TANJUNG ENIM, Sumsel: PT Bukit Asam (Tbk) menargetkan proses pembangunan jalur kereta api transpasific dari Tanjung Enim ke Lampung sepanjang 307 km dapat diselesaikan pada awal 2015.
Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) Milawarma mengatakan saat ini konsorsium Bukit Asam Transpasific Railway tengah melaksanakan proses restrukturisasi tambang atau proses persiapan alat, sarana kesanggupan kereta api, kapasitas angkut, serta lokasi.
Setelah proses tersebut selesai, maka dilanjutkan dengan pembebasan lahan. “Kalau sekarang lahan baru uji coba satu segmen, sambil menunggu restrukturisasi tambang,” ujarnya di Tanjung Enim, tadi malam.
Sementara itu, untuk pembangunan, sambungnya, baru dapat dilaksanakan setelah lahan terbebaskan 75%. Pasalnya, meski telah mendapatkan komitmen pendanaan dari empat perbankan China, dana baru dapat dicairkan setelah adanya kepastian lahan dan kemajuan pekerjaan di lapangan. "Perbankan China tidak mau dulu sebelum ini selesai."
Dengan terbangunnya jalur kereta tersebut, ditargetkan pada 2016 PTBA dapat menambah penjualan batu bara 25 juta ton/tahun.
"Target 2015 awal bisa diselesaikan sehingga 2016 sudah dapat dipergunakan mengangkut 25 juta ton batu bara," ucapnya.
PTBA memiliki kepemilikan 10% saham dalam proyek rel kereta api. Sementara itu, untuk penambahan saham sekitar 10% menurutnya masih dalam proses.
PT Transpasific Railway Infrastructure (milik grup Rajawali) memegang kepemilikan 80% saham dan China Railway Engineering Corp menguasai 10% saham. (ea)
Sumber : Bisnis Indonesia, 20.01.12.
[English Free Translation]
PT Bukit Asam (Tbk) targeting the railway line from Tanjung Enim transpasific to Lampung along the 307 miles can be completed in early 2015. President Director of PT Bukit Asam (PTBA) Milawarma said the consortium Bukit Asam Transpasific Railway was carrying out the restructuring process of mining or preparation process tool, a means of train ability, carrying capacity, and location.
Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) Milawarma mengatakan saat ini konsorsium Bukit Asam Transpasific Railway tengah melaksanakan proses restrukturisasi tambang atau proses persiapan alat, sarana kesanggupan kereta api, kapasitas angkut, serta lokasi.
Setelah proses tersebut selesai, maka dilanjutkan dengan pembebasan lahan. “Kalau sekarang lahan baru uji coba satu segmen, sambil menunggu restrukturisasi tambang,” ujarnya di Tanjung Enim, tadi malam.
Sementara itu, untuk pembangunan, sambungnya, baru dapat dilaksanakan setelah lahan terbebaskan 75%. Pasalnya, meski telah mendapatkan komitmen pendanaan dari empat perbankan China, dana baru dapat dicairkan setelah adanya kepastian lahan dan kemajuan pekerjaan di lapangan. "Perbankan China tidak mau dulu sebelum ini selesai."
Dengan terbangunnya jalur kereta tersebut, ditargetkan pada 2016 PTBA dapat menambah penjualan batu bara 25 juta ton/tahun.
"Target 2015 awal bisa diselesaikan sehingga 2016 sudah dapat dipergunakan mengangkut 25 juta ton batu bara," ucapnya.
PTBA memiliki kepemilikan 10% saham dalam proyek rel kereta api. Sementara itu, untuk penambahan saham sekitar 10% menurutnya masih dalam proses.
PT Transpasific Railway Infrastructure (milik grup Rajawali) memegang kepemilikan 80% saham dan China Railway Engineering Corp menguasai 10% saham. (ea)
Sumber : Bisnis Indonesia, 20.01.12.
[English Free Translation]
PT Bukit Asam (Tbk) targeting the railway line from Tanjung Enim transpasific to Lampung along the 307 miles can be completed in early 2015. President Director of PT Bukit Asam (PTBA) Milawarma said the consortium Bukit Asam Transpasific Railway was carrying out the restructuring process of mining or preparation process tool, a means of train ability, carrying capacity, and location.
No comments:
Post a Comment