Tuesday, April 19, 2011

[KU-013/2011] Sumatera Selatan Jadi Lumbung Energi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Sumatera Selatan akan dijadikan sebagai daerah pemasok bahan baku energi bagi pulau Sumatera dan sekitarnya. Ini memungkinkan karena Sumatera Selatan merupakan lumbung batu bara, gas, dan coal bed methan atau CBM.

"Sumatera Selatan adalah gudangnya batubara, namun belum satupun pembangkit listrik bertenaga batubara di sini. Jadi ini bisa dikembangkan dalam konteks koridor ekonomi, sehingga Sumatera Selatan bisa digunakan sebagai pemasok energi yang bisa disebarkan ke seluruh Sumatera," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan hal tersebut di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (20/3/2011).

Menurut Hatta, Sumatera Selatan juga akan mengembangkan pelabuhan ekspor di Tanjung Api-api. Pelabuhan ini akan menjadi pintu keluar bagi ekspor batubara, karet, dan minyak kelapa sawit.

"Selain itu, kami juga akan mengembangkan industri petrokimia yang berbasiskan gas di sana. Ini dilakukan dengan menarik investasi dari China dan Jepang untuk membangun jalan kereta api berjalur ganda yang menghubungkan Tanjung Api-api dengan Tanjung Enim," katanya.

Hatta menyebutkan, stok batubara yang dimiliki Sumatera Selatan kini mencapai 50 miliar ton. Atas dasar itu, Sumatera Selatan harus membangun pembangkit listrik tenaga batubara yang dapat menyalurkan daya listrik hingga ke Jawa. 

"Penyaluran listrik itu bisa dilakukan dengan kabel bawah laut, sehingga Jawa bisa mendapatkan pasokan listrik ketika terjadi kelangkaan," katanya.

Selain batubara, pemerintah juga tengah mempertimbangkan pengembangan CBM di Sumatera. CBM adalah gas alam dengan dominan gas metana dan disertai oleh sedikit hidrokarbon lainnya dan gas non-hidrokarbon dalam batubara hasil dari beberapa proses kimia dan fisika.

CBM sama seperti gas alam konvensional yang kita kenal saat ini, namun perbedaannya adalah CBM berasosiasi dengan batubara sebagai source rock dan reservoirnya. Sedangkan gas alam yang kita kenal saat ini, walaupun sebagian ada yang bersumber dari batubara, diproduksikan dari reservoir pasir, gamping maupun rekahan batuan beku.

Sumber : Kompas, 20.03.11.

Monday, April 18, 2011

[KG-012/2011] Kontainer Angkutan Batu Bara




Wilayah Sumatera Selatan memang menyimpan potensi besar sumber daya alam, karenanya tengah diupayakan untuk mencari solusi terbaik agar semua pihak tidak dirugikan. Pengusaha aman, masyarakat nyaman dan pemerintah bisa menikmati pajaknya.





Walau angkutan batu bara perusahaan pelat merah (baca: BUMN) saat ini sudah berjalan dengan menggunakan kereta Babaranjang (batu bara rangkaian panjang), di sisi lain ada juga pihak swasta yang berkreasi mengembangkan metoda angkutan via kontainer (peti kemas).



Disebut inovasi, kelihatannya terkesan wah banget. Namun untuk menghargai segala jerih payah dalam upaya mewujudkan angkutan barang, khususnya batu bara, kita gunakan istilah improvisasi ato perbaikan media moda angkutan.



Awalnya, kontainer angkutan batu bara ini dibuat sesuai standar yang berlaku dalam industri pelayaran, yakni tinggi 2,3 meter; lebar 2,3 meter serta panjang 6 meter. Seiring perjalanan waktu, timbullah ide modifikasi.



Seperti kita ketahui, angkutan batu bara menggunakan beberapa moda, semisal truk ato kereta api. Nah, saat ini angkutan batu bara di jalan raya cukup mengganggu arus lalu lintas di rute tertentu akibat panjangnya konvoi angkutan komoditas yang tengah naik daun ini.




Dengan tetap mengandalkan twist-lock sebagai faktor penting pengamanan dalam angkutan, pihak transporter maupun produsen batu bara berupaya mencari moda terbaik dan mencoba berbagai ukuran yang dipakai, mulai standar, prototipe sampai disain ideal.



Lebar dan panjang tak mengalami perubahan berarti namun untuk tinggi dipapas sedikit agar mobilitas alat berat maupun kereta api bisa lebih fleksibel. Tingginya, sedikit lebih rendah dari standar tinggi kontainer yang 2,3 meter dan bisa dijangkau oleh pria dewasa.



Acung jempol untuk usaha keras mencipta kontainer yang lebih membumi. Bila ada perkembangan informasi untuk ikut mensukseskan angkutan komoditas di Sumatera Selatan, kita akan sharing dengan Pembaca.

Congrats.

Sumber : Liputan Khusus / Foto : RAM.

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...