SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Kontribusi pengelola maupun perusahaan batubara di Palembang dinilai minim. Padahal setiap hari truk maupun angkutan mereka melintas di kawasan Palembang, yang menjadi penyebab utama kerusakan jalan utama.
Walikota Eddy Santana Putra meminta perusahaan diminta lebih peka tentang dampak yang ditimbulkan. Pengelola maupun perusahaan itu wajib punya hati nurani."Tidak usah dirincilah apa, yang jelas kontribusi mereka ini sangat minim padahal aktifitasnya itu jadi sebab utama rusaknya jalan-jalan kita,” kata Walikota Palembang, Eddy Santana Putra kepada wartawan, Senin (9/1/2012).
Menurut Eddy, respon perusahaan ini sangat kurang terhadap pembangunan., sumbangsihnya minim bahkan terkesan tutup mata.“Punya hati nurani dikitlah dengan rakyat Indonesia, jangan hanya memanfaatkan fasilitas saja nanti rakyat marah, akibatnya tak bisa lagi melintas kan repot,” cecar Eddy.
Imbas dari ketidakpekaan inilah memunculkan aturan pelarangan melintas. Ini adalah puncak kekesalan warga Palembang. Sebagai solkusi, lanjut Eddy, pihak sejak dari dulu sudah menyiapkan dermaga khusus untuyk lintasan tongkang pengangkut Batubara. Tongkang ini disiagakan di dermaga kertapati, namun tidak dimanfaatkan maksimal.“Mereka malah tetap pilih jalur darat, ya terserah,” ucap Walikota.
Sumber : Sripoku, 09.01.12.
[English Free Translation]
Contribution from coal company in Palembang considered so low. Yet every day they passed the truck and transportation in the region of Palembang, the main cause of damage to the main road. Mayor Eddy Santana Putra ask the companies requested more sensitive about its impact. Managers and the company must have a conscience.
No comments:
Post a Comment