JAKARTA: Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyatakan pada
2013 produksi batu bara akan tertahan.
Ketua Umum APBI Bob Kamandanu mengatakan pada 2013 produksi batu bara akan
tertahan lantaran banyak pemain kecil yang tidak lagi bermain di bisnis batu
bara.
"Produksi akan tertahan, tapi bukan karena pemain besar tidak
bertambah. Ini karena hilangnya pemain-pemain kecil," kata Bob di
sela-sela acara Investment Coal 2012 di Jakarta, Selasa (6/11).
Menurutnya, produksi batu bara tahun 2013 akan flat. Artinya tidak akan
banyak berubah dari produksi 2012. Jika tahun ini diprediksikan produksi batu
bara mencapai 340 juta ton, kemungkinan tahun depan juga akan berkisar di angka
tersebut. Dia mengatakan produksi lebih baik ditahan karena harga sedang
rendah.
"Lebih baik ditahan sampai harga tinggi. Tertahan soalnya banyak
perusahaan tambang yang muncul belakangan pada tutup, mereka yang ekspektasinya
marjin besar," jelasnya. Bob mencontohkan di Jambi, dari 32 perusahaan
hanya tersisa 4 perusahaan. Itu pun, lanjut Bob, mereka sudah berusaha dengan
keras. Apalagi Kalimantan Selatan yang sebenarnya bagus untuk market dan
industri.
Produksi batu bara 2013 akan flat dan tertahan. Begitu juga dengan alokasi
batu bara untuk kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO).
Sebelumnya, Pemerintah memangkas alokasi batu bara untuk kebutuhan dalam negeri
(Domestic Market Obligation/DMO) tahun ini sekitar 15 juta ton, dari rencana
semula 82,07 juta ton menjadi hanya 67,25 juta ton.
"Tahun 2013 akan tetap DMO dengan tahun ini, karena outoputnya tetap.
Saya lebih melihat pada ekspektasi dan realisasi permintaan batu bara."
Pada 31 Oktober 2012, pemerintah menerbitkan Kepmen ESDM
No.909.K/30/DJB/2012 tentang Perubahan atas Kepmen ESDM No.1991 K/30/MEM/2011
tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batu bara untuk
Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2012.
Kepmen tersebut ditandatangani oleh Dirjen Mineral dan Batu bara Thamrin
Sihite atas nama Menteri ESDM. Kepmen itu juga ditembuskan kepada Presiden RI,
Wakil Presiden RI, Menteri ESDM, Menko Perekonomian, Menteri Dalam Negeri, dan
Menteri Perindustrian.
Dalam kepmen yang baru, perkiraan kebutuhan batu bara untuk kepentingan
dalam negeri tahun ini direvisi menjadi 67,25 juta ton dari semula 82,07 juta
ton. Dengan demikian, persentase minimal penjualan batu bara domestik oleh
badan usaha pertambangan batu bara juga direvisi menjadi 20,47%, dari
sebelumnya 24,72%. Ada pun produksi batu bara tahun ini diperkirakan sekitar
332 juta ton.
Sementara mengenai harga batu bara, diharapkan pada semester dua tahun
depan harga batu bara akan kembali mencapai titik temu. "Kalau sekarang
ibaratnya saya belum melihat cahaya terang," jelasnya. Menurutnya, haarga
batu bara di atas US$ 100 per ton baru bisa dilihat dalam waktu kurun 18 bulan
dari sekarang.
"Kalau semester 2 tahun depan sekitar US$ 90-US$ 95 per ton. Baru
pulih kembali setelah 18 bulan." Adapun harga saat ini masih stabil antara
US$80 per ton - US$85 per ton.
Sumber : Bisnis Indonesia, 06.11.12.
[English Free Translation]
Indonesian Coal Mining Association or Asosiasi Pertambangan Batubara
Indonesia (APBI) said in 2013, coal production will be captured. APBI chairman
Bob Kamandanu said coal production in 2013 will be captured because many small
players are no longer playing in the coal business.
No comments:
Post a Comment