TEMPO.CO, Semarang - PT Kereta Api Indonesia merancang
aktivasi sejumlah jalur rel kereta di sekitar Semarang yang lama tidak
berfungsi. Yakni, di daerah Kedu, Kabupaten Semarang, Salatiga, Demak, dan
Purwodadi,
sepanjang 173 kilometer.
“Itu sebagai master plan jangka panjang,” kata Heru Wisnu, Kepala Sub-Bidang Jaringan Direktorat Jenderal Lalu Lintas dan Jalan Kementerian Perhubungan, dalam diskusi Reaktivakasi jalur rel kereta untuk transportasi perkotaan di Semarang, Kamis, 3 Oktober 2013.
Berdasarkan catatanya, aktivasi jalur di sekitar Semarang sepanjang rel 173 kilometer memerlukan biaya sekitar Rp 3,460 triliun, dengan asumsi biaya pembangunan kembali rata-rata Rp 20 miliar per satu kilometernya.
Pada tahap awal, Heru memastikan jalur Kedungjati-Tuntang mulai diperbaiki 2014, dengan alokasi anggaran Rp 1,6 triliun. Heru menjamin perbaikan itu cepat, tak perlu pembebasan lahan karena tanah yang dilewati milik PT KAI, dengan kebutuhan dana pembangunan awal Rp 700 miliar.
Pemerintah mengoperasikan jalur itu kembali untuk kereta wisata. Langkah selanjutnya, bisa untuk angkutan massal dan barang. Aktivasi jalur kereta di sekitar Semarang, khususnya yang menghubungkan Semarang-Yogyakarta, lewat Ambarawa dan Magelang, sebagai upaya menghubungkan struktur jalan kereta lintas utara dan selatan di Pulau Jawa. “Sebagai alternatif bila ada gangguan,” katanya.
Pakar transportasi dan angkutan jalan Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menilai upaya aktivasi jalur rel kereta sebagai solusi terbaik mengurai persoalan lalu lintas di sekitar Kota Semarang.
Menurut dia, jalur yang hendak diaktifkan dengan akses Ambarawa-Magelang bisa berguna untuk pengangkut pasir Merapi. “Diharapkan lima tahun lagi hidup, dan bisa untuk kereta akses wisata Borobudur,” kata Djoko.
“Itu sebagai master plan jangka panjang,” kata Heru Wisnu, Kepala Sub-Bidang Jaringan Direktorat Jenderal Lalu Lintas dan Jalan Kementerian Perhubungan, dalam diskusi Reaktivakasi jalur rel kereta untuk transportasi perkotaan di Semarang, Kamis, 3 Oktober 2013.
Berdasarkan catatanya, aktivasi jalur di sekitar Semarang sepanjang rel 173 kilometer memerlukan biaya sekitar Rp 3,460 triliun, dengan asumsi biaya pembangunan kembali rata-rata Rp 20 miliar per satu kilometernya.
Pada tahap awal, Heru memastikan jalur Kedungjati-Tuntang mulai diperbaiki 2014, dengan alokasi anggaran Rp 1,6 triliun. Heru menjamin perbaikan itu cepat, tak perlu pembebasan lahan karena tanah yang dilewati milik PT KAI, dengan kebutuhan dana pembangunan awal Rp 700 miliar.
Pemerintah mengoperasikan jalur itu kembali untuk kereta wisata. Langkah selanjutnya, bisa untuk angkutan massal dan barang. Aktivasi jalur kereta di sekitar Semarang, khususnya yang menghubungkan Semarang-Yogyakarta, lewat Ambarawa dan Magelang, sebagai upaya menghubungkan struktur jalan kereta lintas utara dan selatan di Pulau Jawa. “Sebagai alternatif bila ada gangguan,” katanya.
Pakar transportasi dan angkutan jalan Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menilai upaya aktivasi jalur rel kereta sebagai solusi terbaik mengurai persoalan lalu lintas di sekitar Kota Semarang.
Menurut dia, jalur yang hendak diaktifkan dengan akses Ambarawa-Magelang bisa berguna untuk pengangkut pasir Merapi. “Diharapkan lima tahun lagi hidup, dan bisa untuk kereta akses wisata Borobudur,” kata Djoko.
Sumber : Tempo, 03.10.13 / Foto : RAM.
[English Free Translation]
PT Kereta Api
Indonesia was designing a number of railway activation surround Semarang old
ones which are not working anymore. Say, in Kedu, Semarang, Salatiga, Demak,
and Purwodadi, along the 173 kilometer. KAI wanna re-activate all this route.
thanks atas sharing informasi mengenai dunia logistik, sangat berguna.
ReplyDeleteSalam kenal,
Artha Nugraha Jonar
Terima kasih kembali pak Artha. Sukses selalu. Bila ada masukan, silahkan.
ReplyDelete