Thursday, May 31, 2012

[KU-145/2012] Renegosiasi Kontrak Tambang : Pemerintah Mengklaim 15 Kontrak Selesai


JAKARTA : Pemerintah mengklaim telah selesai merenegosiasi total 15 kontrak tambang, terdiri dari 5 perusahaan mineral pemegang KK dan 10 perusahaan batu bara pemegang PKP2B.

Dirjen Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM Thamrin Sihite mengatakan pemerintah terus bekerja menjalankan amanat renegosiasi seperti yang tercantum dalam UU No.4 Tahun 2009 tentang Minerba.

"Tahun 2009 kita sudah mulai lakukan renegosiasi, kita amandemen beberapa pasal dalam KK dan PKP2B. Saat ini sudah ada 5 KK dan 10 PKP2B yang setuju untuk tandatangan amandemen," ujarnya di sela-sela acara Indonesia Mining Updates 2012, hari ini.

Thamrin merinci saat ini hasil sementara renegosiasi adalah untuk KK, sudah ada 9 perusahaan setuju seluruhnya, 23 perusahaan setuju sebagian, dan 5 perusahaan belum setuju seluruhnya dengan poin-poin renegosiasi.

Selanjutnya untuk PKP2B, sudah ada 62 perusahaan yang setuju seluruhnya (termasuk 2 perusahaan telah diterminasi) dan 14 perusahaan setuju sebagian dengan poin-poin renegosiasi.

Thamrin mengatakan hasil amandemen kontrak belum ditandatangani karena masih perlu adanya finalisasi,yakni pembahasan dan sosialisasi materi amandemen kontrak dengan seluruh kementerian dan instansi terkait selaku anggota Tim Evaluasi Penyesuaian KK dan PKP2B sesuai dengan Keppres No.3 Tahun 2012.

"Adanya Keppres itu untuk finalisasi, contohnya di Kemenkeu, apakah pajak akan berlaku prevailing law atau nailing down, ini yang masih kita finalisasi," ujarnya.(api)

Sumber : Bisnis Indonesia, 30.05.12.

[English Free Translation]
The government claims to have completed renegotiating a total of 15 mining contracts, the company consists of five holders KK and 10 holders of mineral coal companies PKP2B.

Director General of Mineral and Coal - Energy and Mineral Resources Ministry, Thamrin Sihite said the government continue to work running a mandate to renegotiate as set forth in Act 4 of 2009 on Mining sector.

[KG-144/2012] Tim BMSS Kunjungi Kertapati – 30/05/12


PALEMBANG: Sehubungan dengan rencana pemanfaatan jaringan rel kereta api (KA) sebagai moda transportasi di masa datang, utusan Bara Multi Group via BMSS menyambangi stasiun Kertapati (KPT), Palembang, Sumatera Selatan.

Kunjungan sangat singkat berlangsung hari Rabu 30/05 disaat usainya kegiatan bongkar KA SCT milik PT BAU di spoor 1 namun situasi yang dilihat oleh tim BMSS sekitar CY KPT dan lokasi spoor 2 serta akses jalan yang akan ditempuh menuju stockpile.

Seperti diketahui BMSS berencana menggunakan 1 slot KA per awal Juli mendatang dan persiapan di Stasiun Suka Cinta (SCT) sedang dalam proses namun untuk stasiun penerima muatan KPT masih dalam persiapan.

Sementara kontainer khusus BMSS pun sudah disiapkan di Merapi dan tinggal menunggu jadual uji-coba. Tunggu kabar selanjutnya ya.


Sumber : KALOG / Foto : Budi Susanto.

[English Free Translation]
In connection with the plan to use the railway network (KA) as a mode of transportation in the future, Bara Multi Group Bara via their affiliated PT. BMSS visited the station Kertapati (KPT), Palembang, South Sumatera on Wed 30/05.

Tuesday, May 29, 2012

[KG-143/2012] Progres 2 : Finalisasi Perakitan RS Kalmar - 28/05/12

ccc

[KG-142/2012] Progress 1 : Perakitan RS Kalmar Baru

PALEMBANG: Untuk barang baru, harus mendapat sorotan gak salah-salah banget. Makanya, saat Reach Stacker (RS) baru merek Kalmar yang sudah tiba di Kertapati (KPT) sejak minggu lalu, hari ini sudah memasuki tahap lanjutan, yakni memasang teleskop.

