JAKARTA. Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan, jumlah produksi batubara yang
tercatat sebesar 90 juta ton selama kuartal I tahun ini.
Jumlah produksi ini
diperkirakan bisa lebih banyak, sebab banyak pemegang Kuasa Pertambangan (KP)
yang tidak melapor hasil produksi batubara ke Kementerian ESDM.
"70 % diantaranya
langsung diekspor," ujar Edi Prasodjo, Direktur Pembinaan Pengusahaan
Batubara Kementerian ESDM, saat ditemui di sela-sela acara pameran dan
konferensi pertambangan Asean Australia, Ozmine 2012 di Jakarta, Selasa (17/4).
Tahun ini, rencana produksi batubara
Indonesia adalah 332 juta ton, dan sebanyak 250 juta ton diantaranya untuk
pasar ekspor. Sebagai perbandingan, tahun 2011 lalu, Kementerian ESDM mencatat
produksi batubara sebesar 329 juta ton, sebanyak 248 juta ton untuk pasar
ekspor.
Angka realisasi produksi
batubara versi pemerintah ini berbeda dengan perkiraan Asosiasi Pertambangan
Batubara Indonesia (APBI).
Supriyatna Suhala, Direktur
Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mengatakan, realisasi
produksi batubara kuartal I bisa mencapai 100 juta ton.
“Data kami biasanya lebih
besar dibandingkan data pemerintah. Karena tidak semua bupati/walikota
melaporkan hasil produksi tambang ke pemerintah pusat,” ujarnya.
APBI sendiri memperkirakan,
produksi batubara tahun ini mencapai 390 juta ton. Sementara realisasi produksi
batubara tahun lalu versi APBI mencapai 370 juta ton.
Menurut Supriyatna, produksi
batubara meningkat karena banyaknya pemain baru, serta banyaknya yang melakukan
ekspansi usaha.
Sumber : Kontan, 17.04.12.
[English Free Translation]
Ministry of Energy and
Mineral Resources (ESDM) reported, the amount of coal production totaled 90
million tons during the first quarter of this year. Total production is
estimated to be more, because many of the holder of Mining Authority or Kuasa
Pertambangan (KP) who did not report results to the Ministry of Energy and
Mineral Resources of their coal production.
No comments:
Post a Comment