Tuesday, August 13, 2013

[KG-216/2013] Silaturahim KALOG – 12/08/13


JAKARTA: Bertempat di JRC Building lantai 2, seluruh staf dan karyawan PT Kereta Api Logistik (KALOG) berkumpul bersama,  untuk bersilaturahim, bersalaman dan saling memaafkan satu sama lain dipimpin Dirut KALOG, Rustam Harahap.

Turut memberikan arahan pada Senin pagi jam 09.00 kemarin, Direktur Operasi dan Pemasaran (Diropsar), Sukairi, bahwa kinerja setelah berlebaran agar ditingkatkan supaya produktifitas meningkat dan kita bekerja bukan semata-mata untuk diri sendiri tetapi juga menjadi kebanggaan keluarga.

Orang Indonesia dikenal santun berpantun sehingga dalam suasana Idul Fitri pun begitu banyak pesan singkat (baca : SMS) yang diterima dan kami pilihkan salah satunya, untuk mengungkapkan curahan hati yang tengah bersuka cita.

“Seindah gema takbir, seputih hati yang suci,
Seikhlas kata yang tulus, meski tak langsung menjabat,
Taqobballahu Minna Wa Minkum, Mohon Maaf Lahir dan Batin”.

Sekarang, waktunya berkarya lagi !

Sumber : KALOG / Foto : Edi S.

[English Free Translation]
Located at JRC Building 2nd floor, all the staff and employees of PT Kereta Api Logistik (KALOG) held a silaturahim (friendship) event while forgiving led by President Director KALOG, Rustam Harahap and Marketing & Operation Director (Diropsar), Sukairi.

Monday, August 12, 2013

[KU-215/2013] ESP : Kami Akan Lawan Kecurangan!

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pasangan calon Gubernur Sumsel Eddy Santana Putra dan calon Wagub Anisja Djuita Supriyanto, menuntut Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU) berlaku jujur dalam pemungutan suara ulang (PSU) gubernur Sumsel. Jangan sampai KPUD Sumsel dan kabupaten melakukan kecurangan. Karena itu pelanggaran Undang-Undang Pemilu.

"Karena, kami akan lawan semua praktik kecurangan. Siapa pun yang melakukannya," kata Eddy Santana didampingi calon Wagub Anisja Djuita, Senin (12/8/2013).

Tim pemenangan ESP-Win, memiliki data praktik kecurangan dalam Pilgub yang lalu. Bukan hanya kecurangan dalam memperoleh dukungan, tetapi kecurangan dalam penghitungan suara di TPS bahkan membajak saksi-saksi di lapangan.

Dalam kesempatan itu, Eddy Santana didamping Sekretaris Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, MA Gantada. Selain itu hadir para wakil ketua PDI-Perjuangan Sumsel yakni Fahlevi Maizano, Toni Riza Siahaan, Illyas dan Sakim.

Terhadap berkembangnya isu bahwa pendukung ESP-Win akan dialihkan ke calon lain, hal itu dianggap hanya isu belaka. "Kami akan maju sendiri, tidak ada kata berkoalisi dengan calon lain. Bagi kami, ini pertarungan kehormatan partai," kata Eddy Santana Putra di hadapan wartawan di Palembang.

"Jadi kalau ada yang mengatakan ESP-Win akan mendukung calon lain. Kalau ada yang bilang seperti itu, itu bohong. Apalagi kalau ada calon lain yang mengatakan demikian," katanya.

Menurut Eddy Santana, keempat harus dan memiliki kesempatan yang sama untuk maju dalam PSU.
Sebelumnya, Ketua Tim Pemenangan ESP-Win, MA Gantada, menegaskan bahwa ESP-Win tetap punya peluang untuk memenangkan pemilihan ulang.

"Peluang ESP tetap besar. Secara matematis, pengulangan di lima kabupaten kota membukan peluang semua calon bertarung secara sehat," katanya.

Menurut Gantada, pertemuan ESP-Win dengan media untuk menegaskan bahwa pasangan ini siap bertarung dalam pemilihan ulang tanggal 4 Septembber mendatang.

