AmBaRaWa: Kunjungan hari Sabtu 13/12 kemaren,
lebih mengesankan ajang silaturahim karena dalam kebiasaannya, selalu ada
diskusi atas suatu topik walau tidak rutin setiap hari. Sesuatu yang menarik,
bingitz deh ha ha ha.
Bagi Pembaca yang sudah berusia diatas 40
tahun, banyak kosa kata anyar yang muncul dan rada sulit dipahami. Ndak
apa-apa karena ramuannya dibuat ringan dan supaya agak gaul. Diantaranya, cangkru'an
= ngobrol santai, bingitz = banget, keppo = rasa ingin tahu, juga gaya bahasa ala
suroboyo-an ato daerah khas tertentu, itu cuma bumbu tulisan doank.
Kembali ke perihal obrolan santai, tempo hari kita pernah
menyampaikan sepintas tentang makna gambar yang ada di ruang tunggu utama
(sebelumnya semacam cafe bagi para tentara dan warga Hindia Belanda) dan
dibawahnya dilengkapi gambar, dengan kisah sejuta makna.
Kenapa disebut demikian ? Nanti bila berkunjung ke Museum
Ambarawa, coba lihat-lihat gambar dimaksud dan tanyakan arti
gambar-gambar ato simbol-simbol yang yang tercetak diatas keramik tersebut.
Seperti ungkapan "buatan global, rasa lokal" (made in global, local taste).
Gitu kurang lebihnya.
Kemudian diatas simbol / gambar tadi, pas diatas
langit-langitnya seharusnya ada lampu kuno, yang digambarkan "pendulum
besar", yang akan menunjukkan sesuatu - namun "hilang" alias
berpindah tempat dan masih dalam masa pencarian. Jujur saja, seperti para arkeolog
saat menggali temuan mereka, maka kali ini KS Ambarawa Tri Prastiyo mencoba
menggali makna yang tersirat.
Jika perlu, ekspedisi mini ini dilakukan dengan
perjalanan spiritual, napak tilas hingga mencari tahu ke sumber-sumber yang tak
pernah diduga sebelumnya, seperti ada "energi" yang membawa ke
Museum Ambarawa. Bukan ihwal mistis lho, suatu saat akan bisa dijelaskan secara
logika, hanya saja perlu waktu untuk memecahkan misteri ini. Ciaileh misteri
nÍh yeee.
Ibarat teka-teki, kita ini hanyalah butiran debu yang
tengah memandang sebuah gambar abstrak agar memiliki makna. Makna apa saja,
itulah yang tengah kita cari. Ada cerita sejarah Kalingga, kejayaaan
kerajaan Majapahit hingga runtuhnya, peran para pewaris sisa kerajaan
Majapahit di Banyu Biru dan timbulnya kesultanan Demak dengan ajaran
Islam.
Masalahnya, tidak hanya studi literatur doank karena ada
pesan-pesan yang harus diterima dan dirasa oleh pelaku, agar bisa membuktikan
bahwa satu peristiwa ini ternyata berkaitan dengan yang lainnya. Bagaimana
merasakan itu semua. Energi yang terkumpul akan menyebarkan sinyal positif dan
dirasa oleh nalar, sebagai sebuah bahan kajian.
Mendadak belajar sejarah ? Gpp. Menggali hobi lama yang
sempat terkubur dan semoga cerita-cerita dibalik misteri sebuah gambar tadi
bisa dikuak sedikit demi sedikit. Daripada tidak ngapa-ngapain, minimal kita
sudah coba membuka tabir misteri tadi.
Satu hal keunikan mengenai Stasiun Ambarawa (dulu namanya : Willem I, dibangun tahun 1873). Secara artistik, struktur bangunan kokoh ini bergaya Eropa tetapi didalamnya banyak filosofi Jawa dan campuran Cina. Semisal, pemerintah Hindia Belanda membangun stasiun diibaratkan seperti seekor ular naga.
Bangunan depan (loket jama dahulu) dibuat jendela kiri kanan dan hampir semua struktur bangunan, mulai kepala, badan hingga ekor (jika perumpamaan manusia maka bagian atas / leher keatas, bagian badan - lher kebawah hingga batas pusar dan bagian bawah - pusar turun ke bawah hingga ujung kaki).
Tiga struktur bangunan Stasiun Ambarawa mirip seekor naga : kepala, badan dan ekor (bagian yang terpenggal ato banguan terpisah karena seekor naga bila dilihat tidak rata dan utuh melainkan meliuk-liuk) sehingga struktur bangunannya tergambarkan seperti terpisah.
Kenapa didisain sedemikian rumit ato pake filosofi segala ? Kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan Jawa bisa jadi merupakan bentuk kebudayaan tertua, hal ini dibuktukan dengan diketemukannya fosil manusia Sangir. Lantas, bukti lain adanya bangunan Candi Borobudur. Mau dibandingkan dengan kebudayaan Inca ato Aztec ato Maya ?
Gambar-gambar yang diamati pak Tri - KS Ambarawa, sedemikian lengkap sehingga mengesankan kebudayaan Jawa jauh lebih tinggi dibandingkan suku-suku tadi. Piramida bisa jadi merupakan salh satu keajaiban dunia namun secara gambar, detilnya tidaklah selengkap Candi Borobudur dalam mengungkap profil para dewa dan sebagainya.
Itu baru satu hal yang bisa dibagi disini. Masih banyak hal unik dan menarik untuk bisa dibagikan nantinya. Mulai dari kemiripan logo Airlangga dan Padjadjaran dalam misteri gambar tadi, gambar cakra, simbol tali, dan lain sebagainya. Masih dieksplorasi. Yang tertarik, monggo diperhatikan kembali.
Anggap saja seperti serial filem layar lebar Bourne's
yang diperankan oleh Matt Damon. Banyak menyimpan keunikan dan penonton diajak
berpikir memecahkan kode rahasia berupa simbol ato petunjuk. Jangan mengambil
perumpamaan filem Agatha Christie, terlalu rumit hi hi hi.
Ayooo kita bisa. Lanjutkan dan jangan putus asa. Akan ada
kisah menarik di balik misteri "Mbah Rowo". Ini baru permulaan yang
menarik. Percayalah he he he.
Aamiin YRA.
Sumber : KALOG / Foto : RAM - Bram.
Catatan,
Rujukan sebelumnya, silahkan baca [KG-339/2014] Ambarawa Amazing
Bingitz ! (edisi renovasi) -
Sabtu, 13 Desember 2014, [KU-287/2014] Gaet Belanda, Museum KA
Ambarawa Akan Jadi Yang Terbesar di Asia – Minggu, 19 Oktober 2014 dan
[KG-279/2014] Amazing Ambarawa ! – Sabtu, 11 Oktober 2014.
[English Free Translation]
A historical journey, trying to uncover the facts of an
image in Ambarawa station. Keep update the expedition to uncover the mystery
inside. Happy reading.
No comments:
Post a Comment