Wednesday, October 10, 2018

[KU-xxx/2018] Ini Tantangan Penerapan Blockchain di Sektor Logistik


Bisnis.com, JAKARTA - Penerapan teknologi blockchain untuk sektor logistik dan supply chain dinilai memiliki kompleksitas yang lebih rumit dan tinggi dibandingkan dengan sektor lain.

Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional Kemenko bidang Perekonomian Erwin Raza mengatakan blockchain berkaitan erat dengan transparansi data dan informasi sehingga perlu adanya tingkat kepercayaan yang tinggi.

"Jadi, komunitas bisnis yang sepakat membentuk blockchain itu, harus terlebih dahulu membangun trust di antara mereka. Untuk itu, mereka semua berada dalam level playing field dan platform yang sama. Kalau tidak, blockchain sulit terbentuknya," katanya, Selasa (9/10/2018).

Menurutnya, hal itu berbeda dengan sektor bisnis lain, misalnya, perbankan yang memiliki standar service level dan aturan yang baku. "Mungkin di sektor perbankan lebih mudah membangun blockchain. Sementara pada industri logistik dan supply chain lebih rumit dan kompleksitasnya tinggi," ujarnya.

Dia juga menyinggung terkait penerapan awal blockchain di sektor ini mengingat apabila berbicara supply chain (rantai pasok) dari sisi perusahaan, terdiri dari berbagai entitas bisnis mulai dari pemasok, manufakturing, distribution center, wholesaler, retailer dan konsumen akhir.

Menurutnya, di antara proses supply chain tersebut terdapat pula komunitas penyedia jasa logistik, 2PL, 3PL, yang bergerak di bidang transportasi, pergudangan, finance, dan informasi, bahkan 4PL yang bertindak sebagai integrator.

"Nah, dari mana kita mulai membentuk blockchainnya. Apakah untuk seluruh proses supply chain tersebut atau hanya untuk titik-titik tertentu saja. Misalnya, blockchain untuk jaringan pemasok saja, atau manufacturing saja," katanya.

Hal ini perlu menjadi pertimbangan penting karena masing-masing terdiri dari entitas yang banyak dan mempunyai kepentingan yang berbeda.

Terkait blockchain yang bisa menekan biaya logistik, dia memandang bisa saja apabila blockchain tersebut bisa dibangun di antara komunitas logistik tersebut yang membuat transparansi bisnis akan lebih nyata dan implikasinya biaya logistik lebih efisien. 

"Pertanyaannya bisa gak blockchain dibangun untuk sektor logistik, saya belum bisa menjawabnya," kata dia.

Sumber : Bisnis, 10.10.18.

[English Free Translation]
The implementation of blockchain technology for the logistics and supply chain sectors is considered to have more complex and high complexity compared to other sectors.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...