Widiarto
Dwi Pracoyo - d'Traveler
detikTravel Community -
AMBARAWA:
Menaiki kereta ini seakan membawa kita pergi menelusuri lorong maktu menuju masa
lalu. Kereta uap zaman dahulu ini masih bisa digunakan dan siap untuk mengajak
Anda berkeliling menikmati Ambarawa ala tempo dulu. Seru!
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sejarah panjang, salah satu
cara menikmatinya adalah dengan menaiki kereta uap di Museum Kereta Api
Ambarawa, Jawa Tengah. Sembari dibawa melewati alam yang masih asri, wisatawan
seakan melewati lorong waktu.
Stasiun Ambarawa adalah salah satu saksi sejarah perkeretaapian Indonesia.
Ambarawa menjadi salah satu jalur yang cukup sibuk di Pulau Jawa pada waktu
itu. Seiring dengan perkembangan zaman, rute kereta api yang melewati Ambarawa
pun tidak digunakan, akhirnya Stasiun Ambarawa berubah fungsi menjadi Museum
Kereta Api Ambarawa.
Bangunan stasiun yang sudah berusia ratusan tahun ini masih kokoh berdiri
dengan megahnya. Saat ini terdapat beberapa koleksi lokomotif di Ambarawa yang
sebagian besar adalah lokomotif tua berwarna hitam buatan Eropa. Selain itu,
museum ini menawarkan pengalaman wisata yang sangat spesial yaitu wisata kereta
uap.
Wisata kereta uap adalah salah satu wisata yang dikelola oleh PT Kereta Api
Indonesia (PT KAI). Untuk menaiki kereta uap, wisatawan harus melakukan
reservasi terlebih dahulu karena wisata kereta uap memerlukan persiapan ketika
akan digunakan.
Wisata kereta uap ini memiliki 2 rute yaitu relasi Ambarawa-Bedono yang
berjarak sekitar 20 km dan relasi Ambarawa-Tuntang yang berjarak 10 km pulang
pergi. Saat ini rute kereta uap Ambarawa-Bedono sedang dalam tahap renovasi dan
revitalisasi jalur sehingga untuk rute ini masih belum dapat dijalankan. Rute
yang ditawarkan adalah relasi Ambarawa-Tuntang yang memakan waktu kurang lebih
1,5 jam pulang pergi.
Pagi hari, lokomotif buatan Jerman ini sudah tampak dipersiapkan. Tumpukan kayu
bakar sebagai bahan bakar sudah menggunung, uap yang mendesis pun mulai
terdengar dari suara air yang dipanaskan. Lokomotif buatan Jerman ini telihat
masih sangat gagah meski dibuat pada tahun 1902. Hebatnya lagi, hanya ada 2
lokomotif sejenis di dunia yang masih bisa berjalan yaitu lokomotif di Ambarawa
dan lokomotif di India.
Lokomotif hitam itu dirangkai dengan 3 gerbong yang juga sama klasiknya.
Gerbong dengan kursi kayu berhadapan dan tanpa jendela itu seakan membawa aroma
masa lalu. Rangkaian kereta yang menampung sekitar 70 orang penumpang itu pun
bergerak perlahan menuju ke Tuntang, sebuah stasiun kecil yang terletak di
dekat Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Laju kereta yang tidak terlalu kencang, membuat angin sepoi-sepoi masuk ke
dalam gerbong penumpang. Lintasan di sekitar Stasiun Ambarawa terlihat agak
padat dengan rumah. Namun, saat ini area di sekitar rel akan mulai direlokasi
dan dibuat steril dari bentuk bangunan.
Tak lama kemudian, pandangan mata pun dimanjakan dengan pemandangan alam yang
menakjubkan. Hamparan sawah dilatarbelakangi dengan bukit-bukit begitu indah.
Wisatawan yang duduk di gerbong penumpang akan merasakan sensasi bagaikan
melakukan perjalanan di masa lampau.
Beberapa penumpang pun asyik duduk di belakang masinis untuk melihat cara kerja
masinis menangani lokomotif klasik ini. Perlahan-lahan perjalanan pun semakin
mendekati Rawa Pening. Ya, jalur rel ini berjalan tepat di samping Rawa Pening,
sebuah danau yang terkenal dengan legenda Baru Klinting. Pemandangannya pun makin
beragam dan makin seru!
Kereta akan berhenti di Stasiun Tuntang selama kurang lebih 20 menit untuk
memutar lokomotif ke belakang. Hal ini cukup unik karena kereta akan menarik
rangkaian gerbong namun berjalan mundur. Kesempatan ini digunakan oleh para penumpang
berfoto di dalam gerbong di Stasiun Tuntang yang juga bergaya klasik.
Setelah diputar, kereta pun ditarik mundur kembali ke Stasiun Ambarawa.
Perjalanan yang masih ditemani jeritan peluit klasik yang melengking ini tak
memakan waktu terlalu lama hingga akhirnya sang lokomotif membawa rangkaian
kembali sampai di Stasiun Ambarawa. Sebuah perjalanan yang mengasyikkan, seakan
membawa kita memasuki lorong waktu merasakan apa yang dulu dirasakan oleh kakek
dan nenek kita.
Sumber : detikTravel, 09.11.14 / Foto : RAM.
Rujukan terkait Ambarawa, silahkan baca juga hasil liputan ke Museum
KA
yang kesohor tersebut, di : [KG-340/2014] Ambarawa Amazing Bingitz !
(edisi cangkru'an) – Minggu, 14 Desember 2014, [KG-339/2014] Ambarawa Amazing Bingitz !
(edisi renovasi) - Sabtu, 13 Desember 2014, [KU-287/2014]
Gaet Belanda, Museum KA Ambarawa Akan Jadi Yang Terbesar di Asia –
Minggu, 19 Oktober 2014 dan [KG-279/2014]
Amazing Ambarawa ! –
Sabtu,
11 Oktober 2014.
[English
Free Translation]
Indonesia is one
country that has a long history,
one way to enjoy it is to ride a steam train at the Ambarawa’s Railway Museum,
Central Java. While taken through beautiful nature, as travelers pass
through the time tunnel.
No comments:
Post a Comment