Sumber : Sriwijaya Post, 12.08.13.

[English free Translation]

Candidate for Governor of South Sumatera, Eddy Santana Putra and vice governor candidates Anisja Djuita Supriyanto, demanded Regional Election Commission (Komisi Pemilihan Umum / KPU) be honest in re-voting (Pemungutan Suara Ulang / PSU) governor of South Sumatera. Do not let the Local Election Commission South Sumatera cheating on this. ‘Coz it’s the violation to the Election Act.

Sunday, August 11, 2013

[KU-214/2013] Dana Perbaikan Pantura Korbankan Kereta dan Transportasi Laut



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perbaikan jalan yang dilakukan secara abadi oleh pemerintah di jalur pantai utara Jawa (Pantura) disayangkan oleh pengamat transportasi dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) Daniel M Rosyid.

Menurutnya dana sebanyak ratusan miliar yang digelontor pemerintah hanya untuk memperbaiki jalan darat saja, padahal moda transportasi lain yaitu laut dan kereta api hingga saat ini belum tergarap dengan baik.

"Setiap tahun jalan rusak, setiap tahun diperbaiki menggunakan dana yang tidak sedikit. Padahal kalau menggunakan moda laut dan kereta, perbaikannya tidak sebanyak itu," kata Daniel saat dihubungi Tribun, Selasa (2/7/2013).

Dia menjelaskan, setiap menjelang Lebaran, jalan di Pantura rusak berat dan akan menjadi proyek Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Bina Marganya untuk memperbaiki dengan dana yang sangat besar. 

Kerusakan terjadi karena Pantura menjadi jalan yang dilakui oleh kendaraan bermuatan besar seperti kontainer.
Sementara proyek jalur ganda, Jakarta-Surabaya yang dicanangkan sejak 20 tahun yang lalu hingga saat ini masih belum juga kelar, karena dananya terbatas. "Bila menggunakan kereta, kontainer-kontainer tersebut tidak bakalan menyebabkan kerusakan jalan," tandasnya.

Selain itu, pelabuhan-pelabuhan juga perlu diperhatikan. Sebagai contoh pengiriman barang dan angkutan penumpang dengan kapal juga belum diperhatikan dengan baik.

Sumber : TribunNews, 02.07.13.

[English Free Translation]
The eternal road repairs which carried out by the government on the north coast of Java (pantai utara / Pantura), lamented by transportation observer from the Institute of Technology Surabaya (ITS) Daniel M Rosyid. According to him, fund as many as hundreds of billions are flushed by the government to improve the road only, whereas other modes of transportation ie sea and rail until now has not been well explored.


Tuesday, August 6, 2013

[KG-213/2013] Pemberitahuan : Libur Lebaran 1434 H


BANDUNG: Sehubungan dengan adanya jatah libur ato cuti masal tahun ini dan guna menghormati umat Muslim agar fokus terhadap ibadah di bulan Ramadhan serta merayakan hari kemenangan 1 Syawal 1434 H. 

Kami segenap pengurus dan admin BLOG PT Kereta Api Logistik (KALOG) Sumatera Selatan menyampaikan “Selamat Idul Fitri 1434 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin”.

Kami libur dulu ya, mulai tanggal 4- 11 Agustus 2013. Insya Allah aktifitas nge-blog bisa kembali normal per tanggal 12 Agustus 2013 dan seterusnya.

Atas perhatian dan pengertiannya, terima kasih.

Wassalam, Admin.

Saturday, August 3, 2013

[KU-212/2013] Jonan : Nekatopreneur pun Takluk Hadapi “Bonek”


BISNIS INDONESIA : Siapakah tokoh publik paling berani di Indonesia saat ini? kalau pembaca yang budiman menjawab dia adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, jawabannya pastilah keliru berat. Kalau jawabannya adalah Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama, hmmm...tidak sepenuhnya salah sih, tapi belum juga benar. 

