Bisnis.com, SEMARANG—Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah berencana mengoptimalkan pengangkutan barang industri
menggunakan kereta api logistik.
Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyebutkan kelengkapan infrastruktur
di Jateng menarik minat pebisnis untuk investasi dan mendorong kegiatan
industri. Namun, salah satu problem yang dihadapi ialah moda angkutan logistik
atau barang yang masih mengandalkan jalan raya dan tol.
“Problem besarnya kalau kita pakai tol [untuk angkutan
barang], itu jadinya tumpang tindih antara moda logistik dan moda orang. Inilah
yang menyebabkan sering terjadi kemacetan,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru
ini.
Menurut Ganjar,
idealnya rantai logistik untuk barang dalam jumlah atau ukuran besar dari jalan
raya dipindahkan ke rel KA. Jadi, jalur jalan raya khususnya Pantai Utara Jawa
(Pantura), hanya untuk kendaraan logistik kelas ringan dan penumpang.
Jateng sebetulnya memiliki kelebihan dibandingkan
provinsi lain, yakni memiliki sistem jalur KA yang melingkar (loop), sehingga
menghubungkan sisi utara, timur, selatan, barat. Selain itu, jalur tersebut
sudah dobel trek.
“Yang saya belum berhasil itu, rantai logistik di jalan
raya dipindahkan ke rel, dan kemudian sampai pelabuhan. [Logistik besar] tidak
lagi masuk Pantura, karena lama-lama habis sudah jalurnya terpakai,” imbuhnya.
Oleh karena itu, sambungnya, Pemprov Jateng akan mencoba
mendorong penggunaan KA logistik agar dapat lebih optimal.
Sumber : Semarang Bisnis, 25.10.19.
[English Free Translation]
According to the Governor of Central Java, Ganjar
Pranowo, ideally the logistics chain for goods in large quantities or sizes,
must remove from the highway to the railroad tracks. So, the highway lane,
especially the North Coast of Java (read : Pantura), is only for light-class
logistical vehicles and passengers. So when this isssue will be executed ? Don't
just be a discourse and just to please entrepreneurs. The reality?
No comments:
Post a Comment