KONTAN.CO.ID -
JAKARTA. Pemerintah memprediksi
pertumbuhan ekonomi dpada 2022 berkisar 5,2% hingga 5,8% year on year (yoy).
Kendati demikian, Kepala Ekonom Indo Premier Sekuritas, Luthfi Ridho, mengatakan, risiko
pemulihan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan masih cukup besar.
Apalagi kalau melihat bahaya potensi kasus
Covid-19 seperti di India. Oleh
karenanya, Luthfi memprediksi ekonomi
Indonesia hanya tumbuh 3,7% sampai 5,4%
yoy pada 2022, dan 2,1% sampai 4,4% yoy pada tahun ini.
“Persaingan antara China dan Amerika Serikat
(AS) masih menjadi sentimen negatif, meski recovery ekonomi di kedua negara
bisa menjadi katalis ekonomi global termasuk Indonesia,” kata Luthfi kepada
Kontan.co.id, Kamis (20/5).
Adapun Menteri
Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 akan mendongkrak
ekonomi di tahun depan dengan fokus pada pemulihan ekonomi dan reformasi
struktural.
Dari sisi belanja, upaya penguatan spending
better dilakukan melalui pengendalian belanja agar lebih efisien, lebih
produktif, dan menghasilkan multiplier effect yang kuat terhadap perekonomian
serta efektif untuk meningkatkan kesejahteraan.
Sri Mulyani menekankan pemanfaatan anggaran
harus lebih difokuskan untuk mendukung program prioritas, mendorong efisiensi
kebutuhan dasar, dan menjaga agar pelaksanaan anggaran berbasis hasil
(results-based).
Untuk itu, alokasi belanja negara tahun depan
diperkirakan mencapai 14,69% hingga 15,3% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Sementara penerimaan negara berkisar 10,18% hingga 10,44% terhadap PDB. Lalu,
keseimbangan primer tahun depan antara minus 2,31% sampai minus 2,65% dari PDB.
Dus, defisit APBN tahun depan diperkirakan
berada di rentang minus 4,51% sampai minus 4,85% dari PDB. Dengan tingkat rasio
utang berada di level 43,76% hingga 44,28% terhadap PDB.
Dari postur RAPBN 2022 itu, Luthfi menilai hal
tersebut menunjukkan adanya upaya konsolidasi fiskal, langkah yang patut
diapresiasi. Sehingga dalam kisaran outlook APBN tahun depan dinilai cukup
wajar, seiring dengan flexibilitas fiskal.
“Sekiranya nanti diperlukan strategi fiskal
yang lebih akomodatif, pemerintah saya rasa sudah siap untuk mengeluarkan
jurus-jurus penangkal melalui flexibilitas fiskal tersebut,” kata Luthfi.
Dengan demikian, Luthfi mengatakan indikator
ekonomi makro dengan postur RAPBN2022 bisa lebih berkesesuaian dengan situasi
yang dihadapi di 2022 nanti.
Sumber : Kontan,
20.05.21.
[English Free Translation]
The government predicts economic growth in 2022 will range from 5.2% to 5.8% year on year (yoy). However, Indo Premier Sekuritas Chief Economist, Luthfi Ridho, said the risk of a slower-than-expected economic recovery is still quite large.
Poker online dengan presentase menang yang besar
ReplyDeleteayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :D
WA : +855969190856