Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Transportasi Indonesia
(MTI) menilai setidaknya terdapat tiga tantangan terbesar atas optimasi
jalur KA Sei Mangkei–Pelabuhan Kuala Tanjung jika nantinya rampung dan bisa
beroperasi pada tahun ini.
Ketua Bidang Perkeretaapian MTI Aditya Dwi
Laksana mengatakan dari sisi pembangunan selama ini relatif tidak
banyak kendala signifikan yang dijumpai untuk penyelesaian jalur ini selain
terkait pengadaan lahan pada beberapa titik di antara Stasiun Bandar Tinggi ke
arah Simpang Kuala Tanjung.
Namun demikian, tantangan terbesar pertama adalah optimasi
pemanfaatan KEK Sei Mangkei. Kedua, insentif dan dukungan infrastruktur di
Pelabuhan Kuala Tanjung. Terakhir, kualitas pelayanan angkutan KA Sei
Mangkei-Pelabuhan Kuala Tanjung.
“Infrastruktur dan fasilitas di Kawasan Industri Sei
Mangkei harus terus dikembangkan untuk menarik minat investor untuk beroperasi
di KEK tersebut. Karena hingga saat ini pun aktivitas ekonomi dan industri di
KEK Sei Mangkei masih terhitung minim. Hanya pabrik Unilever yang saat ini
menjadi 'pemain utama' di kawasan tersebut,” ujarnya, Jumat (13/11/2020).
Tantangan kedua terkait dengan bagaimana menarik perusahaan
angkutan laut untuk mau berlabuh di Pelabuhan Kuala Tanjung ketimbang di
Pelabuhan Belawan. Tentunya ini sangat bergantung pada aspek insentif kepada
perusahaan pelayaran, fasilitas pelabuhan, pelayanan kepabeanan serta yang
terpenting volume komoditas yang diangkut dari kawasan industri sekitar Kuala
Tanjung dan juga Sei Mangkei.
Sementara itu tantangan optimasi terakhir terkait dengan
bagaimana operator angkutan KA dalam hal ini PT KAI dapat memberikan layanan
yang berkualitas yang meringankan pengusaha di Sei Mangkei untuk melakukan
pengiriman barang melalui angkutan KA ke pelabuhan Sei Mangkei secara mudah dan
tepat waktu dengan jadwal angkut yang sesuai kebutuhan.
Namun di sisi lain, bila komoditas yang diangkut masih
minim karena hasil industri di KEK Sei Mangkei masih minim hal ini juga dapat
berpotensi merugikan KAI karena pendapatan tidak sepadan dengan biaya operasi.
Jalur KA Sei Mangkei – Perlanaan – Bandar
Tinggi – Pelabuhan Kualatanjung dibangun memang dengan misi utama untuk
efisiensi logistik. Utamanya agar produk industri perkebunan dan
industri turunannya di wilayah Sei Mangkei tidak perlu lagi diangkut ke Pelabuhan
Belawan di Medan yang bisa memakan waktu lebih dari 3 jam dengan jarak
sekitar 140 km dapat dipangkas dengan pengangkutan melalui KA ke Pelabuhan
Kuala Tanjung sekitar 40 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Berdasarkan data Komite Percepatan Infrastruktur
Prioritas (KPPIP), Pembangunan jalur kereta api di wilayah Simalungun,
Sumatera Utara sepanjang 21,5 km. Merupakan bagian dari
jaringan kereta api Trans Sumatera yang akan menghubungkan seluruh Pulau
Sumatera dan mendukung KEK Sei Mangkei.
Sumber : Bisnis, 13.11.20.
[English Free Translation]
Masyarakat Transportasi Indonesia (or MTI or The Indonesian Transportation Society) assesses that there are at least three biggest challenges in optimizing the Sei Mangkei-Kuala Tanjung Port railway if it is completed and can operate this year.
No comments:
Post a Comment