PALEMBANG: Sejumlah proyek
investasi besar yang ditawarkan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan stagnan
karena terkendala infrastruktur dan regulasi yang dapat berdampak terhadap
pencapaian target realisasi investasi pada tahun ini.
Kepala Badan Promosi
Pelayanan dan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Sumsel Permana mengatakan, kendala
tersebut membuat beberapa calon investor
akhirnya urung menanamkan modalnya di provinsi tersebut.
“Misalnya, perusahaan pabrik
sepatu asal Korea yang ingin investasi di Sumsel karena melihat lahan di
Tangerang sudah terbatas, tetapi tidak jadi berinvestasi karena infrastruktur
transportasi di sini masih kurang,”katanya saat seminar potensi Sumsel untuk
negara di Kawasan Amerika – Eropa, Rabu (10/10).
Menurut Permana, calon
investor akan mempertimbangkan terlebih dahulu benefit cost sebelum
berinvestasi di suatu wilayah.
Dia melanjutkan proyek
investasi lainnya pun berupa pembangunan jalan tol Palembang – Indralaya juga
terhambat. Padahal, sudah ada investor asal Malaysia yang bekerjasama dengan
Italia berminat dengan proyek ini. Namun terkendala regulasi serta berbelitnya
birokrasi di tubuh pemerintahan daerah maupun pusat.
“Padahal proyek toll road
itu juga mendesak untuk kepentingan masyarakat dan dunia usaha. Banyak proyek
yang stagnan di Kementerian Perhubungan dan Kehutanan,” katanya.
Dia mengaku investasi pada
tahun ini memang cenderung melambat dibanding pada tahun lalu. Pencapaian
investasi baik dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal
asing (PMA) sendiri baru mencapai Rp5,8 triliun pada semester I/2012 dari
target sebesar Rp13 triliun.
“Tahun lalu memang cenderung
berbeda karena ada daya tarik dan daya dorong untuk investasi. Pada tahun ini
memang diharapkan ada faktor yang dapat memacu pencapaian target tesebut,”
katanya.
Permana berharap melalui
field trip dari perwakilan 10 negara di kawasan Amerika – Eropa dapat
menghasilkan MoU dengan Sumsel terkait potensi investasi yang ada.
Dia mengatakan secara
keseluruhan, nilai potensi investasi yang belum tergarap di Sumsel bisa
mencapai Rp76 triliun mulai dari proyek-proyek jalan tol, infrastruktur, dan industri
hilir.
Dalam kesempatan yang sama
,First Secretary Macroeconomics & Finance Chief Michael Roberts mengatakan,
pihaknya melihat Sumsel belum siap menjadi kawasan investasi, terutama untuk
sektor pertambangan.
“Ini merupakan kunjungan
kedua saya ke Sumsel dan dari kunjungan ini kami tahu bahwa Sumsel masih
terkendala masalah infrastruktur, seperti pelabuhan dan rel kereta api ganda
yang belum terealisasi,” paparnya.
Pihaknya berharap Pemrov
Sumsel dapat segera menemukan solusi untuk masalah-masalah yang menghalangi
kegiatan investasi selama ini.
Roberts menambahkan meski
demikian Sumsel tetap menyimpan potensi lain yang bisa dikembangkan, seperti
sektor energi panas bumi.
“Karena itu kami bisa
mengarahkan pengusaha Amerika untuk membidik sektor geotermal karena potensinya
cukup tinggi di sini,”ujarnya. (Bsi)
Sumber : Bisnis Indonesia,
10.10.12.
[English Free Translation]
A number of major investment
projects offered by the Government of South Sumatera Province are stagnant due
to infrastructure constraints and regulations that may affect the realization
of the investment target this year.
No comments:
Post a Comment