AmBaRaWa: Niatnya sih mau nginep cuma berhubung tgl
01/01/15 harus piket di kantor, jadi musti bolak-balik Surabaya – Semarang – Ambarawa – Semarang – Surabaya dalam hitungan
24 jam kurang dikit.
Berangkat SBI dengan
KA Maharani 31/12/14 jam 06.00
(delay menjadi 06.30) dan rencana tiba
di SMC jam 10.30 menjadi jam
11.00 dan harus ngeburu waktu ke Ambarawa, soalnya kepengen naik kereta api wisata
(kawis) yang gak setiap saat ada.
Ini cita-cita lama dan begitu ada kesempatan makanya
minta ijin jalan ke Ambarawa tapi tgl 01/01/15 sudah standby kembali di KLM.
Kembali dengan KA Gumarang 31/12/14 jam
22.10 (menjadi 22.23) dan jadilah bertahun baru diatas kereta api.
Sampe di rumah jam 04.00, setelah adzan subuh barulah
terkapar tidur pulas sampe pagi. Setelah istirahat cukup, lanjut ke kantor. Its
me again. Udah balik sebelum 24 jam. Aje gile bener tapi bersyukur sempat
menaiki kawis kayu model “djaman doeloe”.
Bila pak Tri
Prastiyo (KS Stasiun Ambarawa) didukung habiz oleh manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero),
Insya Allah potensi wisata di kota Ambarawa bisa sedikit demi sedikit
berkembang. Begitu juga mengembangkan Museum KA Ambarawa.
Berikut ini, liputan singkat ke Ambarawa walau gak sempat
ber-selfie ria. Baru kali ini sampe kelupaan akibat mepetnya waktu dan
banyaknya pertanyaan penumpang. Koq gak ada pemandu wisatanya ? Koq jalannya
pelan ? dan segambreng pertanyaan lain.
Akan kami teruskan kepada pak Tri karena beliaulah yang
lebih berwenang. Kita menumpang kawis karena kebetulan bertugas membantu
pengawalan sehingga dikira wong kereta api he he he. Ndak apa-apa seneng koq.
Oh ya, jarak antara stasiun Ambarawa ke stasiun Toentang sekitar 6,2 kilometer (begitu penuturan salah satu staf PT KAI yang
bertugas) dan ditempuh sekitar 30 menit
dengan kecepatan 20 km/jam (mempertimbangkan kondisi rel yang ada dan kawis
yang terbuka.
Banyak penumpang yang ingin duduk ditangga kereta karena
angir berhembus dengan semilir dan pemandangan ada sawah, rumah penduduk serta
ada Rawa Pening (simak sejarah ato
asal-usul kota Ambarawa). Baca juga : [KU-353/2014] Asal Mula Kota
AMBARAWA - edisi 27 Desember 2014, [KU-351/2014] Kereta Uap
Ambarawa, Lorong Waktu Menuju Masa Lalu – 25 Desember 2014,
[KG-340/2014] Ambarawa Amazing Bingitz ! (edisi cangkru'an) – Minggu,
14 Desember 2014, [KG-339/2014] Ambarawa Amazing
Bingitz ! (edisi renovasi) -
Sabtu, 13 Desember 2014, [KU-287/2014] Gaet Belanda, Museum KA
Ambarawa Akan Jadi Yang Terbesar di Asia – Minggu, 19 Oktober 2014 dan
[KG-279/2014] Amazing Ambarawa ! – Sabtu, 11 Oktober 2014. .
Seperti biasa, saat berdiskusi dengan KS Ambarawa, selalu
saja ada hal baru yang menarik untuk dipelajari bareng. Salah satunya kaitan
antara sejarah Padjadjaran dan Sriwijaya (indikasi peninggalan ada di Sumsel
bagian barat) dan susunan unik motif tembok stasiun.
Bila diperhatikan, motifnya unik dan bukan sembarang
tempel. Yang sempat dipelajari dan disimpulkan. Ini adalah simbol peradaban
Indonesia dalam relief di Stasiun Ambarawa. Gambarnya lihat disini (gak perlu
pake nambahin sakitnya tuh disini hik hik hik).
Urutan dari bawah itu adalah periode jalan Megalitikum
(warna abu-abu), kemudian keatas lagi simbol jaman percandian (batu-batuan
seperti bata warna cokelat), naik lagi ke jaman (apa ya ?) dengan simbol warna
batu bata merah dan tembok atasnya (terang) merupakan lambang Indonesia saat
ini (dan, siapa tahu wajah Indonesia ke depan).
Ciri jaman Megalitikum menurut info dari website berikut
ini (http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/)
dan menurut catatannya terdiri dari Menhir
(peninggalan sejarah dari bebatuan untuk pemujaan arwah nenek moyang), Dolmen (meja batu) untuk penyerahan
sesajian bagi arwah nenek moyang, Punden
Berundak (mirip bangunan namun sudah langka) dan Sarkofagus (peti jenazah umumnya terbuat dari bebatuan).
Untuk ringkasan sejarah yang lainnya, menyusul ya. Lagi disusun dan
mencari referensi yang bisa dipertanggung jawabkan agar sejarah negeri ini
tetap terjaga dengan baik. Juga berguna generasi selanjutnya. Di jaman
kerajaan, jajahannya mencapai sebagian negara ASEAN loh. Mantep khan.
He he he seperti teka-teki aja, gak apa-apa lah. Sedikit
demi sedikit kita sharing sejarah peradaban umat manusia di bumi Indonesia
tercinta. Siapa tahu ada yang minat bereksplorasi. Ayoooo. Kapan lagi
berkontribusi buat sejarah Tanah Air.
Sumber : Langsung / Live - Ambarawa's Trip / Foto : RAM.
[English Free Translation]
Ambarawa railway station store a variety of unique and
arguably still mysterious because many things that when extracted one by one,
have been linked with the history of this nation, not only the national railway
history. We like being delusional but the founders of this republic, formerly
also had fantasized the same.