Friday, June 19, 2020

[KU-171/2020] Gairahkan Angkutan Kereta Barang, Pemerintah Perlu Lakukan Ini!


Bisnis.com, JAKARTA – Moda angkutan barang melalui kereta api dapat menjadi pilihan utama dalam angkutan logistik di tengah pandemi dan masa PSBB transisi.

Pemerintah diminta memberikan relaksasi agar kereta barang semakin berdaya saing.

Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan pada masa pandemi virus corona ini, kereta api sebagai opsi moda angkutan barang merupakan salah satu pilihan untuk mengakomodasi angkutan barang dengan jumlah yang besar.

Selain itu, moda ini pun tidak sensitif waktu sehingga waktu pengiriman barang lebih dapat diprediksi.

"Moda kereta api dapat menjadi salah satu alternatif penting pengalihan beban pengangkutan barang seperti di Jalur Pantura antara Surabaya dan Jakarta akibat pelarangan truk berukuran dan bermuatan lebih atau overdimension overload," jelasnya, kepada Bisnis, Kamis (18/6/2020).

Peralihan angkutan barang dari moda jalan raya ke jalur kereta api dinilai dapat menghemat biaya pengiriman.

Walaupun wabah Covid-19 berdampak pada okupansi penumpang kereta api, tetapi operasional kereta barang masih tetap berjalan, sehingga masyarakat masih bisa mendapatkan layanan pengiriman barang melalui kereta api secara cepat, murah, dan aman.

"Dalam masa pandemi ini, risiko penyebaran wabah dalam pengangkutan dengan moda rel kereta lebih rendah daripada moda jalan raya, karena trayek kereta antar stasiun yang berjarak jauh," katanya. 

Pada saat ini, pengangkutan barang belum dilakukan secara berimbang antar moda transportasi. Dari tiga moda transportasi yang paling banyak digunakan untuk pengangkutan barang, moda transportasi jalan (trucking) sekitar 91,3 persen, moda transportasi laut sekitar 7,6 persen, dan moda transportasi kereta api sekitar 1,1 persen. 

Berdasarkan analisis SCI, pertimbangan pengangkutan barang melalui kereta api memiliki beberapa kelebihan di antaranya kereta api lebih kompetitif, beberapa manfaat dengan adanya pengalihan moda yaitu penurunan tingkat kerusakan jalan dan biaya perawatannya, serta kereta api merupakan moda yang lebih ramah lingkungan dibandingkan truk.

Berdasarkan beberapa fakta dan keunggulan kereta barang tersebut, SCI mendukung peningkatan peranan kereta barang dengan menjadikan dampak wabah Covid-19 sebagai momentum awal.

Dia mengatakan target pertumbuhan volume 20 persen per tahun dapat dicapai dengan mempertimbangkan baik potensi volume barang maupun kapasitas kereta api. Namun, pencapaian target tersebut membutuhkan dukungan berbagai pihak, terutama pemerintah.

Dengan pertimbangan dampak lingkungan, misalnya, pemerintah seharusnya memberikan insentif khusus, misalnya dalam aspek perpajakan. Berbagai manfaat kereta barang hendaknya menjadi pertimbangan pemberian insentif, baik fiskal maupun nonfiskal. 

Program pemerintah dalam menghilangkan truk ODOL bisa lebih didorong dengan mengharuskan penggunaan moda rel untuk pengangkutan beberapa barang atau komoditas tertentu, seperti semen dan baja.

"Kereta juga seharusnya tetap diizinkan untuk menggunakan BBM subsidi seperti truk sehingga terjadi persaingan yang sehat," ungkapnya.

Selain itu, pengenaan atau besaran track access charge (TAC) yang dibebankan kepada kereta perlu dievaluasi agar moda rel lebih bisa bersaing. 

Sumber : Bisnis, 18.06.20 / Foto : Endriyan KALOG.

[English Free Translation]
Chairman of Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi said during the corona pandemic, railroad as an option for the mode of transportation of goods in large quantities.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...