Tuesday, October 30, 2012

[KU-258/2012] Borneo Harapkan Kompensasi Bakrie


Oleh Eric Bellman dan Ben Otto

Borneo Lumbung Energi & Metal, salah satu pemegang saham terbesar Bumi Plc, sedang bernegosiasi untuk mendapatkan kompensasi tambahan dari Bakrie Group, yang sedang mengajukan tawaran $1.2 miliar untuk keluar dari perusahaan yang tercatat di bursa London tersebut.

Awal bulan ini, Bakrie mengajukan tawaran untuk keluar dari Bumi Plc, dan sebaliknya menginginkan untuk membeli saham dari aset-aset pertambangan Bumi Plc di Indonesia.

Borneo memiliki 23,8% saham Bumi Plc melalui dua perusahaan patungan, atau joint ventures, dengan Bakrie. Bakrie sendiri secara terpisah memiliki 23,8% saham Bumi.

Presiden Direktur Borneo, Alexander Ramlie, mengatakan negosiasi tengah berlangsung dan pihaknya Kamis lalu sudah bertemu dengan perwakilan dari Long Haul Holdings Ltd., perusahaan Bakrie Group yang menguasai sebagian saham grup tersebut di Bumi.

Menurut Alexander, Bakrie sedang mempertimbangkan untuk membayar Borneo kompensasi tambahan karena Bakrie harus membubarkan dua perusahaan patungan dengan Borneo yang didirikan khusus untuk pembelian saham Bumi.

“Secara garis besar, Long Haul setuju untuk memberikan kami kompensasi atas dibubarkannya kerjasama Borneo dan Bakrie,” kata Alexander. “Kami berharap untuk mendapatkan $1 milyar dari [sisa saham kami] di Bumi PLC dan dari kompensasi bubarnya kemitraan kami dengan Bakrie.”

Seorang jurubicara Bakrie Group memastikan bahwa kedua belah pihak sedang melakukan negosiasi.
Borneo tahun lalu mengeluarkan $1 milyar untuk membeli setengah dari seluruh saham Bakrie di Bumi PLC, yang membantu konglomerat tersebut membayar utang-utangnya. Seperti investor lainnya, investasi Borneo di Bumi nilainya merosot sebesar 70%.

Dalam tawaran Bakrie, pihaknya akan menukar 23,8% sahamnya di Bumi PLC dengan 10% saham PT Bumi Resources yang dikuasai oleh Bumi PLC.

Bakrie kemudian akan membeli sisa saham Bumi Resources yang dikuasai Bumi PLC sebesar 18,9% dengan harga $278 juta.

Selain Bumi Resources, Bakrie juga akan membeli 85% saham Berau Coal Energy dari Bumi PLC, dengan tawaran $950 juta.

Tak lama setelah tawaran Bakrie diumumkan, Borneo mengumumkan pihaknya berharap mendapatkan kompensasi tambahan dari Bakrie. Kompensasi ini merupakan transaksi terkait pembubaran usaha patungan mereka.

Salah satu pendiri Bumi PLC, Nat Rothschild, telah mengundurkan diri dari jajaran direksi perusahaan tersebut pekan lalu, sebagai bentuk protes atas tawaran tersebut. Dalam surat pengunduran dirinya, dia mengatakan tawaran Bakrie tidak adil bagi pemegang saham minoritas.

Namun Borneo bersikeras bahwa transaksi tersebut tidak akan merugikan pemegang saham minoritas, karena tawaran yang diajukan Bakrie jauh lebih tinggi dibanding harga pasar.

Sejumlah sumber mengatakan Borneo berharap bisa mendapatkan setidaknya $450 juta dari Bakrie, namun menurut mereka negosiasi masih sedang berjalan dan belum tentu Borneo mendapatkan apa yang mereka minta.

Bumi PLC berdiri ketika aset pertambangan Bakrie digabungkan dengan perusahaan investasi Rothshild, dan sebagai imbalannya, Bakrie mendapatkan jatah saham di Bumi PLC.

Namun harga saham Bumi merosot sebesar 80% dari harga pencatatan saham, yang diakibatkan oleh jatuhnya harga batu bara, masalah hutang grup Bakrie serta adanya keluhan mengenai corporate governance dalam Bumi Resources.

Mengingat utang Grup Bakrie sudah mencapai miliaran dolar, para analis mempertanyakan bagaimana Bakrie  menggalang dana yang diajukan dalam tawarannya kepada Borneo.

Para analis dan investor berspekulasi, Bakrie akan mempertimbangkan menggalang dana dari pinjaman, penjualan aset grup dan bahkan kemungkinan untuk mengajak perusahaan lain untuk menjadi mitra yang akan memasukkan uang.

Borneo mengatakan pihaknya yakin bahwa Bakrie akan berhasil menggalang dana tersebut.

“Kita semua tahu Nirwan dan Ical [dua kakak beradik yang menjalankan grup Bakrie] sejak lama” kata Alexander kepada reporter, Kamis lalu. “Bisnis mereka hampir bangkrut tahun 1997, tapi berhasil bangkit kembali. Tahun 2005, mereka nyaris bangkrut lagi, tapi berhasil pulih. Melihat sejarah, mereka pasti bisa bangkit kembali lagi.”

Sementara itu, Alexander menambahkan Borneo, perusahaan tambang batu bara milik Samin Tan, yakin bisa membayar utang $1 miliar yang dipakai untuk membeli saham Bumi PLC tahun lalu.

Borneo Kamis lalu mengatakan akan membayar $50 juta dari utang tersebut pada tahun 2012, $140 juta tahun 2014, $160 juta tahun 2015 dan $510 juta tahun 2016.

“Jatuhnya harga batu bara telah berdampak negatif terhadap bisnis,” kata Alexander. “Tapi kami yakin kami bisa membayar pokok hutang dan bunganya.”

Sumber : TWSJ, 28.10.12.

[English Free Translation]
Borneo Lumbung Energi & Metal, one of the largest shareholders of Bumi Plc, is negotiating to obtain additional compensation from the Bakrie Group, which is currently bid to get $ 1.2 billion out of the companies listed, on the London stock exchange.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...