KONTAN.CO.ID -
JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan,
Pembiayaan, dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama
PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan monitoring risiko atas jaminan yang
diberikan kepada proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
Hasilnya, progres LRT Jabodebek saat ini telah mencapai 73%
secara keseluruhan dan ditargetkan beroperasi pada Juni 2022.
Sejalan dengan target operasi tersebut, mulai Oktober 2020,
kereta (trainset) LRT Jabodebek telah melakukan uji perjalanan manual (grade
of automation level 0/GoA0) pada Lintas Pelayanan (LP) 1 Cibubur –
Cawang yang berada di sisi tol Jagorawi.
Pengujian tersebut akan terus ditingkatkan secara bertahap
menjadi operasi tanpa masinis (grade of automation level 3/GoA3).
Dalam keterangan resminya DJPP mengatakan dengan teknologi
ini jarak kedatangan kereta di LP 3 (Cawang – Dukuh Atas) akan menjadi
jalur kereta paling cepat, yaitu tiap 3 menit sekali pada jam sibuk, sedangkan
pada LP 1 dan 2 adalah tiap 6 menit sekali.
Dengan teknologi yang digunakan pada LRT Jabodebek, tiap
harinya akan mampu mengangkut 180.000 penumpang pada tahun pertama
operasinya.
Setelah beroperasi, LRT akan melengkapi sarana transportasi
masal berbasis rel di area Jakarta, sebagaimana yang telah diterapkan pada
kota-kota metropolitan lain di seluruh dunia
Sebagai informasi, tahun 2015 telah menjadi momentum
peluncuran moda transportasi perkotaan dengan basis rel sebagai solusi
mengurangi kemacetan di kota-kota besar.
Beberapa proyek utama yang telah diluncurkan Pemerintah,
yaitu pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang melibatkan peran BUMN
PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Adhi Karya, serta Kereta
Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dikembangkan dengan skema business to
business.
"Khusus pada proyek LRT Jabodebek, Pemerintah melalui
Kementerian Keuangan tidak hanya memberikan dukungan fiskal melalui Penyertaan
Modal Negara (PMN), namun juga melalui jaminan pemerintah atas pinjaman sindikasi
sebesar Rp 18,1 triliun, pinjaman Transaksi Khusus sebesar Rp 1,15 T, serta
tambahan pendanaan pembangunan depo sebesar Rp 4,2 T," dikutip
dalam keterangan resmi DJPPR, Senin (25/4).
Sumber : Kontan, 26.04.21.
[English Free Translation]
The Directorate General of Management, Financing and Risk
(DJPPR = Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko (DJPPR) of the
Ministry of Finance (MoF) together with PT Kereta Api Indonesia (KAI) conducted
risk monitoring for guarantees given to the Jabodebek Light Rail Transit (LRT)
construction project. As a result, the progress of the Jabodebek LRT has
currently reached 73% overall and is targeted to operate in June 2022.
No comments:
Post a Comment