Monday, April 27, 2020

[KU-118/2020] Larangan Mudik Membuat KAI Kehilangan Sekitar 6,8 Juta Penumpang


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Larangan mudik Lebaran yang mulai diterapkan pada Jumat (24/4) juga akan berdampak pada kinerja PT Kereta Api Indonesia (Persero). Terlebih untuk saat ini, KAI batalkan seluruh perjalanan kereta api jarak jauh dan kereta api lokal di wilayah daerah operasi (Daop) I mulai 24 April.

"Kami stop operasi untuk layanan penumpang, walau kami optimalkan core bisnis lain yaitu Rail Express, yang bergerak pada logistik barang. Pendapatan dari sisi ini cukup signifikan ," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus kepada Kontan.co.id, Senin (27/4).

Joni bilang, okupansi penumpang secara bertahap menurun hingga di bawah 20% sejak merebaknya wabah virus corona atawa Covid-19. Kebijakan larangan mudik ini juga akan memukul KAI, mengingat saat musim mudik Lebaran, perusahaan pelat merah ini mampu mengangkut 6,8 juta penumpang.

"Selama masa angkutan Lebaran tahun 2019, total penumpang yang dilayani oleh KAI mencapai 6,81 juta  penumpang yang terdiri dari 3,69 juta penumpang KA Jarak Jauh dan 3,12 juta penumpang KA lokal. Angka ini naik 9,2% dari tahun 2018, di mana saat itu tercatat sebanyak 6,24 juta penumpang," jelas Joni.

Peningkatan jumlah penumpang yang diangkut KAI pada masa angkutan Lebaran tahun lalu terbilang signifikan, melebihi peningkatan tahun 2018 yang hanya 6,6%.
Selain gagal mendapatkan pendapatan dari musim mudik Lebaran tahun ini, ternyata sejak awal tahun hingga April lalu, tingkat okupansi penumpang menurun.

Sebenarnya pada Januari sampai Februari 2020, okupansi penumpang KAI masih di atas 90%. Namun sejak Maret hingga April, okupansi penumpang KAI anjlok hingga di bawah 20% atau hanya berkisar 10% sampai 16% saja.

KAI sendiri sudah membatalkan seluruh perjalanan kereta api jarak jauh dari dan menuju Jakarta serta ke Bandung. Lebih detail, pada 21 April 2020, KAI membatalkan 14 perjalanan KA jarak jauh dari dan menuju Daop 1 Jakarta dan Daop 2 Bandung dengan berbagai tujuan untuk perjalanan mulai 23 dan 24 April 2020.

Dengan demikian mulai 24 April 2020, KAI tidak lagi mengoperasikan kereta api jarak jauh dari Jakarta dan Bandung menuju kota-kota di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

"Kami tidak menyebut hal tersebut sebagai kerugian karena pandemi. Kami memiliki core bisnis lain, yakni Rail Express, yang bergerak pada logistik barang. Pendapatan dari sisi ini cukup signifikan," kata Joni.

Ia melanjutkan, porsi pendapatan KA penumpang sekitar 36%. Sementara porsi pendapatan lainnya disumbang oleh KA logistik yang mengangkut batubara, semen, kayu, hingga BBM yang bekerja sama dengan swasta. pihaknya juga melayani pengangkutan barang seperti sepeda motor dan lain-lain. Layanan ini beberapa di antaranya bisa didapatkan di Lampung hingga Sumatra Utara.

Strategi lain, KAI juga memanfaatkan pengelolaan aset dengan penyewaan kepada pihak ketiga.

Sumber : Kontan, 27.04.20.

[English Free Translation]
The Lebaran homecoming ban (read : larangan mudik) which began to be implemented on Friday – April 24th will also have an impact on the performance of PT Kereta Api Indonesia (Persero). Especially for now, KAI has canceled all long-distance and local train trips in the operational area (Daop) I starting on April 24th.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...