Oleh Eric Bellman dan Ben Otto
Borneo Lumbung Energi & Metal, salah satu pemegang
saham terbesar Bumi Plc, sedang bernegosiasi untuk mendapatkan kompensasi
tambahan dari Bakrie Group, yang sedang mengajukan tawaran $1.2 miliar untuk
keluar dari perusahaan yang tercatat di bursa London tersebut.
Awal bulan ini, Bakrie mengajukan tawaran untuk keluar
dari Bumi Plc, dan sebaliknya menginginkan untuk membeli saham dari aset-aset
pertambangan Bumi Plc di Indonesia.
Borneo memiliki 23,8% saham Bumi Plc melalui dua
perusahaan patungan, atau joint ventures, dengan Bakrie. Bakrie sendiri secara
terpisah memiliki 23,8% saham Bumi.
Presiden Direktur Borneo, Alexander Ramlie, mengatakan
negosiasi tengah berlangsung dan pihaknya Kamis lalu sudah bertemu dengan
perwakilan dari Long Haul Holdings Ltd., perusahaan Bakrie Group yang menguasai
sebagian saham grup tersebut di Bumi.
Menurut Alexander, Bakrie sedang mempertimbangkan untuk
membayar Borneo kompensasi tambahan karena Bakrie harus membubarkan dua
perusahaan patungan dengan Borneo yang didirikan khusus untuk pembelian saham
Bumi.
“Secara garis besar, Long Haul setuju untuk memberikan
kami kompensasi atas dibubarkannya kerjasama Borneo dan Bakrie,” kata
Alexander. “Kami berharap untuk mendapatkan $1 milyar dari [sisa saham kami] di
Bumi PLC dan dari kompensasi bubarnya kemitraan kami dengan Bakrie.”
Seorang jurubicara Bakrie Group memastikan bahwa kedua
belah pihak sedang melakukan negosiasi.
Borneo tahun lalu mengeluarkan $1 milyar untuk membeli
setengah dari seluruh saham Bakrie di Bumi PLC, yang membantu konglomerat
tersebut membayar utang-utangnya. Seperti investor lainnya, investasi Borneo di
Bumi nilainya merosot sebesar 70%.
Dalam tawaran Bakrie, pihaknya akan menukar 23,8%
sahamnya di Bumi PLC dengan 10% saham PT Bumi Resources yang dikuasai oleh Bumi
PLC.
Bakrie kemudian akan membeli sisa saham Bumi Resources
yang dikuasai Bumi PLC sebesar 18,9% dengan harga $278 juta.
Selain Bumi Resources, Bakrie juga akan membeli 85% saham
Berau Coal Energy dari Bumi PLC, dengan tawaran $950 juta.
Tak lama setelah tawaran Bakrie diumumkan, Borneo
mengumumkan pihaknya berharap mendapatkan kompensasi tambahan dari Bakrie.
Kompensasi ini merupakan transaksi terkait pembubaran usaha patungan mereka.
Salah satu pendiri Bumi PLC, Nat Rothschild, telah
mengundurkan diri dari jajaran direksi perusahaan tersebut pekan lalu, sebagai
bentuk protes atas tawaran tersebut. Dalam surat pengunduran dirinya, dia
mengatakan tawaran Bakrie tidak adil bagi pemegang saham minoritas.
Namun Borneo bersikeras bahwa transaksi tersebut tidak
akan merugikan pemegang saham minoritas, karena tawaran yang diajukan Bakrie
jauh lebih tinggi dibanding harga pasar.
Sejumlah sumber mengatakan Borneo berharap bisa
mendapatkan setidaknya $450 juta dari Bakrie, namun menurut mereka negosiasi
masih sedang berjalan dan belum tentu Borneo mendapatkan apa yang mereka minta.
Bumi PLC berdiri ketika aset pertambangan Bakrie
digabungkan dengan perusahaan investasi Rothshild, dan sebagai imbalannya,
Bakrie mendapatkan jatah saham di Bumi PLC.
Namun harga saham Bumi merosot sebesar 80% dari harga
pencatatan saham, yang diakibatkan oleh jatuhnya harga batu bara, masalah
hutang grup Bakrie serta adanya keluhan mengenai corporate governance dalam
Bumi Resources.
Mengingat utang Grup Bakrie sudah mencapai miliaran dolar,
para analis mempertanyakan bagaimana Bakrie
menggalang dana yang diajukan dalam tawarannya kepada Borneo.
Para analis dan investor berspekulasi, Bakrie akan
mempertimbangkan menggalang dana dari pinjaman, penjualan aset grup dan bahkan
kemungkinan untuk mengajak perusahaan lain untuk menjadi mitra yang akan
memasukkan uang.
Borneo mengatakan pihaknya yakin bahwa Bakrie akan
berhasil menggalang dana tersebut.
“Kita semua tahu Nirwan dan Ical [dua kakak beradik yang
menjalankan grup Bakrie] sejak lama” kata Alexander kepada reporter, Kamis
lalu. “Bisnis mereka hampir bangkrut tahun 1997, tapi berhasil bangkit kembali.
Tahun 2005, mereka nyaris bangkrut lagi, tapi berhasil pulih. Melihat sejarah,
mereka pasti bisa bangkit kembali lagi.”
Sementara itu, Alexander menambahkan Borneo, perusahaan
tambang batu bara milik Samin Tan, yakin bisa membayar utang $1 miliar yang
dipakai untuk membeli saham Bumi PLC tahun lalu.
Borneo Kamis lalu mengatakan akan membayar $50 juta dari
utang tersebut pada tahun 2012, $140 juta tahun 2014, $160 juta tahun 2015 dan
$510 juta tahun 2016.
“Jatuhnya harga batu bara telah berdampak negatif
terhadap bisnis,” kata Alexander. “Tapi kami yakin kami bisa membayar pokok
hutang dan bunganya.”
Sumber : TWSJ, 28.10.12.
[English Free Translation]
Borneo Lumbung Energi & Metal, one of the largest
shareholders of Bumi Plc, is negotiating to obtain additional compensation from
the Bakrie Group, which is currently bid to get $ 1.2 billion out of the
companies listed, on the London stock exchange.
No comments:
Post a Comment