PALEMBANG: Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan akan tercapai
sesuai target 6,5% pada tahun ini karena kembali stabilnya harga komoditas
pertanian dan pertambangan.
Hal itu diyakini Pemerintah Provinsi Sumsel di tengah
munculnya koreksi angka pertumbuhan ekonomi Sumsel oleh Bank Indonesia yang
memerkirakan turun menjadi 6,2%-6,3%, karena pengaruh penurunan harga komoditas
perkebunan dan pertambangan.
Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan
Pemrov Sumsel Eddy Hermanto mengatakan angka pertumbuhan itu dapat tercapai
mengingat harga-harga komoditas mulai merangkak naik pada akhir tahun ini.
”Pertumbuhan ekonomi akan sesuai dengan yang dipatok
pemerintah karena jelang November ini harga-harga mulai naik,” katanya saat
ditemui Bisnis hari ini, Selasa (23/10/2012).
Menurut Eddy, perekonomian Sumsel memang bergantung pada
komoditas, terutama dari pertanian, seperti karet, kelapa sawit dan kopi. Oleh
karena itu, pergerakan harga produk-produk itu di pasar global akan berpengaruh
pula terhadap perekonomian di provinsi tersebut.
”Penggerak ekonomi Sumsel masih dari komoditas pertanian
yang diperdagangkan secara global sehingga ketika ada perubahan harga akan
langsung berpengaruh ke roda ekonomi Sumsel,” paparnya.
Dia melanjutkan Pemrov Sumsel akan terus mematok angka
pertumbuhan ekonomi di atas nasional.
Pada tahun depan, pihaknya menargetkan laju perekonomian dapat berada di
posisi 6,7%.
Untuk mendukung target pertumbuhan tersebut,tambah Eddy, dirancang penaikan
anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) sebesar 10%-12%
“Kami selalu inginkan pertumbuhan di atas ekonomi
nasional. Tinggal sekarang bagaimana
cara memacunya saja,” ujarnya.
Sekadar diketahui, pemerintah pusat sendiri menargetkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 sebesar 6,5%. Adapun pencapaian pertumbuhan ekonomi
nasional pada kuartal II/2012 sebesar 6,4% dimana masih ditopang oleh konsumsi
rumah tangga.
Eddy menambahkan laju perekonomian Sumsel juga ditopang
oleh kegiatan investasi baik dari penanaman modal asing maupun dalam negeri.
Menurut dia, masih banyak potensi investasi yang dapat ditawarkan kepada
investor, seperti jalur ganda kereta api maupun proyek tol Sumatra.
“Namun sayangnya investasi di Sumsel masih terkendala
dengan aturan-aturan pusat padahal mestinya proyek yang masuk MP3EI lebih
dimudahkan regulasinya,”paparnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Bank Indonesia Wilayah VII
Palembang sendiri sempat mengoreksi angka pertumbuhan ekonomi sumsel karena
penurunan harga komoditas andalan Sumsel di pasar dunia.
Bank sentral tersebut awalnya mematok perekonomian Sumsel
berkisar 6,1%-6,6% pada triwulan III/2012. Kemudian dikoreksi menjadi
6,2%-6,3%. (sut)
Sumber : Bisnis Indonesia, 23.10.12
Rujukan tambahan tentang propinsi Sumatera Selatan
silahkan cek Wikipedia di alamat berikut ini : http://www.google.co.id/imgres?q=sumatera+selatan&num=10&hl=en&biw=1600&bih=837&tbm=isch&tbnid=2j7kMrIL5n1reM:&imgrefurl=http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Selatan&docid=0AFfRNTxXTgHjM&imgurl=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/e/ef/Locator_sumsel_final.png/250px-Locator_sumsel_final.png&w=250&h=141&ei=vJeIUJb3BpCUiQeJwYGIBg&zoom=1&iact=hc&vpx=1359&vpy=115&dur=4548&hovh=112&hovw=200&tx=46&ty=67&sig=113744826525363986317&page=2&tbnh=111&tbnw=199&start=35&ndsp=43&ved=1t:429,r:50,s:20,i:280
[English Free Translation]
Economic growth in South Sumatera will be achieved
according to the target of 6.5% this year due to back stable prices of
agricultural commodities and mining.
No comments:
Post a Comment