Bisnis.com,
JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai dibutuhkan
tata ruang baru yang berbasis digital guna mengembangkan sektor logistik pasca
pandemi Covid-19. Pelaku usaha pemenang merupakan yang dapat berkolaborasi
melalui digitalisasi layanan.
Ketua DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan pandemi
Covid-19 memang telah mempercepat proses digitalisasi yang dilakukan oleh para
pelaku usaha di berbagai sektor termasuk logistik. Penggunaan teknologi disebut
dapat memberikan efisiensi dan optimalisasi ketika permintaan akan logistik
menurun di masa sulit ini.
"Digital
memang tidak menyelesaikan masalah, tetapi dengan digitalisasi perusahaan yang
punya data baik, yang dikelola baik, ke depan dia akan jadi pemenang. Kami
rasakan bisnis rintisan sudah bekerja sama dengan produsen, yang akan memutus
rantai tengahnya, terhadap logistik, sehingga perlu inovasi ke depan," paparnya
dalam webinar Bisnis Indonesia bertema 'Dampak Pandemi Covid-19 dan Perubahan
Lanskap Industri Logistik Nasional,' Selasa (3/11/2020).
Lebih
lanjut, menurutnya, kata kunci revolusi industri 5.0 atau setelah 4.0
yang berkaitan dengan internet of things (IoT) dan digitalisasi yakni industri
yang bisa saling berkolaborasi. Dengan demikian, revolusi industri 5.0
berkaitan dengan kolaborasi antar pelaku usaha.
Dia
memperkirakan model pemulihan perekonomian global mulai berbalik tumbuh dengan
beberapa catatan. Pada 2022 akan terjadi pemulihan domestik, sementara secara
internasional diperkirakan pada 2024.
"Bayangkan
2 tahun dan 4 tahun ke depan harus mulai sesuatu hal-hal baru dalam situasi dan
kondisi sekarang, penting menyiapkan strategi bertahan hidup, penyesuaian dan
transformasinya," katanya.
Lebih
lanjut, tata ruang atau lanskap logistik terangnya akan bergeser menjadi
digital melalui kolaborasi pada pelantar atau platform yang sangat besar. Hal
ini difasilitasi oleh pemerintah melalui national logistic ecosystem (NLE) atau
ekosistem logistik nasional.
"Kami
butuh pelantar besar, pemerintah tak masuk hubungan BtoB tapi menyediakan pelantar yang
memfasilitasinya. Hal ini dapat menyelaraskan aktivitas barang, dokumen, sisi
internasional, sarana pengangkut barang dan hinterland seluruhnya
terhubung," ujarnya.
Melalui
perubahan ini terangnya, Indonesia dapat mengejar posisi logistic
performance index (LPI) supaya dapat masuk ke 30 besar sehingga dapat masuk
ke 3 besar di Asean.
Sumber
: Bisnis, 03.11.20.
[English
Free Translation]
The Indonesian Logistics and Forwarders Association (ALFI) assesses that a new digital-based spatial layout is needed to develop the logistics sector after the Covid-19 pandemic. Winning business actors are the ones who can collaborate through digitalization of services.
No comments:
Post a Comment