PALEMBANG: Kinerja perbankan di Sumatera Selatan dan Bangka
Belitung dinilai positif pada tahun ini di tengah kondisi gejolak harga komoditas
perkebunan dan pertambangan yang berdampak cukup besar bagi kedua daerah
tersebut.
Total aset perbankan di Sumsel per Oktober 2012 mencapai Rp68,41 triliun atau tumbuh 13,03% (yoy).
Terkait dengan rencana bisnis tahun depan, ada sejumlah hal yang perlu menjadi perhatian kalangan perbankan dalam pengembangan investasi dan bisnis mereka di Sumsel dan Babel.
Untuk itu, Bisnis mewawancarai Kepala Bank Indonesia Wilayah VII Palembang Sutikno, Senin (17/12/2012). Berikut petikannya.
Bagaimana Anda melihat perkembangan ekonomi Sumsel dan Babel tahun ini dan tahun depan?
Ekonomi Sumsel pada tahun ini kami perkirakan tumbuh 5,9% hingga 6,4% dan Bangka Belitung 5,5% hingga 6,0%.
Dalam hal pencapaian ekonomi, Sumsel cukup tinggi, tetapi sedikit melambat dibandingkan dengan perekonomian pada tahun sebelumnya.
Perlambatan itu tidak terlepas dari kinerja komoditas unggulan yang terkoreksi seiring dengan lemahnya pertumbuhan global.
Di sisi perkembangan harga, pencapaian inflasi Sumsel sangat baik hingga kami perkirakan hanya pada kisaran 2,8%- 3,1%.
Untuk 2013, perekonomian Sumsel kami perkirakan tumbuh lebih bagus dengan mengalami sedikit percepatan menjadi tumbuh pada kisaran 6,0% hingga 6,5%, terdorong oleh kapasitas ekonomi yang meningkat, sebagai implikasi investasi yang cukup tinggi pada 2012.
Hal itu juga karena adanya perbaikan pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor, sementara Inflasi diperkirakan tetap terkendali pada kisaran 4,5% ±1%.
Sejauh mana ketergantungan ekonomi Sumsel terhadap perkembangan pasar komoditas pertambangan dan perkebunan?
Perekonomian Sumsel tidak bisa terlepas dari perkembangan sektor pertambangan dan subsektor perkebunan.
Kendati demikian, bila kita lihat data PDRB [produk domestik regional bruto] sektoral yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik selama 2 tahun terakhir, pangsa sektor tersier telah mendominasi perekonomian.
Pergeseran pangsa ini cukup baik karena membuat Sumsel menjadi kurang sensitif terhadap shock eksternal yg terjadi, dan lebih bertumpu pada permintaan domestik.
Ekonomi yang cukup bergerak cepat di Sumsel saat ini adalah pertanian, perdagangan, perhotelan, dan restoran yang menjadi source of growth bagi Sumsel. Hal ini juga dialami oleh Bangka Belitung.
Bagaimana pengaruh pasar komoditas itu bagi multiplier efek perekonomian di Sumsel?
Perkembangan pada subsektor perkebunan dan pertambangan akan memengaruhi pendapatan sebagian besar masyarakat, dan kemudian memengaruhi tingkat konsumsinya.
Pada akhirnya juga akan memengaruhi kinerja sektor lainnya dan permintaan dalam ekonomi secara umum.
Lalu bagaimana peran yang harus diambil oleh perbankan dalam menyokong pertumbuhan ekonomi di Sumsel dan Babel?
Peran perbankan di Sumsel selama ini cukup baik dalam mendorong perekonomian Sumsel dan Babel, dengan perkembangan kredit produktif yang tumbuh cukup tinggi, di atas pertumbuhan kredit secara nasional.
Penyaluran kredit di Sumsel tumbuh hingga 25,86% (yoy) dengan outstanding sebesar Rp43,63 triliun.
Kalau memperhitungkan lokasi proyek di daerah ini yang dibiayai oleh perbankan di luar Sumsel, maka hitungan outstanding-nya per september mencapai Rp2,03 triliun.
Sebagian besar kredit itu berasal dari kredit produktif yang digunakan debitur untuk modal kerja dan investasi.
Untuk kredit investasi tumbuh 29,50%, sehingga bisa memberikan gambaran peningkatan kapasitas produksi di Sumsel. Kredit investasi banyak masuk ke sektor pertanian, terutama perkebunana kelapa sawit yang berkembang cukup pesat di daerah ini.
Apa yang perlu menjadi perhatian bagi perbankan untuk membantu pertumbuhan investasi dan bisnis di Sumsel dan Babel?
Tentunya peran untuk pembiayaan kegiatan investasi ini dapat terus ditingkatkan, salah satunya dengan memperluas segmen pasar dan area operasional, sehingga lebih menjangkau semua lapisan masyarakat di pelosok daerah Sumsel dan Babel.
Dengan cara itu, pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung secara lebih inklusif dan berkesinambungan, sehingga pembangunan ekonomi jangka panjang dapat berlangsung dengan baik.
Selain itu, perhatian untuk pembiayaan usaha kecil menengah dan kredit usaha rakyat juga perlu terus dilanjutkan.
Realisasi kredit UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah] tahun ini tumbuh 26,07% atau tertinggi dari seluruhan pertumbuhan kredit, dengan outstanding mencapai Rp16,07 triliun.
Untuk kredit usaha rakyat tumbuh 60,58% dengan nilai penyaluran kreditnya Rp1,25 triliun. Ini semestinya juga perlu menjadi perhatian bagi perbankan di Sumsel dan Babel ke depan. (ra)
Sumber : Bisnis Indonesia, 21.12.12.
[English Free Translation]
No comments:
Post a Comment