Thursday, January 13, 2011

[KG-005/2011] Pengiriman Perdana Batu Bara Lahat Via SCT - Liputan Khusus

Setelah sempat tertunda beberapa kali terkait persiapan infra-struktur yang cukup rumit, hari Sabtu (08/01/2011) akhirnya pemuatan pertama batu bara dari stasiun Suka Cinta (SCT) ke stasiun Kertapati (KPT) maujud dengan hasil yang cukup memuaskan dan lancar.

Satu rangkaian kereta api (KA) khusus angkutan batu bara dengan menggunakan moda kontainer, berangkat dari SCT jam 20.45 dan tiba keesokan harinya di KPT, untuk selanjutnya diteruskan ke dermaga, sesuai permintaan.

Uji-coba angkutan ini menandai babak baru pengangkutan batu bara dengan moda kontainer yang didisain khusus supaya bisa menampung beban berat bersih rata-rata 20 ton – diluar berat kontainer kosong.



Jumlah PPCW atau gerbong datar (GD) yang digunakan berjumlah 16 unit, setiap PPCW diisi 2 unit kontainer 20 feet (2x20’). Ketentuan berat yang diberlakukan (diijinkan) PT. Kereta Api Indonesia (KAI) untuk setiap gerbong tidak boleh melebihi berat 50 ton total termasuk berat kontainer.

Alasan utamanya karena mengacu ke faktor keselamatan (safety). Seperti diketahui, angkutan batu bara di wilayah Sumatera Selatan sangat dominan beberapa tahun belakangan dan menurut info dari "Lahat Pos” edisi Rabu (12/01), produksi batu bara Lahat mencapai 5,3 juta ton per tahun.

SCT merupakan stasiun acuan penghubung atau semacam hub-port di industri pelayaran global. Lokasi SCT hanya 10-15 kilometer dari kota Lahat dan bisa ditempuh dengan jalan darat menggunakan mobil atau motor sekitar 15 menit saja.

Stasiun kecil ini hari-hari sebelumnya hany beroperasi normal mulai pukul 08.00 hingga 17.00 namun semenjak dioperasikannya KA angkutan batu bara ini, praktis akan buka selama 24 jam dan dukungan penuh siap diberikan oleh semua pihak terkait.

Kedepannya, akan lebih dioptimalkan pemanfaatan jalur KA untuk pengiriman batu bara, terutama oleh pihak swasta yang mencari alternatif angkutan selain menggunakan truk atau dump-truck. Seberapa sukseskah, harus dibuktikan dengan kerja keras dan kerja tim.

Bertindak selaku transporter, PT. Kereta Api Logistik (KALOG) yang memulai debutnya di ujung selatan Pulau Sumatera mulai tahun ini namun rintisannya telah dimulai sejak tahun 2010 lalu. 

Untuk menangani proyek angkutan batu bara ini, KALOG menyiapkan sejumlah alat berat semisal Reach Stacker (R/S), Wheel Loader (W/L), Crane serta Excavator dan sumber daya manusia (SDM) berpengalaman untuk mensukseskan proyek ini.

Selamat dan sukses untuk KAI maupun KALOG – afiliasi KAI yang ditunjuk menangani pengiriman batu bara dari kota Lahat. Dampaknya ? Selain bisa mengurangi tingkat kemacetan di jalan darat, juga untuk mendorong volume ekspor dalam beberapa tahun ke depan.

Congrats ya.

Sumber : KALOG SS / Foto : RAM.

No comments:

Post a Comment

[KU-179/2021] Dirut KAI Commuter Mukti Jauhari Tutup Usia

  Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga besar KAI Group khususnya KAI Commuter hari ini berduka. Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meningg...