Menurut saya dan sejumlah orang juga membenarkan, ada seorang lagi yang lebih berani ketimbang Ahok. Dialah Jonan, tepatnya Ignasius Jonan, Direktur Utama PT KAI. Ini mungkin jawaban yang bagaikan petir di siang bolong dan bagi yang belum mengenalnya tentu akan bilang : "Masak sih...". ya citra Jonan selama ini lebih dikenal sebagai pria santun, gentlemen, dan cenderung priyayi cum akademis. 

Maklum, dia adalah lulusan dari Fletcher School of Law and Diplomacy. Jonan yang saya kenal sejak belasan tahun silam itu memang lebih dikenal sebagai orang finansial, terkenal jauh dari urusan adu otot. Namun jangan lupa, sedikit banyak dia tentu memiliki DNA bonek alias bondho nekat mengingat masa kecil hingga remaja Jonan dihabiskannya di kota Bonek alias Surabaya. 

Bagi yang belum mendengar kisahnya, mari saya ceritakan sedikit tentang epik Jonan membereskan dan membersihkan begitu banyak stasiun kereta api kita, khususnya yang dikawasan Jabodetabek. 

Kita tentu mafhum bahwa stasiun kereta api selama ini cenderung kurang rapi, bahkan cenderung kumuh dan menjadi tempat berkumpulnya para wirausahawan nekat seperti pedagang kaki lima, pengasong, calo, tukang parkir, dan preman, baik yang sepenuhnya liar maupun resmi. 

Memangnya ada preman resmi? Oh, banyak. Mereka ini lebih tepat disebut sebagai preman berseragam. Resminya, mereka ini pegawai BUMN pemegang monopoli alat pengangkutan beroda baja tersebut.


Namun, dalam praktik sehari-hari, mereka ini tak ubahnya seperti preman yang membiarkan para nekatopreneur alias pedagang nekat yang berjualan di dalam kawasan stasiun, atau bahkan di atas gerbong. Tentu saja ada dimensi transactional relationship dalam hal ini, yaitu para nekatopreneur tadi harus menyerahkan uang perlindungan kepada preman resmi tersebut. 

Hubungan transaksional sepertii itu sudah membudaya, sehingga ketika manajemen PT KAI bermaksud membenahi sejumlah stasiun yang mereka miliki, sontak di protes oleh para pedagang resmi yang sudah berbisnis bahkan secara turun temurun di dalam stasiun tersebut plus para wirausahawan nekat yang juga merasa sudah membayar ongkos perlindungan tadi. 

Padahal, jasa angkutan kereta api kini semakin diminati masyarakat lantaran memiliki keunggulan dalam hal kepastian perjalanan. Kita semua tahu bahwa moda transportasi menggunakan bus maupun mobil pribadi kini semakin tidak pasti seiring dengan meningkatnya secara drastis populasi kendaraan bermotot di berbagai kota di negeri ini, yang merupakan cerminan dari peningkatan kesejahteraan (sejumlah) anggota masyarakat. 

Walhasil, setiap kali manajemen PT KAI mencoba menertibkan stasiun untuk memberikan ruang yang lebih leluasa bagi pengguna jasa kereta api tersebut selalu menghadapi hambatan. Para petugas stasiun tidak punya nyali untuk menertibkannya, karena mereka terlanjur punya hubungan transaksional tadi. 

Nah, disini lah tantangannya, kalau Ahok yang didukung penuh Jokowi tampak keteteran menghadapi preman Tenabang (pasar Tanah Abang), tidak demikian halnya dengan Jonan yang dalam periode hanya beberapa pekan berhasil mengusir paksa para pedagang resmi maupun nekatopreneur di sejumlah stasiun. 

Caranya? Dia mengalihtugaskan petugas stasiun 1 dengan stasiun lainnya, sehingga yang bersangkutan tidak memiliki konflik kepentingan dengan 'konstituen' binaannya, sehingga proses pembersihan pun berjalan seperti diinginkan. 

