KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggandengan Servo Railway dan Progress
Rail untuk merancang lokomotif
berbahan bakar biodiesel 100% (B100). Ketiganya meneken nota kesepakatan
atau Memorandum of Understanding (MoU)
bersamaan dengan agenda peringatan ulang tahun KAI ke-74 di Bandung, Jawa
Barat, Sabtu (28/9).
Kerjasama itu dicanangkan sebagai tindak lanjut rencana
Pemerintah dalam meningkatkan penggunaan minyak sawit pada moda transportasi di
dalam negeri, khususnya kereta api.
"Kita melihat arahan Presiden, kita mengarah ke B100
karena kita penghasil kelapa sawit yang luar biasa. Kami mendahului untuk
melakukan MoU atau mencoba rekayasa engineering atas aset yang ada untuk
B100," tutur Direktur Utama KAI,
Edi Sukmoro dalam siaran pers hari ini.
Sejauh
ini, armada operasional milik KAI telah menggunakan biodiesel 20 persen (B20).
Sedangkan berdasarkan ujicoba, pemakaian biodiesel sudah naik ke level 30
persen (B30). Secara berjenjang, aset tersebut akan
dikembangkan untuk dapat mengonsumsi hingga B100.
"Sekarang kan sudah B20 nanti diantisipasi akan ke
B30, B40, B50, sampai B100. Armada kita 200 lebih, pembangkit kita itu kereta
yang bangkitin AC (air conditioner)
dan penerangan hanya sampai B30, makanya kita harus melakukan rekayasa
teknologi untuk makan B100," tutur Edi.
Di saat bersamaan, founder Servo Railway, Widhi Hartono menjelaskan, tahap awal kerjasama
akan dimulai dengan kajian kelayakan
(feasibility study) pada aspek teknis dan keekonomian.
Dalam tahap ini, KAI dan Servo menggandeng Progress
Rail, perusahaan infrastruktur rel kereta anak usaha Caterpillar asal Amerika. "Ide ini diinisiasi oleh Dirut KAI.
Peran Servo Railway dan Progress Rail mendukung program Pemerintah untuk
pengembangan B100 di lokomotif," ujar Widhi.
Targetnya, tahap kajian akan memakan waktu hingga satu
tahun mendatang. Bila hasilnya memuaskan, kerjasama bakal naik ke level
pengadaan lokomotif.
"Dimulai degan penelitian kemudian jika feasible,
maka akan dilakukan pengembangan dan pengadaan. Target waktu penelitian satu
tahun. Untuk pengembangan dan pengadaan akan ditentukan kemudian tergantung
hasil penelitian," sambung Widhi.
Sebagai informasi, biodiesel merupakan minyak kelapa
sawit atau fatty acid methyl ester
(FAME) yang dicampurkan pada bahan bakar solar. Untuk B20, komposisi sawit
tercatat sebesar 20 persen.
Program biodiesel digulirkan oleh Pemerintah sejak tahun
lalu. Selain ditujukan untuk menggenjot konsumsi sawit di pasar domestik,
biodiesel juga dinilai dapat menekan emisi udara dari kendaraan.
Lebih lanjut, Project
Director Servo Railway, Muhammad Hanafi mengatakan, pihaknya memiliki
portofolio bisnis dengan memegang proyek jasa pengangkutan kereta api batu bara di Sumatera
Selatan (Sumsel). Trayeknya dari Kabupaten
Lahat menuju Kabupaten Ogan Ilir. Saat ini, proyek tersebut masih dalam
proses persiapan konstruksi.
"Selain mensuplai KAI, Servo Railway sebagai
pemegang izin perkeretaapian khusus juga akan menggunakan sendiri lokomotif
B100 tersebut untuk mengangkut batu bara dari Lahat ke Ogan Ilir. Apalagi trase
Servo tersebut melewati perkebunan sawit di Sumsel, jadi meningkatkan
multiplier effect," bebernya.
Terkait kajian B100 untuk lokomotif ini, prosesnya akan
dimonitor oleh ketiga pihak. Fokus kajian memastikan kalau penggunaan bahan
bakar berbasis minyak sawit ini tidak merusak mesin.
"Terutama bagaimana B100 tidak hanya dapat membuat
bahan bakar yang efisien, tapi tidak bermasalah pada performance engine dan
perawatannya," tambah Deputy
Project Director Servo Railway, Deddy Gamawan.
Sumber : Kontan, 30.09.19.
[English Free Translation]
PT Kereta Api Indonesia (KAI) is collaborating with Servo
Railway and Progress Rail to design a 100% biodiesel fuel (B100) locomotive.
Another innovation from KAI.
No comments:
Post a Comment