Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah terus menggenjot pertumbuhan pelaku usaha
mikro kecil dan menengah dengan mencanangkan program Hari Bangga Buatan
Indonesia 2021 (BBI 2021) pada 5 Mei 2021.
Dalam Gerakan Bangga Buatan Indonesia para pelaku UMKM didorong untuk
memanfaatkan platform digital secara lebih masif sehingga transaksi e-commerce
juga akan ikut meningkat.
Nilai gross market value (GMV) e-commerce juga akan
terus bertumbuh dari US$32 miliar di 2020 menjadi US$83 miliar di 2025. Seiring dengan
program ini, jasa logistik nasional tentu saja akan ikut terdongkrak. Sejumlah
pelaku usaha logistik pun berlomba-lomba memberikan komitmen terbaik untuk para
pelaku usaha dalam memasarkan produknya.
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia
(Persero) Siti Choirina berkomitmen untuk mendukung dan emberi layanan
terbaik kepada konsumen dan para pelaku usaha, mulai dari korporasi paling
besar hingga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Tagline tuan rumah di negeri sendiri, tentunya ini mimpi semua jadi
tuan rumah di negeri sendiri. Kami PT Pos siap membantu dalam pengiriman barang
atau logistik. Mau kirim apa-apa, kami coverage di seluruh pelosok tanah air,”
ujar Choirina dalam webinar Katadata
#BanggaBuatanIndoensia Semuanya Ada di Sini Tuan Rumah di Negeri Sendiri dengan
tema Jasa Logistik untuk Dukung Produk Lokal.
Saat ini, PT Pos telah melayani 1.0020 juta transaksi, memiliki 49.687
agen pos, memiliki 4.594 titik layanan, memiliki 27.005 pegawai, 228 negara
tujuan di luar negeri, 4.793 O-ranger, dan 510 biller jasa keuangan. Dengan
semua kelebihan ini, PT Pos dapat melayani jasa pelayanan pengiriman barang
hingga ke pelosok desa di tanah air.
Pendiri dan Direktur Operasional Shipper Indonesia
Budi Handoko menambahkan, Shipper berupaya membantu UMKM dalam hal
logistik dan produk lokal. Saat ini, industri logistik di Indonesia memiliki
market size hingga US$221 miliar atau sekitar Rp3.200 triliun.
Namun yang menjadi tantangan di bidang logistik adalah ongkos logistik
Indonesia yang cukup tinggi. Yakni 24 persen dari produk domestik bruto
(PDB).
“Artinya jika belanja barang online dari satu barang, 1/4 cost
logistiknya, itu luar biasa tinggi yang berati logistik di Indonesia tidak
efisien,” ungkapnya. “Kami berharap adanya efisiensi dalam hal pengiriman
barang sehingga dapat menekan biaya logistik bagi jutaan UMKM,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perushaaan Jasa
Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Trian Yuserma menegaskan kesiapan
logistik Indonesia untuk mendukung produk lokal.
Meski demikian, Trian tidak sepakat dengan penyebutan biaya logistik di
Indonesia yang mahal. Menurut dia, biaya logistik di Indonesia cukup murah
dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara, Asean, bahkan dunia.
“Jika apple to apple dengan Malaysia dan Singapura. Sudah murah,”
ujarnya. Direktur Operasional Bhinneka.com, Stefanus Didi Hartanto
mengatakan dalam 28 tahun perjalanan di industri ekonomi digital menjelaskan
bagaimana peranannya di negeri ini.
Pada 2020, Bhinneka menghadirkan business super-ecosystem. Bhinneka
bertrtansformasi menjadi penyedia layanan pengadaan dari hulu ke hilir,
termasuk bersama UMKM. "Bhinneka.com untuk UMKM Indonesia. Kami ada
program yaitu #BangkitLagi, UMKM Naik kelas, dan Mojokece [Pemkot
Mojokerto]," kata Stefanus.
Sumber : Bisnis, 28.05.21.
[English Free Translation]
The government continues to boost the growth of micro, small and medium enterprises by launching the 2021 Made Indonesia Proud Day (Hari Bangga Buatan Indonesia or HBBI 2021) program on May 5, 2021.
No comments:
Post a Comment