Saturday, October 13, 2012

[KU-244/2012] EKONOMI SUMSEL: Tawaran Proyek Investasi Kurang Laku



PALEMBANG: Sejumlah proyek investasi besar yang ditawarkan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan stagnan karena terkendala infrastruktur dan regulasi yang dapat berdampak terhadap pencapaian target realisasi investasi pada tahun ini.

Kepala Badan Promosi Pelayanan dan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Sumsel Permana mengatakan, kendala tersebut membuat  beberapa calon investor akhirnya urung menanamkan modalnya di provinsi tersebut.

“Misalnya, perusahaan pabrik sepatu asal Korea yang ingin investasi di Sumsel karena melihat lahan di Tangerang sudah terbatas, tetapi tidak jadi berinvestasi karena infrastruktur transportasi di sini masih kurang,”katanya saat seminar potensi Sumsel untuk negara di Kawasan Amerika – Eropa, Rabu (10/10).

Menurut Permana, calon investor akan mempertimbangkan terlebih dahulu benefit cost sebelum berinvestasi di suatu wilayah.

Dia melanjutkan proyek investasi lainnya pun berupa pembangunan jalan tol Palembang – Indralaya juga terhambat. Padahal, sudah ada investor asal Malaysia yang bekerjasama dengan Italia berminat dengan proyek ini. Namun terkendala regulasi serta berbelitnya birokrasi di tubuh pemerintahan daerah maupun pusat.

“Padahal proyek toll road itu juga mendesak untuk kepentingan masyarakat dan dunia usaha. Banyak proyek yang stagnan di Kementerian Perhubungan dan Kehutanan,” katanya.

Dia mengaku investasi pada tahun ini memang cenderung melambat dibanding pada tahun lalu. Pencapaian investasi baik dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA) sendiri baru mencapai Rp5,8 triliun pada semester I/2012 dari target sebesar Rp13 triliun.

“Tahun lalu memang cenderung berbeda karena ada daya tarik dan daya dorong untuk investasi. Pada tahun ini memang diharapkan ada faktor yang dapat memacu pencapaian target tesebut,” katanya.

Permana berharap melalui field trip dari perwakilan 10 negara di kawasan Amerika – Eropa dapat menghasilkan MoU dengan Sumsel terkait potensi investasi yang ada.

Dia mengatakan secara keseluruhan, nilai potensi investasi yang belum tergarap di Sumsel bisa mencapai Rp76 triliun mulai dari proyek-proyek jalan tol, infrastruktur, dan industri hilir.

Dalam kesempatan yang sama ,First Secretary Macroeconomics & Finance Chief Michael Roberts mengatakan, pihaknya melihat Sumsel belum siap menjadi kawasan investasi, terutama untuk sektor pertambangan.

“Ini merupakan kunjungan kedua saya ke Sumsel dan dari kunjungan ini kami tahu bahwa Sumsel masih terkendala masalah infrastruktur, seperti pelabuhan dan rel kereta api ganda yang belum terealisasi,” paparnya.

Pihaknya berharap Pemrov Sumsel dapat segera menemukan solusi untuk masalah-masalah yang menghalangi kegiatan investasi selama ini.

Roberts menambahkan meski demikian Sumsel tetap menyimpan potensi lain yang bisa dikembangkan, seperti sektor energi panas bumi.

“Karena itu kami bisa mengarahkan pengusaha Amerika untuk membidik sektor geotermal karena potensinya cukup tinggi di sini,”ujarnya. (Bsi)

Sumber : Bisnis Indonesia, 10.10.12.

[English Free Translation]
A number of major investment projects offered by the Government of South Sumatera Province are stagnant due to infrastructure constraints and regulations that may affect the realization of the investment target this year.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...