"Saya sempat diprotes oleh banyak pihak di negeri ini, termasuk oleh Komnas HAM. Saya dianggap tidak memiliki belas kasihan terhadap usaha kecil, dsb. Saya jawab saja. Oke, kalau memang para pemrotes peduli dan memiliki belas kasihan juga, mari kita bagi lapak jualan ini separuh di stasiun separuh di lingkungan tempat kerja Anda masing-masing. Kalau yang berasal dari Komnas HAM ya separuh dari mereka ditaruh di halaman kantor Komnas HAM, kalau yang protes mahasiswa saya minta separuh dari lapak tersebut dipindahkan ke kampus mereka," ungkap Jonan. Ternyata, lanjutnya, tidak satupun di antara pemrotes itu yang bersedia ketempatan lapak pedagang yang selama ini memenuhi stasiun. 

Karenanya, Jonan minta agar mereka jangan asal protes, perlu dilihat dulu persoalannya. Stasiun KA merupakan tempat untuk keperluan penumpang jasa angkutan tersebut. 

Kalau memang areal stasiun yang selama ini ditempati para pedagang itu memang dibutuhkan untuk pengembangan layanan bagi penumpang, menurutnya, PT KAI sebagai pemilik properti tersebut berhak untuk tidak memperpanjang hak sewa para pengguna atau bahkan mengusir pemanfaat tidak resmi tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, Jonan siap meladeni jika diantara para pengguna areal stasiun itu menggugat secara hukum karena posisi PT KAI diyakininya kuat atas properti tersebut. 

"Lha wong PT KAI itu mau memberesi rumahnya sendiri kok diprotes... Mereka itu kan cuma numpang jualan." Semangat seperti yang dicanangkan Jonan itu sesungguhnya layak ditiru oleh para pemimpin kewilayahan, misalnya bupati atau walikota. Kita sering menyaksikan betapa banyak Pemkab ataupun Pemkot tidak berdaya mengatasi ledakan jumlah pedagang nekat yang berjualan di berbagai tempat seenak udel mereka. 

Akibatnya, banyak sekali persekitaran tempat umum, pasar tradisional, pertokoan, terminal angkutan, dsb--dijejali para pedagang nekat tersebut, sehingga potret yang tampak kemudian adalah kekumuhan massal di berbagai lokasi di seluruh negeri ini. 

Tidak jarang kita saksikan deretan PKL nekat berjualan di depan deretan pertokoan yang berbisnis secara resmi 7 kondisi seperti itu oleh pegelola wilayah terkesan dibiarkan bahkan dijadikan objek untuk menyediakan setoran tidak resmi. Sering pula, kerumunan pedagang nekad ini memakan trotoar yang seharusnya merupakan hak pejalan kaki. 

Bahkan banyak pula dari mereka yang karena tidak kebagian trotoar akhirnya dengan rasa tidak bersalah melakukan aktivitas berjualan di badan jalan. Kalau sudah begini, ditingkahi dengan banyaknya angkutan umum yang ngetem atau orang parkir kendaraan seenaknya, maraklah kemacetan lalu lintas yang seharusnya tidak perlu terjadi. 

Itulah potret terkini yang terjadi di kawasan Tenabang & duet Jokowi-Ahok yang ingin membereskannya justru terkesan sebagai pihak yang bersalah, yang dianggap tidak punya empati terhadap wong cilik. Sungguh logika berpikir yang tidak masuk di otak orang waras. 

Pangkal persoalannya, kalau ditelusur lebih jauh, apa yang dihadapi Jonan di berbagai stasiun maupun oleh Jokowi-Ahok di berbagai titik keramaian di Jakarta adalah maraknya premanisme tadi. Ada diantara mereka itu sejumlah oknum menerima setoran & bertindak sebagai mafia itu, dan tentu saja jumlah setorannya tidak kecil.
"Jumlah setoran haram itu dalam setahun tidak main-main lho. Sayangnya, setoran itu enggak nyampai ke saya, jadi ya saya bersihkan saja semua stasiun itu," tutur Jonan berseloroh. 

