Thursday, November 22, 2012

[KU-279/2012] APBI: Produksi Batu Bara 2013 Akan Tertahan


JAKARTA: Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyatakan pada 2013 produksi batu bara akan tertahan.

Ketua Umum APBI Bob Kamandanu mengatakan pada 2013 produksi batu bara akan tertahan lantaran banyak pemain kecil yang tidak lagi bermain di bisnis batu bara.

"Produksi akan tertahan, tapi bukan karena pemain besar tidak bertambah. Ini karena hilangnya pemain-pemain kecil," kata Bob di sela-sela acara Investment Coal 2012 di Jakarta, Selasa (6/11).

Menurutnya, produksi batu bara tahun 2013 akan flat. Artinya tidak akan banyak berubah dari produksi 2012. Jika tahun ini diprediksikan produksi batu bara mencapai 340 juta ton, kemungkinan tahun depan juga akan berkisar di angka tersebut. Dia mengatakan produksi lebih baik ditahan karena harga sedang rendah.

"Lebih baik ditahan sampai harga tinggi. Tertahan soalnya banyak perusahaan tambang yang muncul belakangan pada tutup, mereka yang ekspektasinya marjin besar," jelasnya. Bob mencontohkan di Jambi, dari 32 perusahaan hanya tersisa 4 perusahaan. Itu pun, lanjut Bob, mereka sudah berusaha dengan keras. Apalagi Kalimantan Selatan yang sebenarnya bagus untuk market dan industri. 

Produksi batu bara 2013 akan flat dan tertahan. Begitu juga dengan alokasi batu bara untuk kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO). Sebelumnya, Pemerintah memangkas alokasi batu bara untuk kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) tahun ini sekitar 15 juta ton, dari rencana semula 82,07 juta ton menjadi hanya 67,25 juta ton.

"Tahun 2013 akan tetap DMO dengan tahun ini, karena outoputnya tetap. Saya lebih melihat pada ekspektasi dan realisasi permintaan batu bara."

Pada 31 Oktober 2012, pemerintah menerbitkan Kepmen ESDM No.909.K/30/DJB/2012 tentang Perubahan atas Kepmen ESDM No.1991 K/30/MEM/2011 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batu bara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2012. 

Kepmen tersebut ditandatangani oleh Dirjen Mineral dan Batu bara Thamrin Sihite atas nama Menteri ESDM. Kepmen itu juga ditembuskan kepada Presiden RI, Wakil Presiden RI, Menteri ESDM, Menko Perekonomian, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Perindustrian. 

Dalam kepmen yang baru, perkiraan kebutuhan batu bara untuk kepentingan dalam negeri tahun ini direvisi menjadi 67,25 juta ton dari semula 82,07 juta ton. Dengan demikian, persentase minimal penjualan batu bara domestik oleh badan usaha pertambangan batu bara juga direvisi menjadi 20,47%, dari sebelumnya 24,72%. Ada pun produksi batu bara tahun ini diperkirakan sekitar 332 juta ton.

Sementara mengenai harga batu bara, diharapkan pada semester dua tahun depan harga batu bara akan kembali mencapai titik temu. "Kalau sekarang ibaratnya saya belum melihat cahaya terang," jelasnya. Menurutnya, haarga batu bara di atas US$ 100 per ton baru bisa dilihat dalam waktu kurun 18 bulan dari sekarang.

"Kalau semester 2 tahun depan sekitar US$ 90-US$ 95 per ton. Baru pulih kembali setelah 18 bulan." Adapun harga saat ini masih stabil antara US$80 per ton - US$85 per ton.

Sumber : Bisnis Indonesia, 06.11.12.

[English  Free Translation]
Indonesian Coal Mining Association or Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) said in 2013, coal production will be captured. APBI chairman Bob Kamandanu said coal production in 2013 will be captured because many small players are no longer playing in the coal business.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...