JAKARTA - Forum Peduli Banua
Kalimantan Selatan (FPB Kalsel) di Jakarta menyatakan mendukung kebijakan 4
gubernur se Kalimantan yang berencana melarang keluar produksi batubara yang
dihasilkan pulau tersebut. Untuk mewujudkan dukungannya, FPB Kalsel menyatakan
siap melakukan pemblokiran semua alur sungai yang menjadi pintu keluar tongkang
batubara.
Hal ini ditegaskan Ketua FPB
Banua Kalsel, Gusti Nurpansyah kepada wartawan saat silaturrahmi Pemuda
Kalimantan Selatan Jabodetabek di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (10/5).
"Masyarakat kami sangat
mendukung keputusan gubernur se Kalimantan itu. Langkah konkretnya, ya kami
blokir alur sungai supaya tidak ada batubara yang bisa keluar Kalsel,"
kata Nurpansyah.
Dalam silaturrhami tersebut,
tampak hadir beberapa tokoh muda asal Kalsel, di antara Fadjroel Rachman, Gusti
Farid Hasan Aman (anggota DPD), MS
Siddiq PhD (aktivis Jaringan Intelektual Muda Kalimantan/Jimka) dan sejumlah
aktivis lainnya.
Rencananya, aksi ini
dilakukan pada menjelang masa tenggat waktu yang diberikan keempat Gubernur
Se-kalimantan berakhir, yaitu 31 Mei 2012 mendatang.
Senada dengan itu, anggota
Komisi III DPR RI asal Kalsel, H Aditya Mufti Arifin menyatakan sangat
mendukung dengan rencana yang dilakuka FPB Kalsel tersebut. Politisi muda asal
PPP tersebut menyatakan langkah itu harus dilakukan masyarakat agar mendapatkan
perhatian terhadap keberimbangan suplai energi kepada masyarakat di daerah.
"Bayangkan saja, di
Jakarta ini mana ada SPBU yang antre panjang. Padahal, mobil dan motor
jumlahnya jutaan. Sementara di daerah kita sebagai penghasil energi, semua SPBU
antre akibat suplai yang tidak adil, listrik mati tiap hari. Padahal, energi
itu berasal dari Kalimantan," kata Ovi.
Karena itu, Ovi menambahkan
bahwa reaksi masyarakat Kalimantan terhadap kebijakan yang tidak adil itu,
sebagai reaksi yang wajar.
Ovi juga menambahkan, banyak
sekali SDA asal Kalimantan yang disumbangkan untuk Indonesia. Mulai minyak, gas
hingga kayu hutan yang dibawa ke luar daerah. "Sekarang, masyarakat
tinggal mendapatkan banjirnya yang terjadi setiap tahun. Kini batubara pula
dikeruk, tapi energi di Kalimantan tak kunjung mendapat perhatian,"
tegasnya.
Di tempat yang sama, mantan
Direktur Eksekutif Walhi, Berry Nahdian Furqan menambahkan, aksi pemblokiran
rencananya tidak hanya dilakukan di Kalsel. Saat ini, kata dia, pihaknya sedang
melakukan konsolidasi dengan komponen masyarakat lain di Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
"Kawan-kawan di sana
juga kami sinergikan. Tuntutan ini sebagai bentuk pembangkangan. Akan ada
pembangkan yang lebih keras dilakukan masyarakat jika pemerintah tidak
memberikan perhatian terhadap masyarakat Kalimantan secara adil,"
imbuhnya.
Karena itu, kata Berry,
pihaknya mengingatkan kepada keempat Gubernur untuk konsisten dengan
tuntutannya. "Untuk rakyat Kalimantan, kita siap apa saja. Kami juga minta
para Gubernur konsisten. Supaya pemerintah pusat memperhatikan penderitaan
masyarakat yang seluruh SDA dikeruk, tapi tidak diperhatikan kesejahteraannya,"
kata Berry.(fuz/jpnn)
Sumber : JPNN, 10.05.12.
[English Free Translation]
Forum Peduli Banua Kalimantan
Selatan (FPB Kalimantan) in Jakarta said it supported the policy of four
governors who plan to ban exit coal production resulting from Kalimantan island.
To realize its support, FPB Kalsel says ready to block all the rivers which
flow into the exit of the coal barges.
No comments:
Post a Comment