Beberapa waktu sebelumnya, KALOG bekerjasama dengan pihak PT. Indotruck sudah memasang berat beban di bagian belakang RS dan pemasangan teleskop hari ini cukup lumayan sekitar 3-4 jam. Mantabz !

Berikut ini foto yang menunjukkan hasil pemasangan teleskop. 


Rujukan info sebelumnya, terkait perjalanan RS baru, baca [KG-137/2012] Brandnew Reach Stacker Is Comin’.

Sumber : KALOG / Foto : Riestu Rimba.

[English Free Translation]
One unit brand new Reach Stacker (RS) that arrived in Kalmar Kertapati (KPT) since last week, this day (29/05) have entered the advanced stages, ie, put the telescope onto the body.

Sunday, May 27, 2012

[KG-141/2012] Kunjungan Dirkeu + VP OPS KALOG (28-29/05/2012)

PALEMBANG: Setelah lamo tak bersuo, akhirnya “sesepuh” PT. Kereta Api Logistik (KALOG) turun gunung, bersama tim baru (boleh dikata demikian). Direktur Keuangan, Soemartono, VP Operational Thoyibbudin dibantu 2 (dua) staf kepercayaan, Hadi Purwanto dan Fahmi.  

Datang di hari Minggu sore 27/05, kunjungan dinas berlangsung selama 2 hari yakni Senin (28/05) dan Selasa (29/05), menyisir Plaju, Kertapati hingga Suka Cinta. Semuanya untuk keperluan pemastian dan evaluasi pola operasi KALOG di Sumatera Selatan.

Di KPT memeriksa kondisi CY KPT, rencana perluasan / pengembangan emplasemen baru di gudang transit, rencana pemindahan kantor Sintelis PT KAI, spoor 3 dan 4 dan juga kondisi stockpile kpt serta kondisi Conveyor yang akan segera diperbaiki.

Sementara kunjungan ke SCT, berhasil merekam aktifitas KALOG disamping merapat dengan KS SCT, Pratomo tentang kegiatan lintas KA di stasiun SCT dan juga bentuk kerjasama yang selama ini dibangun, antara PT KAI, PT BAU dan PT KALOG.

Kunjungan tak melulu dengan pemantaun secara fisik tetapi juga mendiskusikan berbagai hal yang selama ini cukup menyedot perhatian antara area dan kantor pusat. Syukur alhamdulillah semua sudah diakomodir dan tinggal menggodok lebih matang di JRC.

Berikut ini catatan dan dokumentasi perjalanan tim kantor pusat KALOG (JRC) untuk sama-sama diketahui.
Sumber : KALOG / Foto : Budi Susanto.

[English Free translation]
After meeting, eventually "sesepuh" PT. Kereta Api Logistics (KALOG) down to the earth, as doing biz trip as usual. The JRC team consists of :  Director of Finance, Soemartono, VP Operational Thoyibbudin assisted 2 (two) staffs: Fahmi and Hadi Purwanto.


Saturday, May 26, 2012

[KU-140/2012] Kembali, Jalan TAA Diperbaiki


TAA – Enam Perusahaan Terminal Khusus Batubara yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha  Terminal Khusus Batubara Banyuasin (GPTKB), kembali melakukan pemeliharaan (perbaikan,red) Jl Tanjung Api-Api (TAA) mulai dari simpang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II hingga km 50. Pemeliharaan ini membutuhkan waktu sekitar satu bulan.

Adapun keenam perusahaan tersebut, meliputi PT Sinar Mas Jaya (SMJ), PT  Swarna Dwipa Dermaga Jaya (SDJ), PT Cakrawala Sejahtera Sejati (CSS), dan PT Dina Rana Petrojasa (DRP). 

“Pemeliharaan Jl TAA dilakukan dengan cara seluruh lubang ditimbun dengan batu split klas A, lalu diratakan dengan menggunakan alat grader dan fibro,” ujar   Ir Hasan, ketua GPTKB melalui Drs H Ujang Sai Yasak sekretaris GPTKB, kemarin (24/5). Ia mengaku, pemeliharaan Jl TAA, yang menelan biaya satu miliar ini, adalah yang kedua kalinya. 

Pertama, pihaknya telah melakukan pemeliharaan jalan penghubung Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang pada November 2011 lalu.Pada pemeliharaan yang kedua ini, pihaknya akan terlebih dahulu menimbun seluruh lubang dengan batu split hingga padat. 

