Tuesday, February 26, 2013

[KU-056/2013] Rugi Miliaran Rupiah


PALEMBANG – Banjir yang melanda beberapa daerah di Sumsel belakangan ini tidak hanya menggenangi permukiman warga. Ada puluhan titik jalan, khususnya jalan nasional yang tergenang banjir. Akibatnya, terjadi kerusakan yang memerlukan pemeliharaan maupun perbaikan segera.
    
Adanya kerusakan ruas jalan nasional diungkap Kepala SNVT Wilayah I Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah III, Ir H Junaidi kepada koran ini. ”Kalau dilihat persentasenya dari total panjang jalan lintas timur (Jalintim) dan jalan lintas tengah (Jalinteng) yang mencapai 650 km memang kecil. Tapi kalau dilihat panjangnya, sekitar 4 km,” ungkapnya.
    
4 km ruas jalan nasional yang rusak itu tersebar pada puluhan titik, di sejumlah kabupaten/kota di Sumsel. Terbanyak, kata Junaidi, ada di ruas Sekayu (Muba) – Muara Beliti (Mura). ”Ada 52 titik jalan nasional yang tergenang dan harus diperbaiki,” ucapnya.
    
Kerusakan cukup parah juga terjadi di Celika, OKI dengan panjang total dari beberapa titik rusak sekitar 400 meter. Lalu di kawasan Inderalaya, dari Terminal Karya Jaya, Meranjat dan lokasi lain. ”Saat jalan terendam banjir, terjadi perlemahan pada konstruksi aspal. Kalau sudah begitu, akan mudah sekali rusak. Mau tidak mau harus diperbaiki,” beber Junaidi.
    
Nah, penanganan jalan pascatergenang banjir inilah yang cukup berat. Pasalnya, diperlukan dana yang tidak sedikit. Dikatakannya, untuk pemeliharaan saja dengan melakukan overlay (pengaspalan) dibutuhkan sekitar Rp800 juta per 1 km. ”Kalau dikali 4 km, ya seitar Rp3,2 miliar. Tapi jika harus diperbaiki/peningkatan kualitas jalan, maka untuk 1 km diperlukan dana sekitar Rp2,5 miliar,” tuturnya.
    
Dengan kata lain, jika diperlukan pemeliharaan dan atau perbaikan, paling tidak diperlukan anggaran Rp10 miliar. Itulah kira-kira kerugian yang diderita negara akibat banjir yang melanda Sumsel, khususnya untuk kerusakan Jalintim dan Jalinteng. Tak hanya jalan, kerusakan akibat banjir juga terjadi pada jembatan. Salah satunya di ruas Jalinteng, yakni jembatan di Kecamatan Lawang Wetan, Muba.
    
Dimana untuk membangun kembali jembatan permanen dari beton, diperlukan anggaran sekitar Rp3,5 miliar. Ditambahkannya, pemeliharaan dan perbaikan akan dilakukan secepatnya setelah banjir surut. Dana yang ada saat ini mungkin tidak mencukupi sehingga pihaknya, ucap Junaidi, akan mengajukan tambahan anggaran ke pemerintah pusat. ”Perlu dana tambahan, sekitar Rp3-4 miliar lagi,” tukasnya.
    
Sementara itu, dalam rencana anggaran 2014, Pemprov Sumsel tampaknya akan memokuskan pembangunan pada sektor infrastruktur jalan. Arah program itu diungkapkan Kepala Bappeda Sumsel Yohanes H Toruan, belum lama ini.
    
“Dari rencana APBD Rp7 triliun tahun depan, disepakati kalau Rp1,5 triliunnya khusus untuk pembangunan jalan,” jelasnya. Dana yang nominalnya dua kali dari alokasi anggaran tahun ini diperuntukkan sepenuhnya untuk pembangunan dan perbaikan jalan. Termasuk kemungkinan pemeliharaan jalan nonstatus, seperti Jl TAA. ”Pada 26 Februari kita akan bertemu Bethel, konsultan yang mendesain TAA untuk negosiasi kembali dan melakukan studi kelayakan ulang,” bebernya. (tha/cj6/ce2)  


Sumber : Sumatera Ekspres, 25.02.13.

[English Free Translation]
Floods that hit several areas in South Sumatera lately not only inundate settlements. There are dozens of waypoints, particularly national roads flooded. As a result, any damage that requires maintenance or repairs soon.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...