Monday, January 20, 2014

[KU-020/2014] Perubahan Pada Budaya Kerja, Profesional, Dan Investasi Jadi Fokus Manajemen PT KAI Saat Ini

JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) sedang gencar melakukan transformasi usaha. Ada tiga aspek yang disasar.

"Tiga hal ini, budaya kerja, profesionalitas, dan investasi menjadi fokus manajemen untuk menjadikan PT KAI sebagai perusahaan pelayanan jasa yang berkualitas dan berorientasi pada kepuasan pengguna jasa kereta api," kata Direktur Logistik dan Aset Produksi PT KAI, Joko Margono (foto, sebelah kiri), ketika menjadi panelis dalam Kongres Kebangsaan Forum Pemred: Menggagas Kembali Haluan Bangsa Menuju 100 Tahun Indonesia, di Jakarta, Selasa (10/12) malam.

Menurut Joko, pada tataran pertama, KAI melakukan transformasi bisnis dengan mengubah cara berpikir (mindset). Yakni mengalihkan cara pikir yang berorientasi pada produk menjadi "marketing oriented" atau berorientasi pada pasar.

Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan mengirim 35 karyawan KAI setiap tiga bulan ke Prancis dan sejumlah negara lain. Tujuannya, untuk menimba ilmu soal teknologi dan pelayanan perkeretaapian. Selain itu, PT KAI juga mengirimkan 150 pegawai dari masinis hingga penjaga pintu perlintasan untuk berguru ke negeri China mempelajari sistem pengoperasian perkeretaapian.

"Sejalan dengan peningkatan kualitas SDM, kami juga mengimbanginya dengan menaikkan remunerasi 5-6 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir," ujar Joko Margono.

Dari sisi pembenahan budaya lama, KAI melakukan pembersihan, terutama bagi karyawan yang dinilai "nakal" dengan memecat secara tidak hormat, termasuk dengan menawarkan pensiun dini.

"Demi mendapatkan tenaga andal, KAI juga merekrut pegawai baru dari kalangan profesional mulai dari petugas informasi teknologi hingga tingkat auditor," ujar Joko.

Adapun langkah ketiga, menurut dia, KAI melakukan investasi berkelanjutan dalam jumlah besar-besaran untuk perbaikan infrastruktur, pengadaan alat operasional seperti gerbong-gerbong dan piranti persinyalan kereta api. Pada 2014, KAI setidaknya menganggarkan dana sekitar Rp 6 triliun untuk itu.

Pembangunan fisik juga tercermin dari perbaikan gedung dan stasiun-stasiun dengan membongkar ribuan kios dan menyediakan lahan parkir, serta pengadaan untuk peningkatan fasilitas layanan seperti tiket elektronik.

Menurut Joko, sederet pengembangan PT KAI yang masih menunggu antara lain, mulai dari peningkatan pelayanan kereta api di Bandar Udara Kualanamu, kereta api batu bara di Sumatra Selatan, memperpanjang jaringan kereta rel listrik Jabodetabek hingga Cikampek dan menambah hingga 10 rangkaian. Selanjutnya, membangun kereta api di Bandara Soekarno-Hatta yang tengah dipersiapkan untuk tender, serta menambah kereta barang Jakarta-Surabaya seiring pengoperasian jalur rel ganda.

Upaya pengembangan infrastruktur tersebut, ujar Joko, diharapkan perbandingan kontribusi angkutan penumpang dibandingkan angkutan barang akan mencapai 40:60. Saat ini, perbandingannya: 60:40.

"Bahkan, jika double track Jakarta-Surabaya selesai, angkutan barang bisa meningkat hingga 200 persen," dia menegaskan.

Menurut Joko, transformasi KAI yang mulai dilakukan sejak 2009 itu mulai membuahkan hasil, tercermin dari kinerja keuangan yang terus membaik. Pada 2008, PT KAI mencatat kerugian sebesar Rp 80 miliar, namun pada 2013 diperkirakan membukukan untung sebesar Rp 460 miliar. Ini naik dari tahun 2013 yang diproyeksikan sebesar Rp 386,09 miliar.

Sumber : Antara / SHnews, 11.12.13 / Kredit Foto : Bhinneka.tv.

[English Free Translation]

PT Kereta Api Indonesia (KAI) is aggressively transforming effort. There are three aspects of being targeted :: work culture, professionalism and investment.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...