Begitulah untuk menjadi pemimpin yang sebenarnya. Harus berani bertindak tegas. Tegas tidak sama dengan kejam. Tegas berarti menegakkan keadilan, tidak ada pihak lain yang dirugikan. kalau kejam, yang diuntungkan hanyalah yang bertindak kejam tersebut. Jelas kan?

Sumber : Bisnis Indonesia, 03.08.13 / Kredit Foto : indonesiarayanews.

[English Free  Translation]
Who is the most courageous public figures in Indonesia today? In my opinion, and some people also confirmed there was a more bolder than Ahok or Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). He is Jonan, precisely Ignasius Jonan, President Director of PT KAI. What is the reason? Read more above.

Friday, August 2, 2013

[KG-211/2013] Ayahanda Danies Pratio Berpulang

JAKARTA: Inna lillahi wa inna  ilaihi roji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang, ayahanda dari Danies Pratio (kepala perwakilan KALOG Bandung), Bambang Sukowiyono semalam di Bandung.

Almarhum dimakamkan di pemakaman umum di daerah Ujung Berung, Bandung hari Jum’at 02/08 pagi ini. Atas nama rekan-rekan sekerja, menyampaikan duka cita yang mendalam. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran.

Bagi almarhum, semoga semua amal ibadahnya dapat diterima ALLAH SWT serta diampunkan segala kesalahan dan kekhilafannya. Aamiin YRA.

Sumber : KALOG.

[English Free Translation]

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un. Had passed away last night, father of Danies Pratio (chief representative KALOG Bandung), in Bandung. On behalf of all KALOGers submitted condolences profusely.

Thursday, August 1, 2013

[KG-210/2013] Hari Pertama Posko Lebaran 1434 H Di Bogor

BOGOR: Inilah hari pertama Posko Angkutan Lebaran 1434 H di Stasiun Besar Bogor, yang juga serentak dilakukan di 8 (delapan) stasiun KA lainnya. Posko ini akan buka mulai tanggal 1-18 Agustus 2013 mendatang.

Datang sepagi mungkin karena di jadual piket terulis shif 1 mulai pukul 06.00 – 14.00 sehingga harus tiba lebih awal. Apalagi penumpang dari Bogor mayoritas kelas pekerja yang berdomisili di Kota Hujan namun berkarya di Jakarta.

Alkisah sejak naiknya harga BBM (bahan bakar minyak) akhir Juni 2013 lalu, di sisi lain PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melalui PT KCJ malah menurunkan tarif dasar dari Rp 3.000,- menjadi Rp 2.000,- karena mendapat suntikan dana subsidi pemerintah.


Dana PSO (public service obligation) yang digelontorkan pemerintah Pusat pada akhirnya mendorong masyarakat luas mulai memakai angkutan transportasi masal seperti kereta api (KA) yang nyaris bebas macet dan memuluskan penghapusan KA ekonomi.

Kini dengan merogoh kocek Rp 2.000,- untuk 5 stasiun pertama dan tambahan Rp 500,- untuk stasiun berikutnya, menjadikan kereta rel listrik (KRL) moda angkutan termurah di negeri ini, khususnya di seputaran Jakarta.

Sebagai pembanding nih, naik ojek dari Juanda ke Gambir aja, paling murah Rp 7.000,- dan paling pol Rp 10.000,- per trip. Ini dari ujung ke ujung (sebut saja Bogor - Jakarta Kota) cuma bayar Rp 5.500,- per trip. Luar biasa khan ?

Ini ada oleh-oleh selama hari ini kita dinas di Stasiun Besar Bogor. Sempat sowan ke KS dan Wa KS kemudian bertemu dengan satf Daop1 serta staf beberapa anak perusahaan, berbaur saling bekerja sama membantu menjaga gate masuk dan keluar.

Seru dehhhhh .... Enjoy.

Sumber : KALOG / Foto : RAM.

[English Free Translation]

Wednesday 01/08 is the first day of Posko Boarding Lebaran 1434 H. We are in charge at the Bogor station want to share the experience that is always fun, if enjoyed, certainly enjoy. Congratulations and have a blessed days.

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...