JaKaRTa: Inna lillahi wa inna ilaihi
roji’un. Bagitulah saat mendengar adanya kecelakaan yang terjadi di
Bintaro. Dalam pikiran saat itu – menjelang waktu makan siang – commuter
line (CL) yang melintas biasanya menemper sesuatu namun tidak sebesar
kenyataan.
KA 1131 jurusan Serpong – Tanah Abang
dilaporkan menghantam truk tangki bermuatan penuh bahan bakar minyak, (kabarnya)
sang supir menerobos masuk pintu perlintasan sehingga mengakibatkan kecelakaan
fatal dan menelan korban jiwa.
Saat kami makan siang dan stasiun
tv swasta menayangkan kejadian tersebut, barulah tersadar. Ini gak main-main
karena yang dihantam adalah truk tangki isi minyak dalam kapasitas besar, jumlah korban meninggal bisa terus bertambah.
Awalnya hanya 3 (tiga) orang
namun dari waktu ke waktu terus bertambah. Kami tidak ingin membahas jumlah
korban dan siapa yang salah, karena itu ada yang mengurusi dan gak elok
berprasangka kurang baik. Intinya, masinis KA dan tim sudah mengupayakan yang
terbaik.
Malam hari saat pulang kerja,
sedikit demi sedikit mulai terkuak tabir “sang penyelamat” dibalik tragedi maut
di pintu perlintasan 57A tersebut. Tak lain dan tak bukan
justru pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero). Masinis, asisten masinis dan
petugas teknik meninggal dalam peristiwa tersebut.
Ada rasa haru, karena mereka
meninggal di usia (masih tergolong) muda namun dedikasi dan pengorbanan untuk
orang lain, sangat diluar dugaan. Bagi keluarga, mereka dianggap pahlawan.
Demikian juga untuk penumpang dan PT KAI dan anak perusahaan.
Mereka dielukan sebagai “syuhada”
PT KAI dan sangatlah beralasan bila Ignasius Jonan sebagai pimpinan tertinggi
PT KAI mengambil inisiatif untuk mengabadikan ke-3 nama syuhada menjadi nama
pusdiklat di lingkungan kerjanya.
Darman Prasetyo menjadi
nama diklat BPTT Yogya sehingga nama resminya “Balai Pendidikan dan Latihan
Darman Prasetyo”, Sofyan Hadi menghias diklat BPTP Bekasi menjadi “Balai
Pendidikan dan Latihan Sofyan Hadi” serta Agus Suroto diabadikan di
diklat Opsar Bandung, menjadi “Balai Pendidikan dan Latihan Agus Suroto”.
Subhanallah ... perhatian
manajemen PT KAI terhadap korban kecelakaan di RSPP dan juga keluarga korban
sang masinis dan kru kereta tetap menjadi prioritas utama, diantara pekerjaan
rutin sehari-hari. Selamat jalan para syuhada PT KAI, selamat beristirahat
dalam damai.
Di bagian penutup, kami membaca
media cetak, menyimak berita di teve maupun tayangan via internet, sangat
mengharukan dan banyak pelajaran yang bisa dipetik. Para syuhada bekerja secara
sungguh-sungguh dan mengedepankan dedikasi. Top !
Bagi yang luka-luka dan masih dirawat di rumah sakit, semoga lekas sembuh.
Cuplikan foto-foto, kami pinjam
dari koleksi Humas Daop 1, terima kasih.
Sumber : KAI + Dari Sana-sini –
disarikan oleh RAM.
[English Free Translation]
KA 1131 route Serpong - Tanah
Abang had an accident in Pondok Betung Bintaro just before lunch time, Monday
09/12. Three staffs of PT KAI become the victim of the deadly collision and
claimed to be a martyr. Goodbye Brothers.
No comments:
Post a Comment