belajar dari CEO KAI, Bapak Ignasius Jonan, walaupun kepemimpinannya belum membuat pelayanan kereta api di Indonesia bagus seratus persen, setidaknya masyarakat bisa melihat bahwa sebagai pemimpin ia berusaha menyelesaikan masalah yang ada, salah satu masalah yang besar adalah para pedagang kaki lima di peron-peron kereta api di seluruh Jabodetabek, kalau seandainya ia berlindung dengan berbagai alasan bijak misalnya; rasa kemanusian, pelangaran HAM, perlawanan dari dalam dan luar, pekerjaan, kehilangan pendapatan dll maka sudah barang tentu PKL yang ada di peron-peron kereta api yang menggangu penumpang tidak jadi dibersihkan dan tidak ada perubahan.

Sekarang peron-peron kereta api di wilayah Jabodetabek lebih nyaman, bisa kita bayangkan kalau seandainya Ignasius Jonan, berlindung dibalik alasan-alasan bijaksana seperti Menhut, pasti tidak ada keberanian untuk melakukan tindakan, tidak ada keberanian untuk menyelesaikan masalah, sebagai pemimpin KAI, tentu keputusan Ignasius Jonan di latar belakangi kepentingan yang lebih luas yang jauh kedepan ia tampaknya paham bahwa tindakanya lebih banyak manfaatnya daripada mudaratnya.

Masyarakat pun tahu bahwa tindakan membersihkan PKL dari peron-peron di Jabodetabek adalah hal yang tepat, maka tidak ada resistensi masyarakat, selain hanya para pedagang dan segelintir mahasiswa di stasiun UI, barangkali sebenarnya para mahasiswa itu pun tahu bahwa apa yang dilakukan KAI itu benar, apa yang mereka lakukan mungkin sekedar menunjukan eksistensi mereka.

Untuk contoh kasus yang lain adalah kegigihan Jokowi untuk membenahi Tanah Abang, membenahi para pedagang kaki lima yang mengkooptasi jalanan untuk berdagang, tanpa perlu kita ulangi apa yang dilakukan,kita bisa mengatakan bahwa Jokowi dan Ignasius Jonan telah berhasil menjalankan fungsi sebagai pemimpin yang menyelesaikan masalah.

Demikian juga dengan Jusuf Kalla (JK), kepemimpinan mampu menyelesaikan masalah, kita tahu bagaimana sepak terjangnya menyelesaikan masalah Aceh, konversi minyak tanah ke gas dan sebagainya, ia cepat bertindak, maka sloganya lebih cepat lebih baik, sangat populer sampai saat ini.

Saat ini, masyarakat khususnya di kota-kota semakin pandai melihat pemimpinnya, mereka membutuhkan pemimpin yang bergerak, tidak peduli tampangnya pas-pasan, badannya kecil, gelarnya sedikit, macam JK, Jokowi dan Jonan, mereka kecil-kecil tapi nyalinya besar, lebih besar dari seorang jenderal gagah sekalipun. Ketertarikan kita bukan karena gaya bicaranya top markotop dan sistematis, tapi karena mereka mampu melakukan perubahan, bukankah pemimpin sejati di nilai dari perubahan yang dilakukannya.

Persis seperti kata John C. Maxwell dalam bukunya yang berjudul “Developing The Leader Within You Workbook” bahwa tes akhir dari kepemimpinan seseorang adalah menciptakan perubahan yang positif”. Untuk menciptakan perubahan seorang pemimpin harus bergerak, harus bertindak dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya bukan mendiamkan.

Sumber : Kompasiana, 16.09.13. Penulis : Zaldy.

[English Free Translation]
An article that highlights the meaning of leadership. Anyone who is elected to a real example, reflect that in this country there is still a hope for the growth and development of a country called INDONESIA. Nothing is impossible.

Friday, January 24, 2014

[KU-024/2014] Produksi Batu Bara 2014 Diproyeksi Capai 400 Juta Ton

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan produksi batu bara pada 2013 mecapai 421 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi 7,6% dari target pemerintah tahun lalu yaitu 391 juta ton.

"Kebutuhan akan batu bara sangat tinggi sehingga tahun ini kemungkinan juga akan mencapai 400 juta ton," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM R. Sukhyar, Rabu (22/1/2014).
Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Bob Kamandanu mengatakan untuk memenuhi kapasitas produksi dalam negeri, produsen batu bara bersedia membangun pembangkit listrik tenaga uap asalkan izin mendirikan pembangkit tersebut dipermudah.
Mengenai cuaca ekstrem akhir-akhir ini, Bob mengatakan kendala cuaca telah diperhitungkan oleh setiap pengusaha. Pada bulan-bulan tertentu, di mana cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan pengapalan, pengusaha mengurangi saparuh produksi dari target produksi perbulan.
"Kondisi sekarang kurang lebih sama dengan kondisi tahun lalu, sehingga sudah diperkirakan," imbuhnya.
Harga batu bara acuan pada Januari 2014 tercatat US$81,90 per ton. Sejak Oktober tahun lalu, harga batu bara acuan mulai merangkak naik dari US$76,61 ton. Harga yang mulai merangkak naik ini diperkirakan bertahan hingga pertangahan tahun.
Sumber : Bisnis Indonesia, 22.01.14 / Kredit Gambar : Kompas.
[English Free Translation]

Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) said coal production in 2013 reached 421 million tons. The amount is 7.6% higher than the government's target last year which is 391 million tons.

