JAKARTA- Multimoda transportasi di
Indonesia mendesak untuk diatur mengingat pada 2015 sudah dimulainya Asean
Connectivity, untuk itu perlu didirikan badan usaha tersendiri.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Perhubungan L. Denny Siahaan
mengatakan perlu adanya Badan Usaha Multimoda yang diregulatori oleh
Kementerian Perhubungan dalam satu direktorat jenderal (ditjen) diluar yang ada
saat ini yakni Ditjen Perhubungan Udara, Laut, Darat, dan Kereta Api.
"Kami sudah sampaikan ke
Menteri Perhungan hasil studi kami mengenai konsep didirikannya Ditjen
Multimoda di Kemenhub dengan lima unit eselon II, sudah lengkap susunan
direktorat ini sampai ke kepala seksi," kata Denny saat press background
mengenai Implementasi Sistranas Pada Penyusunan Tataran Transportasi Wilayah,
di Jakarta, Rabu (14/11/2012).
Dia menambahkan dalam Ditjen
Multimoda ini akan diatur soal sarana, prasarana, dan angkutan khusus seperti
angkutan Lebaran, Natal, Tahun Baru, liburan sekolah, saat terjadi bencana
alam.
Menurutnya, multimoda transportasi
ini sudah sangat penting diterapkan di Indonesia mengingat pada 2015 Indonesia
sudah harus mengikuti Asean Connectivity, yakni terkoneksinya seluruh moda
angkutan transportasi di seluruh negara Asean, yakni bebas beroperasi ke
negara-negara anggota Asean.
"Dalam cetak biru Sistem
Logistik Nasional, memang soal transportasi menjadi kontributor terbesar untuk
tingginya biaya logistik nasional. Untuk itu perlu konsep multimoda
transportasi yang terpadu, kalau transportasi lancar, biaya akan efisien,"
tutur Denny.
Sistranas
Denny menambahkan penerapan Sistem
Transportasi Nasional (Sistranas) akan dirambah hingga konsep transportasi
wilayah. Sistem ini masih terus dilakukan dengan target hingga 2030, dan sudah
dimulai sejak 2010 atau selama 20 tahun.
"Banyak aspek yang harus
dibangun dan dilaksanakan sesuai misinya, mulai dari membangun jaringan
pelayanan dan prasarana yang merata, membangun perangkat keselamatan dan
keamanan, membangun penyedia jasa transportasi, membangun sumber daya manusia
(SDM) transportasi berkualitas," kata Denny.
Dia melanjutkan pihaknya
menginginkan agar Sistranas mampu diterapkan hingga ke tataran wilayah dan
tataran lokal untuk meningkatkan konektivitas seluruh Indonesia, baik
antarprovinsi hingga antarwilayah.
"Sasaran Sistranas efektif dan
efisien, dan agar bisa diterapkan dalam tataran transportasi nasional
(tatranas)," ujar Denny.
Deny menjelaskan ada pembagian arah
pengembangan jaringan transportasi yang dilaksanakan yakni ada enam kelompok.
Yakni pengembangan jaringan transportasi dalam Pulau Sumatra, Pulau Jawa dan
Bali, Pulau Kalimatan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan
Maluku, dan Kepulauan Papua.
Lebih lanjut Denny menguraikan bahwa
sistem Sistranas memiliki fungsi sebagai penunjang yang menyediakan jasa
transportasi efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sektor lain dan ikut
menggerakkan dinamikan pembagunan nasional serta sebagai industri jasa yang
dapat memberikan nilai
tambah. Selain itu, Sistranas juga
sebagai unsur pendorong yang akan menghubungkan daerah terisolasi dengan daerah
berkembang.
"Semua ini dilakukan juga
sekaligus dalam rangka percepatan MP3EI, apalagi terdapat sentra-sentra
produksi di setiap pulau yang membutuhkan transportasi untuk mengembangan dan
peningkatan perekonomian," ucap Denny. (Faa)
Sumber : Bisnis Indonesia, 16.11.12.
[English Free Translation]
Multimodal transportation in Indonesia urged to set recall in 2015, when it was start of Asean
Connectivity. It is necessary to set up a separate business
entity.
No comments:
Post a Comment