SRIPOKU.COM, LAHAT - Banyaknya truk batu bara yang hilir mudik di Desa Muara Maung Kecamatan
Merapi Barat, Lahat, membuat debu berterbangan setiap hari ke tempat warga.
Meski ventilasi udara dan pintu masuk sudah ditutup, namun tetap saja seluruh bagian rumah dan isinya menghitam karena menempel banyak debu. Bahkan makanan yang dimasak juga bercampur dengan debu, hingga sangat berbahaya bagi kesehatan penduduk.
Majahidi (42), warga Desa Muara Maung menjelaskan, sejak beroperasinya tambang batu bara di desanya beberapa tahun lalu, ratusan truk batu bara hilir mudik setiap harinya.
Kendaraan tersebut kebanyakan keluar masuk di stok file dan lokasi tambang batu bara, milik PT Mustika Alam Sejahtera (MAS) dan PT Bara Alam Utama (PT BAU), yang ada di ujung desa yang mereka tinggali.
Akibat meningkatnya volume kendaraan di Jalinsum yang membelah desa Muara Maung, perkampungan warga hampir setiap hari berselimut debut. Karena truk angkutan batu bara tersebut saat keluar dari tambang, membawa banyak tanah yang menempel di ban. Sehingga ketika berjalan, debunya pun berterbangan ke semua tempat yang dilewati.
Termasuk rumah warga beserta isinya yang berada persis di tepi jalan.
"Terus terang saya sangat khawatir dengan kesehatan seluruh anggota keluarga. Karena kami setiap hari mengisap debu,
Meski ventilasi udara dan pintu masuk sudah ditutup, namun tetap saja seluruh bagian rumah dan isinya menghitam karena menempel banyak debu. Bahkan makanan yang dimasak juga bercampur dengan debu, hingga sangat berbahaya bagi kesehatan penduduk.
Majahidi (42), warga Desa Muara Maung menjelaskan, sejak beroperasinya tambang batu bara di desanya beberapa tahun lalu, ratusan truk batu bara hilir mudik setiap harinya.
Kendaraan tersebut kebanyakan keluar masuk di stok file dan lokasi tambang batu bara, milik PT Mustika Alam Sejahtera (MAS) dan PT Bara Alam Utama (PT BAU), yang ada di ujung desa yang mereka tinggali.
Akibat meningkatnya volume kendaraan di Jalinsum yang membelah desa Muara Maung, perkampungan warga hampir setiap hari berselimut debut. Karena truk angkutan batu bara tersebut saat keluar dari tambang, membawa banyak tanah yang menempel di ban. Sehingga ketika berjalan, debunya pun berterbangan ke semua tempat yang dilewati.
Termasuk rumah warga beserta isinya yang berada persis di tepi jalan.
"Terus terang saya sangat khawatir dengan kesehatan seluruh anggota keluarga. Karena kami setiap hari mengisap debu,
sementara perusahaan sama sekali tidak peduli. Sampai saat ini belum pernah sekali pun, mereka melakukan pemeriksaan kesehatan," ujar pria yang bekerja sebagai petani ini, Kamis (22/11/2012).
Sumber : Sriwijaya Post, 22.11.12.
[English Free Translation]
The number of coal trucks up and down thru
the village of Muara Maung district West Merapi, Lahat, making dust flying every
day to the residents.
No comments:
Post a Comment