Sunday, June 23, 2013

[KU-171/2013] Jarak Pandang Di Jalan Kurang Dari 100 Meter



SRIPOKU.COM, LAHAT - Ramainya aktivitas truk angkutan batubara yang hilir mudik di jalan lintas sumatera (Jalinsum) Lahat-Muaraenim, membuat sengsara pengguna jalan lainnya. 

Selain kemacetan yang mengakibatkan jarak tempuh semakin lama, debu juga menjadi masalah cukup besar.

Bahkan di beberapa lokasi, pengendara terutama pemilik sepeda motor harus rela mandi debu. Selain itu jarak pandang kurang dari 100 meter, akibat pekatnya debu yang berterbangan.

Pantauan Sripoku.com, Minggu (23/6/2013), puluhan bahkan ratusan truk angkutan batubara hilir mudik di Jalinsum Lahat-Muaraenim. Mereka ada yang baru keluar dari tambang untuk mengantarkan batubara ke Palembang dan Lampung, sedangkan yang lain baru pulang dengan kondisi bank kosong.

Bahkan di beberapa lokasi, debu pekat berterbangan memenuhi badan jalan. Seperti di Jalinsum Desa Tanjung Baru, Desa Kota Raya, Desa Tanjung Telang, serta Muara Maung dan Desa Merapi. Debu disertai butiran pasir dan batubara tersebut, berasal dari truk batubara berbagai ukuran yang hilir mudik tak terhitung jumlahnya.

Akibat pekatnya debu yang berterbangan, jarak pandang kurang dari 100 meter. Bahkan pengendara sepeda motor harus rela mandi debu serta dihujani pasir, ketika melintas di lokasi tersebut. Mereka yang tidak menggunakan helm tertutup serta masker, harus siap menghisap debu yang bisa berbahaya bagi kesehatan.

Sumber : Sriwijaya Post, 23.06.13.

[English free Translation]

Hectic activity of coal transport trucks on the way back and forth across Sumatera (Jalinsum or jalan lintas Sumatera) Lahat-Muaraenim, made ​​miserable other road users. In addition to congestion resulting in the longer distance, the dust is also a pretty big problem.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...