Thursday, January 23, 2014

[KU-023/2014] KALOG Siap Investasi Rp282 Miliar

JAKARTA: PT Kereta Api Logistik, anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) menginvestasikan hingga Rp282 miliar untuk memperkuat sarana sekaligus membangun infrastruktur stasiun.

 Direktur Utama PT Kereta Api Logistik (KALOG) Rustam Harahap (sebagai info, beliau tutup usia tgl 12/01/14 dan info ini merupakan laporan yang tertunda) mengatakan dana investasi itu diperoleh dari suntikan induk perusahaan serta pinjaman perbankan.

Menurutnya, pihaknya tengah memfokuskan kinerja untuk mengembangkan berbagai infrastruktur dan kekuatan armada kereta api pengangkut.

Sesuai rencana kerja 2014, dia menjelaskan pihaknya fokus memperkuat posisi jasa logistik ketimbang melebarkan sayap usaha.

“Fokus hanya 5 pelayanan, di darat jasa kontainer dan jasa kurir, perawatan area, jasa pergudangan dan jasa depo. Jadi memang KALOG fokus ke pengembangan angkutan saja”, katanya kepada Bisnis, Minggu (12/01).

Awalnya, paparnya, pihaknya juga bakal menggarap usaha forwarder tetapi belum disetujui pemegang saham (PT KAI).

Rustam memaparkan investasi Rp282 miliar berasal dari suntikan perusahaan induk sebesar Rp64 miliar, dana cadangan Rp104 miliar dan dana pinjaman perbankan.  “Pinjaman Bank BRI itu Rp114 miliar,” tegasnya.

Pada tahun ini, lanjutnya, KALOG siap mengucurkan banyak investasi untuk membangun ban berjalan (conveyor belt) guna mendukung angkutan batubara dan kontainer, serta alat pengangkat kontainer yang disebut Reach Stacker (edited).

Selain itu, tambahnya, KALOG membutuhkan dana guna membangun infrastruktur pendukung stasiun bongkar-muat.

Perusahaan logistik yang didirikan tahun 2009 itu, paparnya, menggelontorkan dana miliaran rupiah untuk membebaskan lahan seluas 7,2 hektar di Sungai Lagoa (edited), Jakarta Utara, yang letaknya tak jauh dari Stasiun Tanjung Priok. Selain itu, KALOG juga membebaskan lahan seluas 4,9 hektar di Kalimas, Surabaya, Jawa Timur.

“Kami bebaskan lahan, sekaligus menyewa dari PT KAI, per hektar seharga Rp6 miliar di Sungai Lagoa (edited)”, paparnya.

Di lain sisi, terdapat rumusan pengembangan bisnis di luar Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2014”.

Rustam menyatakan KALOG tengah menjajaki kerjasama logistik dengan produsen Semen Jawa dan Semen Merah Putih. Tidak hanya itu, KALOG juga membuka peluang pengangkutan air dan gas.

“Kami dipercayakan Danone mengangkut air dari Cicurug, Bogor sampai Jakarta, serta pengangkutan LNG (liquified natural gas),” jelas Rustam. (Kahfi).

Sumber : Bisnis Indonesia, 13.01.14.

[English Free Translation]


PT Kereta Api Logistik (KALOG), a subsidiary of PT Kereta Api Indonesia (Persero) invest up to Rp282 billion to strengthen infrastructure facilities and stations.

Wednesday, January 22, 2014

[KG-022/2014] KALOG Peduli Banjir

JaKaRTa: Ibukota republik tercinta, kembali diterjang banjir. Bukan hanya pe-er buat Jokowi dan Ahok tetapi pekerjaan rumah bagi warga negara yang tinggal di Jakarta agar lebih disiplin dalam aturan membuang sampah dan tidak tinggal di daerah yang bukan peruntukannya.

Jauh dari situ aja kena banjir, apalagi yang dekat daerah aliran sungai Ciliwung, sudah pasti bila musim penghujan datang bakal jadi langganan banjir – begitu keyakinan warga yang sudah tinggal bertahun-tahun disana dan itu terbukti benar.

Rupanya, sebagian dari rekan-rekan kerja di PT Kereta Api Logistik (KALOG) pun ada yang terkena banjir sehingga perusahaan langsung merespon dengan memberikan bantuan seperlunya tapi yang sangat dibutuhkan.

Selain itu, para KALOGers (insan sesama rekan kerja) juga turut bersimpati dan membuat kencleng untuk bisa mengakomodir niatan rekan-rekan yang berniat meringankan beban bagi para pekerja yang terkena musibah banjir.

Setidaknya, berdasarkan catatan tim G.A, ada 8 (delapan) orang yang sudah dikirimi bantuan. Mereka adalah Legowo (porter), M. Asep (kerani), Arif Hidayat (kerani), Wahyu (porter), M. Soleh (porter), Amirudin (supir), Abdul Haris (kerani) dan Nurhadi (pengawal KA Bangunkarta).

Tim KALOG yang turun ke lapangan dipimpin VP HC, Legal & G.A, Karya Bakti Kaban didampingi Manager G.A Noviandri dan sejumlah staf terkait. 

Semoga bermanfaat ya. Sekecil apapun bentuk bantuan, bila dilakukan dengan tulus dan ikhlas, Insya Allah bisa memberikan manfaat. Secuplik dokumentasi (terlampir) untuk mengingatkan kepedulian perusahaan terhadap karyawan yang mendapat musibah.


Tetap semangat !

Sumber : KALOG / Foto : Faisal.

[English Free Translation]
Jakarta and other Indonesian regions hit by floods. No exception of workers who work in PT Kereta Api Logistik (KALOG), some are affected by the floods, causing the sympathy of the company. We care and we help.


[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...