PALEMBANG – Provinsi Sumatera Selatan berupaya menjadi provinsi pertama yang mewujudkan kereta monorel. Karenanya, awal 2012 provinsi terkaya kelima di Indonesia itu, mulai studi untuk pembangunan monorel.
Gubernur H Alex Noerdin mengungkapkan rencana tersebut di hadapan Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) RI, Gita Wirjawan serta ratusan peserta Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) dan Seminar Nasional Investasi (SNI) 2011 di Hotel Aryaduta Palembang, Selasa (29/11).
"Awal 2012 mulai studi. Insya Allah 2013 bangun (monorel)," kata Alex. Ia menyatakan, niat Sumsel membangun monorel untuk mewujudkan apa yang tidak dicapai DKI Jakarta untuk program serupa. Pembangunan monorel juga dalam upaya mendorong kemajuan sistem transportasi di Sumsel.
Kepada semua peserta GPID dan SNI 2011, Alex juga menawarkan kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Api-Api (TAA). Pemprov sedang menyelesaikan semua fasilitas dan infrastruktur pendukung. "Silakan bagi investor mengisi aktivitas ekonomi di kawasan ini."
Untuk wilayah Sumatera, akan diwujudkan Sumatera High Way. Mulai dari jembatan Selat Sunda hingga ke Banda Aceh. "Kita berusaha keras ini terwujud dalam usaha mempercepat pembangunan ekonomi Sumatera," jelas Alex.
Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM RI, Gita Wirjawan mengatakan, GPID dan SNII 2011, digelar untuk menyukseskan implementasi MP3EI (masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia). Acara mengambil tema Indonesia Regional Invesment Opportunities "Focus on economic corridors".
Menurutnya, pengembangan potensi ekonomi melalui enam koridor ekonomi yang telah ditetapkan. "Yakni koridor Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua Maluku, Jawa dan Bali-Nusa Tenggara,"ucap Gita. Pelaksanaan MP3EI difokuskan pada delapan program utama yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, dan telematika. Serta pengembangan kawasan strategis.
"Koridor ekonomi Sumatera difokuskan menjadi sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasionaln"bebernya. Koridor Jawa merupakan pendorong industri dan jasa nasional, koridor Kalimantan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional.
Untuk koridor Sulawesi sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, migas dan pertambangan nasional. Koridor Bali-Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional. Sedang koridor Maluku-Papua sebagai pusat pengembangan pangan, perikanan, energi dan pertambangan nasional.
Kata Gita, masing-masing koridor ekonomi punya inisiatif strategis ekonomi. "Untuk Sumatera ada enam inisiatif strategis yang nilai investasinya Rp245,34 triliun. Koridor,"cetusnya. Untuk koridor Jawa ada 10 inisiatif strategis dengan nilai investasi Rp667,4 triliun. Koridor Kalimantan tujuh inisiatif strategis senilai Rp549,21 triliun, koridor Sulawesi dengan tujuh inisiatif strategis senilai Rp189,7 triliun.
Lalu koridor Bali-Nusa Tenggara dengan lima inisiatif strategis yang investasinya sekitar Rp57,07 triliun dan koridor Maluku-Papua dengan tujuh inisiatif strategis senilai Rp490,89 triliun. Gita juga menyatakan, Sumsel sebagai provinsi pertama yang masuk 7 Region bidang investasi punya potensi sumber daya alam berlimpah.
"Saat ini, arah dan angka penyebaran investasi ke luar Jawa terus meningkat. Misalnya 3.000 Km jalan Sumatera High Way dari Lampung ke Aceh, nilai investasinya mencapai Rp40 triliun. Akan ada ratusan ribu tenaga kerja yang terserap,"bebernya. Khusus bidang investasi dan perdagangan, dalam MP3EI diatur bagaimana mendapatkan investasi dengan skala yang dahsyat. Lalu semangat sinkronisasi antara pemerintah dan sektor riil.
Serta clusterisasi pembangunan nasional berdasarkan enam koridor ekonomi. Disamping itu, perlu kerangka regulasi yang kondusif. Gita juga menjelaskan, prediksi makro ekonomi Indonesia hingga 2030. Dalam acara itu, pemprov Sumsel memberikan Investment Award kepada lima perusahaan dengan investasi terbaik menurut hasil penilaian tim terpadu.
Menurut Ir Permana MMA, Kepala BP3MD Sumsel, terbaik pertama adalah PT Hindoli bergerak dibidang perkebunan sawit dan CPO, dengan nilai investasi US$ 92.639.399.160 dan menyerap 2.088 tenaga kerja. Terbaik kedua, PT Tunas Baru Lampung, perusahaan sawit dengan investasi Rp 84.480.500.000 dan menyerap 269 tenaga kerja.
Terbaik ketiga, PT Sriwijaya Alam Segar, investasinya Rp87.742.000.000 dan menyerap 1.328 tenaga kerja. Untuk harapan pertama PT Tania Selatan dengan investasi US$ 31.009.667,57 dan menyerap 4.206 tenaga kerja dan harapan kedua PT Buluh Cawang Plantation, perusahaan sawit dengan investasi US$ 63.750.716,28 dan menyerap 3.317 tenaga kerja.
"Kita serahkan pula izin pendaftaran dan dua izin perluasan investasi secara simbolis kepada tiga perusahaan," beber Permana. GPID dan SNI 2011 ini diikuti pula sekitar 16 investor dalam dan luar negeri. Ada one on one meeting dan antara investor dengan pelaku usaha Sumsel dapat menjalin kerja sama hingga langsung signing MoU.(46)
Sumber : JPNN, 30.11.11.
[English Free Translation]
Province of South Sumatera (SS) strives to be the first to realize the monorail trains. Therefore, the beginning of 2012 the fifth richest provinces in Indonesia, began to study for the construction of the monorail. Wooow, it’s another amazing story of SS.
No comments:
Post a Comment