Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang
petugas tiket di stasiun kereta bawah tanah Victoria,
London, Inggris, bernama Belly Mujinga meninggal akibat virus corona (Covid-19) pada 5 April lalu, setelah terlibat pertengkaran oleh seorang lelaki calon penumpang
yang mengklaim positif tertular virus tersebut.
Seperti dilansir NHK, Kamis (14/5), insiden itu terjadi pada 22 Maret. Saat itu Mujinga dan
seorang petugas perempuan lain terlibat cekcok dengan seorang lelaki calon
penumpang.
Lelaki itu kemudian menampar
perempuan berusia 47
tahun tersebut, dan batuk di hadapan
rekannya dengan mengatakan bahwa dia positif virus corona.
Beberapa hari setelahnya, Mujinga
dan rekannya jatuh sakit. Mujinga yang mengalami gangguan pernapasan lantas
dibawa ke rumah sakit pada 2 April lalu.
Akan tetapi, tiga hari kemudian
Mujinga meninggal. Hasil pemeriksaan menunjukkan dia positif virus Covid-19.
Mendiang meninggalkan seorang suami dan satu anak perempuan berusia 11 tahun.
Saat insiden itu terjadi, Mujinga
dan rekannya tidak diberikan alat pelindung diri yang memadai untuk mencegah
tertular virus corona. Setelah kejadian itu, sang atasan tetap meminta Mujinga
masuk kerja.
Kepolisian Inggris menyatakan masih
menyelidiki perkara tersebut. Perdana
Menteri Inggris, Boris Johnson,
mengutuk perbuatan tersebut daam sidang di parlemen pada Rabu kemarin.
Serikat
pekerja transportasi umum Inggris (TSSA)
mendesak pemerintah untuk memberikan perhatian lebih dan perlengkapan yang
memadai terhadap orang-orang yang bekerja di sektor tersebut.
Sumber : CNN Indonesia, 14.05.20 / Foto : The Times.
[English Free Translation]
A ticket clerk at the Victoria
subway station, London, England, named Belly Mujinga died of the corona virus
(Covid-19) on April 5, after a fight with a prospective passenger who claimed
to be positively infected with the virus. OMG.
No comments:
Post a Comment