Sunday, July 1, 2012

[KU-167/2012] Sumsel Bentuk Bhakamsel


PROVINSI Sumatera Selatan masuk dalam peringkat ke-6 terbanyak di Indonesia soal angka kecelakaan lalu lintas dan korban meninggal. Pada 2011 lalu, jumlah kasus kecelakaan mencapai 100 ribu lebih dengan 32 ribu di antaranya meninggal dunia. Dari jumlah ini, diketahui 80-90 orang meninggal dunia per hari.

Fakta tersebut menjadi perhatian Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumsel untuk meminimalisirnya, sehingga bisa ditekan seminimal mungkin. Berbagai program dilakukan, termasuk menciptakan Bhayangkara Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas (Bhakamsel) yang diatur dalam Peraturan Kapolda Sumsel No 01/2012 tertanggal 7 Juni 2012.

“Program ini belum ada di provinsi lain, baru di Sumsel,” ujar Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sumsel, Kombes Pol Drs Refdi Andri MSi kepada Sumatera Ekspres di ruang kerjanya, kemarin (15/6). Keanggotaannya, mengambil dari polsek dan polresta dari15 kabupatan/kota di Sumsel.

“Jumlahnya 56 orang. Mereka ini seperti Babinkamtibmas, tapi khusus untuk lalu lintas,” katanya. Dilatih sejak 12-14 Juni lalu di Sekolah Polisi Negara (SPN) Betung.  Yang menjadi Bhakamsel, setidaknya berpangkat Brigadir dan Inspektur dengan pangkat  maksimal setara dengan kanit pada polsek. Kemudian masa kerja tiga tahun dan pernah bertugas di fungsi lalu lintas 2 tahun.

Tugas Bhakamsel, katanya, mendidik dan memberi penyuluhan kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawab untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhada UU lalu lintas dan angkutan jalan. Selain itu, mereka juga membina agar masyarakat sadar dan taat aturan, menanamkan disiplin, sopan dan etika berlalu lintas.

“Mereka harus bekerja sama dengan potensi masyarakat, kelompok, forum, lembaga dan instansi terkait lainnya guna mendorong peran serta mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas di jalan,” jelasnya. Jadi, Bhakamsel berperan sebagai penyuluh, pendidik, pembimbing, pendorong dan mediator serta fasilitator dalam lalu lintas.

“Mereka berkantor di polsek dan lingkup penugasannya meliputi wilayah kecamatan, kelurahan dan desa tertentu,” bebernya. Pembentukan tersebut menurutnya, beriringan dengan makin meningkatnya jumlah kendaraan dengan mobilitas tinggi di Sumsel. Apalagi, kasus kecelakaan dan meninggal akibat transportasi ini kecenderungannya meningkat.

Pada 2011 lalu, jumlah kecelakaan di Sumsel mencapai 3.111. Meninggal dunia sebanyak 1.332 orang, luka berat (1.676) dan luka ringan (2.481). Kerugian materi ditaksir Rp34.419.933.000 (Rp34,4 M). Khusus wilayah Kota Palembang, jumlah kecelakaan (854 kasus) atau hampir 30 persen dari jumlah keseluruhan. Meninggal dunia (167), luka berat (415), dan  luka ringan (627) dengan kerugian material Rp2,053 M.

Sedangkan jumlah kecelakaan pada 2012, hingga Mei 1.171 orang, meninggal dunia (488), luka berat (680), dan luka ringan (915). Kerugian material mencapai Rp6,717 M. Khusus di Metropolis, jumlah kecelakaan mencapai 325 orang atau 30 persen lebih dengan meninggal dunia (74), luka berat (198), dan ringan (182). Kerugian materi mencapai Rp553,5 juta.

“Angka kecelakaan yang mendominasi sepeda motor, mencapai 65-70 persen,” jelasnya. Diharapkan, dengan program yang ada dapat meminimalisir jumlah tersebut. Tiga faktor utama penyebab kecelakaan ini, yakni kondisi jalan dan fasilitas yang tidak baik, pengemudi itu sendiri dan kendaraan tak standar atau melanggar ketentuan akibat di modifikasi dan lainnya.

Sementara untuk penerapan light on yang tertuang di UU 22/2009, pihaknya sampai saat ini masih terus mensosialisasikan. “Meski sudah diterapkan, kita masih terus menghimbau kepada masyarakat agar tetap menghidupkan lampu saat siang hari,” ungkap Refdi.

Sejak 1 Juni lalu, pihaknya melakukan Operasi Simpatik Musi 2012. penekanan dilakukan pada penggunaan light on pada kendaraan roda dua. “Saat ini jalan hari ke-15 (kemarin, red). Pelaksanaannya sampai 21 Juni mendatang atau selama 21 hari. Langkah yang diambil masih preventif untuk mengingatkan pengendara supaya menghidupkan lampu kendaraan,” ungkapnya. (rei)

Sumber : Sumatera Ekspres, 19.06.12.

[English Free Translation]
PROVINCE South Sumatera enter into the ranks sixth highest in Indonesia about the number of traffic accidents and fatalities. In 2011, the number of cases of accidents reached 100 thousand to 32 thousand of them died. Of this amount, it is known 80-90 people died per day.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...