Friday, January 27, 2012

[KU-028/2012] Petrocom Siap Bangun 20 Proyek Pencampuran Batu Bara

CILEGON, Banten : Petrocom Energy Limited menargetkan bisa membangun 20 proyek pencampuran batu bara (Coal Blending Facility/CBF) di Indonesia dengan total investasi mencapai US$600 juta - US$800 juta.

Chairman dan CEO Petrocom Howard Au mengatakan perusahaannya gencar berekspansi di Indonesia mengingat Indonesia merupakan pengekspor batu bara thermal terbesar di dunia.

“Kami berencana membangun total 20 CBF di Indonesia dalam lima tahun ke depan. Lokasinya bervariasi. Kami sudah mengunjungi lokasi-lokasi seperti di PLTU Paiton dan Suralaya, hingga ke Tarahan,” ujarnya dalam konferensi pers launching proyek CBF di Cilegon, hari ini.

Howard mengatakan saat ini fasilitas pencampuran batu bara baru ada dua di dunia, pertama di Belanda dan kedua di China. Indonesia, lanjutnya, akan menjadi negara ketiga yang mengimplementasikan teknologi yang bisa meningkatkan nilai tambah batu bara ini.

“Kami mendesain setiap CBF di mana pun dengan kapasitas yang sama, yakni 10 juta ton batu bara per tahun. Kami berencana membangun 20 CBF di Indonesia, artinya nanti bisa mencapai 200 juta ton per tahun,” ujarnya.

Howard juga mengatakan satu CBF bisa membuka lapangan pekerjaan baru sebanyak 100 orang tenaga kerja di Cilegon. Adapun total 20 CBF tidak hanya akan dibangun di Jawa, tapi juga di Sumatra dan Kalimantan. Selain dari sisi tenaga kerja, dengan adanya CBF juga bisa memberikan kontribusi pajak dan pendapatan kepada negara.

Chief Financial Officer Petrocom David Howell mengatakan pembangunan satu CBF membutuhkan investasi sekitar US$30-40 juta. Adapun Petrocom merupakan perusahaan yang berbasis di Hongkong dan akan menggunakan teknologi yang berasal dari Belanda dan Jerman untuk membangun CBF.

Saat ini, pilot project pertama CBF di Indonesia sekaligus pertama di kawasan Asia Tenggara milik Petrocom akan segera dibangun di Cilegon, Banten, tepatnya di dekat pelabuhan milik Krakatau Bandar Samudera, anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Studi kelayakan proyek tersebut saat ini sudah selesai dan diperkirakan bisa dibangun dalam waktu 12-15 bulan. Artinya, diperkirakan fasilitas pencampuran batu bara tersebut selesai pada 2013. Rencananya, CBF akan dibangun di lahan seluas 103.000 m2.

“Batu bara yang akan dicampur nanti bisa datang dari mana saja. Kami bisa bertindak sebagai coal buyer, coal processor sekaligus trader. Tapi tentu saja prioritas kami adalah untuk memenuhi DMO batu bara Indonesia, baru kami akan ekspor diantaranya ke China, Korea, Jepang dan Taiwan,” ujar Howard.

Bambang Setiawan, mantan Dirjen Minerbapabum Kementerian ESDM yang saat ini menjabat sebagai penasihat internasional Petrocom mengatakan dalam tiga bulan ke depan, Petrocom akan melanjutkan proses selanjutnya seperti mengajukan izin operasi, produksi hingga pengangkutan kepada pemerintah dan mengurus prosedur legal lainnya.

“Setelah FS [studi kelayakan] selesai, selain mengurus dari sisi legal, kami juga akan membicarakan skema kerjasamanya dengan Krakatau Steel. Setelah tiga bulan, kami harapkan proyek ini sudah bisa mulai konstruksi,” ujarnya.

Bambang mengatakan sudah sejak lama saat ia masih di pemerintahan, ia menginginkan Indonesia memiliki fasilitas pencampuran batu bara seperti ini. Dengan adanya fasilitas pencampuran batu bara ini, PLN sebagai pemakai 70% batu bara nasional bisa memenuhi kebutuhan bahan bakar pembangkit sesuai spesifikasi boiler-nya.

“Dengan adanya CBF ini, kami bisa menciptakan batu bara dengan kualitas sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh PLN, maupun pemakai batu bara lainnya. CBF juga bisa membantu produsen batu bara domestik memenuhi kewajiban DMO-nya [Domestic Market Obligation/DMO],” ujarnya.

Bambang mengatakan CBF bisa mencampur batu bara kalori rendah di kisaran 3.000-4.000 KKal/Kg dengan kalori tinggi di atas 6.000 KKal/Kg, sehingga bisa tercipta batu bara dengan kalori medium sekitar 5.000 KKal/Kg. Selain itu, CBF ini sangat ramah lingkungan dan bisa mengurangi polusi/emisi dari pembangkit serta meningkatkan efisiensi pembangkit.

“Terkait harganya, harga batu bara hasil pencampuran ini nantinya akan dijual sesuai harga pasar,” ujarnya.

Denny Tumbelaka, Country Manager Petrocom mengatakan ada kemungkinan Petrocom membentuk perusahaan patungan (Joint Venture) bersama Krakatau Bandar Samudera. Namun skema detailnya belum dibicarakan secara resmi dengan pihak Krakatau Steel.

I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Industri Dasar Logam Kementerian Perindustrian mengatakan dengan adanya fasilitas ini, batu bara hasil pencampuran juga bisa digunakan untuk kebutuhan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk untuk menghasilkan baja. Dia menyambut baik lokasi CBF yang akan dibangun di kawasan industri baja nasional yang menjadi tulang pungung pembangunan ekonomi itu.  

“Selain untuk pembangkit listrik, batu bara juga bisa digunakan sebagai sumber untuk menghasilkan baja Krakatau Steel yang saat ini masih menggunakan gas. Kebutuhan batu bara akan meningkat ke depannya seiring dengan kerjasama Krakatau Steel dan POSCO,” ujarnya.

Adapun Krakatau Bandar Samudera merupakan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang saat ini mengelola pelabuhan Cigading, Cilegon. Di pelabuhan Cigading saat ini sudah ada terminal batu bara (Cigading International Bulk Terminal), tapi memang belum ada fasilitas pencampuran batu baranya.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Kementerian ESDM Edi Prasodjo menyambut baik adanya CBF. Menurutnya, selama ini PLN sering mengeluhkan kualitas batu bara yang dipasok oleh produsen batu bara domestik karena tidak sesuai dengan spesifikasi boiler-nya.

“CBF ini sangat kita tunggu, ini proyek yang sangat strategis. CBF ini juga mendukung kebijakan pemerintah tentang peningkatan nilai tambah batu bara,” ujarnya. (faa)

Sumber : Bisnis Indonesia, 11.11.11.

[English Free Translation]
Petrocom Energy Limited to build 20 projects targeting blending coal (Coal Blending Facility / CBF) in Indonesia with total investment reaching U.S. $ 600 million - U.S. $ 800 million.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...