Saturday, April 20, 2013

[KA-107/2013] Dirut KAI : Program “Melihat Dunia Luar”


BANDUNG: Sampai dengan akhir tahun 2013, saya memperkirakan bahwa total pegawai aktif yang sudah dikirim ke luar negeri untuk berbagai program perkeretaapian dalam berbagai bentuk dan cara akan mencapai sekitar 1.100 orang.

Artinya dalam 5 tahun terakhir,  sekitar 1 dari 25 pegawai aktif kita telah berkesempatan "melihat dunia luar".

Program melihat dunia ini diperkirakan mengeluarkan biaya sekitar Rp. 30 Milyar dalam 5 tahun terakhir ini dimulai sejak 2009 sampai 2013 atau rata2 sebesar Rp. 6  Milyar setahun. Coba kita bandingkan dengan Total Biaya Tenaga Kerja Tahunan Rata2 dalam 5 tahun yang mencapai Rp. 2,2  Trilyun per tahun. Artinya program melihat dunia hanya menghabiskan 0.27% dari total biaya tenaga kerja rata2 tahunan itu.

Apa ada yang salah ya? Kalau PLN yang melayani kebutuhan listrik hanpir untuk seluruh rakyat Indonesia boleh untung Rp. 3.2 Trilyun di  tahun 2012, mengapa KAI tidak boleh dikelola secara korporasi yang modern? Tengoklah Bank Rakyat Indonesia yang memiliki misi utama pembiayaan usaha rakyat malah meraup keuntungan Rp 18 Trilyun di tahun lalu.

Program ini adalah suplemen dari program Pusdklat KAI yang secara rutin melaksanakan pendidikan internal.

Dengan melihat "dunia", Saya ingin semua lapisan pegawai KAI menjadi cerdas, memiliki kemauan  dan berbuat untuk kemajuan.

Tanpa program melihat dunia, KAI tidak akan mampu berubah dengan cepat dalam pelayanan dan keselamatan, tidak akan mampu menerima aspirasi masyarakat dalam kebutuhan kereta api yang lebih baik dan tidak akan siap untuk mengembangkan perkeretaapian kita.

Disisi lain, kegiatan ini diprotes  oleh para oknum tokoh  pensiunan dengan mengirimkan surat protes kepada Dewan Komisaris KAI dan ditertawakan oleh Dewan Komisaris KAI. Bahkan menurut laporan yang dapat dipercaya bahwa ada oknum pensiunan yang mengirimkan surat kaleng yang tidak benar isinya kepada Penegak Hukum baik langsung ataupun melalui LSM.  Keterlaluan !

Saya selalu membayangkan para mantan pemimpin itu selayaknya  seperti orang tua terhadap anaknya, yang selalu berharap anaknya menjadi  lebih maju dan lebih baik daripada mereka, bukan malah sebaliknya.

Akhirnya, saya mewajibkan semua pegawai yang telah melihat dunia supaya menerapkan dalam bidang tugas masing masing dan menularkan semangat perbaikan dilingkungan kerjanya.

Sebagai tambahan, selama saya berdinas selama 4 tahun anggaran di KAI mulai 2009 - 2012, total laba bersih KAI sekitar Rp. 990 Milyar dan untuk pertama kalinya dalam sejarah perkeretaapian di pangkuan Republik Indonesia,  KAI akan membayar deviden untuk Pemegang Saham KAI yaitu Negara Republik Indonesia sekitar Rp. 40 Milyar !

Tidak ada yang tidak bisa diperbaiki, saya yakin akan hal ini sebagaimana saya melihat seorang sosok putera Indonesia bernama Sehat Soetardjo yang bermukim di Amerika dan menjadi salah seorang terkaya di dunia sejak usia dibawah 40 tahun !

Saya ingin tulisan ini dimuat di Majalah Kontak agar semua insan KAI dapat membacanya.

Selamat bekerja dan berkreasi terbaik.

Sumber : Ignasius Jonan via milis KAI / Kredit Foto : Tempo.

[English Free Translation]
As of the end of 2013, I estimate that the total active employees who have been sent abroad for various railway programs in various forms and ways, to reach about 1,100 people – Jonan’s said, known as President Director PT Kereta Api Indonesia (Persero),

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...