“Insya Allah, setelah setengah tahun, akan dilakukan penyiraman aspal di sepanjang Jl TAA,” tegasnya.Pemeliharaan kali ini, lanjutnya, guna menjawab keluhan masyarakat atas rusaknya Jl TAA. Bila jalan telah mulus, masyarakat lebih mudah membawa hasil bumi, seperti kelapa dan padi untuk dijual ke Kota Palembang.

“Kami pengusaha batubara juga diuntungkan bila kondisi Jl TAA mulus. Ini dikarenakan, seluruh mobil yang mengangkut batu bara bisa tepat waktu masuk ke dermaga dan diangkut menggunakan tongkang,” tegasnya.Humas GPTKB, Syarkowi SH, menambahkan, organisasi GPTKB adalah wadah bagi keenam pengusaha terminal khusus batubara di Jl TAA. 

“GPTKB dibentuk pada April 2012 lalu. Organisasi ini akan berfungsi mendekatkan diri antara pengusaha dan masyarakat melalui kegiatan bakti social, pasar murah, dan pemeliharaan Jl TAA ini,” pungkasnya. (yud/ce4)

Sumber : Sumatera Ekspres, 24.05.12.

[English Free Translation]
Six Special Coal Terminal Company belongs to Gabungan Pengusaha  Terminal Khusus Batubara Banyuasin (GPTKB), re-do the maintenance (repair, editor) Jl Tanjung Api-Api (TAA) from the intersection of Sultan Mahmud Airport Badaruddin (SMB) II until mile 50. This maintenance takes about one month.

[KU-139/2012] Bea Keluar Tambang Sumbang Kas Negara US$8 Miliar—US$10 miliar


JAKARTA: Penerapan bea keluar untuk 14 komoditas tambang mineral berpotensi menambah penerimaan negara sebesar US$8 miliar—US$10 miliar per tahun.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan potensi penerimaan negara dari pengenaan bea keluar untuk 14 jenis tambang mineral sebesar US$8-10 miliar per tahun.

"Belum final, tapi bisa saja sekitar US$8-10 miliar kan bisa," kata Hatta di kantornya  hari ini Senin 07 Mei 2012.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, penerimaan bea keluar pada 2011 mencapai Rp28,85 triliun yang 90-95% berasal dari bea keluar minyak sawit mentah (CPO). Komoditas penyumbang bea keluar lainnya, a.l. kakao, kayu, dan kulit.

Hatta menegaskan, pengenaan bea keluar ini tidak semata-mata untuk mendapatkan tambahan penerimaan, tetapi untuk menahan agar tidak terjadi over eksploitasi produksi dan mendorong pengembangan industri hilir.

Pasalnya, kata Hatta, sepanjang April lalu, produksi nikel digejot hingga 800% dari produksi normal, menjadi 4,5 juta ton. Nikel merupakan salah satu dari 14 komoditas tambang mineral yang akan dikenakan bea keluar. Selain nikel, bea keluar juga akan dikenakan pada tembaga, emas, perak, timah, timbal, kromium, molybenum, platinum, bauksit, bijih besi, pasir besi, mangan, dan antimon.

Pemerintah, kata Hatta, tidak khawatir terhadap dampak bea keluar terhadap kinerja ekspor. "Tidak ada dampak terhadap volume ekspor karena selama ini komoditasnya tinggi sekali," ujarnya.

Namun, Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Satwiko Darmesto mengatakan sumbangan ekspor dari komoditas tambang mineral sebesar 16,82% dari realisasi ekspor pada kuartal I/2012 sebesar US$48,53 miliar.

"Tentunya akan menekan ekspor bila perusahaan-perusahaan terkena aturan tersebut. Kita lihat 3 bulan lagi," ungkap Satwiko ketika dihubungi Bisnis.

Berdasarkan data BPS, sepanjang Januari-Maret 2012 nilai ekspor tembaga mencapai US$825,51 juta, timah US$536,15 juta, dan nikel US$131,40 juta. Ekspor 3 komoditas tambang ini cenderung menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan persentase penurunan 15-50%.

Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro membenarkan tarif bea keluar yang diterapkan untuk 14 komoditas tambang mineral sebesar 20%.

"Minggu-minggu ini [Peraturan Menteri Keuangannya] keluar," kata Bambang. (sut)

Sumber : Bisnis Indonesia, 07.05.12.

[English Free Translation]
Application of the Bea Keluar (BK) for 14 mineral commodities potentially increase state revenues of U.S. $ 8 billion-US $ 10 billion per year.

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...