Jakarta
- Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro memaparkan
strategi BUMN produsen kereta tersebut hingga dapat memasuki pasar global,
salah satunya melakukan ekspor kereta penumpang hingga ke Bangladesh.
Untuk bisa memasuki pasar global, Budi
menjelaskan bahwa perusahaan terus mengikuti lelang dan memenangkan tender.
Bahkan, pihaknya harus memasang tarif harga yang lebih rendah dari perusahaan
kereta di China agar bisa bersaing di pasar global.
"Kami
gunakan pada lelang, ada 'expo' di mana pun kapan pun, kami ikuti terus, harga
kami jaga terus sehingga berapa pun harga China, kami harus lebih murah. Memang
agak berdarah-darah karena harga China lebih murah, tapi masalah harga harus
lebih murah," kata Budi dikutip dari Antara, Jakarta, Sabtu (10/10/2020).
Budi
menjelaskan bahwa perusahaan juga lebih selektif dalam mengikuti tender. Pasar
di Asia, seperti Bangladesh, Laos, Filipina, hingga Afrika akan lebih
berpeluang besar bagi perusahaan untuk memenangkan tender, dibandingkan negara
dengan perkeretaapian yang sudah maju seperti Jepang.
Dalam
penjajakan kerja sama, INKA juga mengalami kendala permodalan, namun hal
tersebut sudah diselesaikan melalui pembiayaan dari Eximbank.
"Kami
memang harus selektif. Kami tidak akan bunuh diri masuk ke pasar Jepang. Kami
masuk pasar Afrika, atau Asia yang membutuhkan seperti Bangladesh, Laos,
melalui lelang. 'Cost'-nya itu harus bisa bersaing dengan perusahaan
China," kata dia.
Khusus pada Bangladesh, INKA merupakan
pemenang tender dalam pengadaan 250 kereta penumpang untuk Bangladesh Railway
pada 2017 dengan total nilai kontrak sebesar US$ 100,89 juta.
Pengadaan kereta tersebut terdiri dari 200
kereta tipe MG dan 50 kereta tipe BG. Sebanyak 50 kereta tipe BG sudah mulai
dikirim pada awal 2019.
Pada
2016, INKA juga telah mengekspor 150 unit gerbong dengan nilai kontrak senilai
US$ 72,39 juta dan 50 unit sebelumnya pada 2006 dengan nilai kontrak sebesar
US$ 13,8 juta.
Budi
menjelaskan bahwa kekuatan gerbong menjadi konsentrasi perusahaan dalam
mendesain kereta penumpang untuk Bangladesh. Pasalnya, jumlah penumpang di
Bangladesh membludak bahkan sampai mengisi atap kereta.
"Bangladesh
yang terpenting keretanya jalan, dinaiki orang pelan-pelan, yang penting kuat.
Bagus nomor dua karena kereta di sana itu sampai atap full (penumpangnya),"
kata Budi.
Sumber
: detikFinance, 10.10.20.
[English
Free Translation]
President Director of PT INKA (Persero) Budi Noviantoro explained the strategy of the BUMN train manufacturer to enter the global market, one of which is to export passenger trains to Bangladesh.
No comments:
Post a Comment