JaKaRTa: Kamis
19/12 di Yogyakarta, Direktur Operasi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Herlianto, memimpin upacara pengabadian nama masinis yang menjadi
korban dalam tabrakan maut di perlintasan 57A, menjadi nama “Balai
Pelatihan Teknik Traksi” (BPPT) Darman Prasetyo.
Tak hanya
Darman Prasetyo yang mendapat penghargaan tinggi dari PT KAI. Kedua rekannya
yang juga meninggal dalam insiden KRL 1131 di PJL 57 Bintaro JKT,
mendapat perlakuan yang sama, namanya diabadikan menjadi nama pusdiklat di
lingkungan kerja PT KAI. Mereka adalah Agus Suroto dan Sofyan Hadi.
Balai
Pelatihan Operasional dan Pemasaran(Opsar) di Dago Bandung, diubah namanya
menjadi BP Opsar Agus Suroto. Upacara disini dipimpin oleh Direktur
SDM, Umum dan IT PT KAI, M. Kuncoro Wibowo.
Sementara
nama Sofyan Hadi diabadikan pada Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP)
yang berada di Bekasi. Kini namanya menjadi “BPTP Sofyan Hadi”.
Bertindak selaku inspektur upacara Direktur Sarana PT KAI, Bambang Eko Martono.
Bukti manajemen PT KAI mengapresiasi
perjuangan dan pengorbanan para syuhada, ditunjukkan dengan hadirnya para
direksi di 3 (tiga) lokasi tersebut. Selain direksi, hadir pula Daop setempat,
perwakilan PT KAI kantor pusat, orang tua keluarga korban dan karyawan
seperjuangan.
Artikel lain
terkait insiden maut ini, silahkan baca [KU-336/2013] Jonan & Kecelakaan
Bintaro, [KU-335/2013] Dahlan Iskan : Kecelakaan Dengan Emosi Diaduk dan [KG-333/2013]
Dedikasi yang Patut Diteladani.
Sumber : PT
KAI / Kredit Foto : Humas PT KAI.
[English
Free Translation]
Thursday 19/12
in the work environment of PT Kereta Api Indonesia (Persero) is marked by the
inauguration of the perpetuation of the 3 (three) names of martyrs who died in
the deadly crash between a commuter with a fuel-laden tanker truck at a
crossing 57A dated 09/12, namely: Darman Prasetyo, Agus Suroto and Sofyan Hadi.
No comments:
Post a Comment