KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Google, Temasek dan Bain
& Company merilis laporan e-Conomy
SEA keempat pada tahun ini. Dari data tren pertumbuhan ekonomi digital di
Asia Tenggara itu, Indonesia masih
menjadi negara dengan pertumbuhan paling tinggi di kawasan.
Ekonomi
digital Indonesia pada tahun ini diproyeksikan mendekati US$ 40 miliar dan
diprediksi akan mencapai US$ 133 miliar pada 2025 mendatang.
Jumlah tersebut lebih tinggi 30% ketimbang prediksi tahun sebelumnya.
Randy
Jusuf, Managing Director Google Indonesia menyebut laporan ini
memadukan Google Trends, riset Temasek dan analisis Bain & Company serta
berbagai sumber dari industri dan wawancara ahli.
Transformasi ekonomi Indonesia yang luar biasa menjadi
pendorong pertumbuhan yang dinamis di Asia Tenggara. Baca juga: Indonesia Jadi
Pasar Menjanjikan untuk Ekonomi Digital.
"Saat ini kita menyaksikan bagaimana startup-startup
Indonesia menjadi pemain tingkat regional dan bagaimana pendekatan inovatif
mereka memecahkan masalah lokal mampu merevolusi transportasi, jasa pengantaran
makanan, wisata dan perjalanan, serta e-commerce di seluruh Asia
Tenggara," ujarnya dalam siaran pers, Senin (7/10).
Jabodetabek
masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan US$
555 per kapita dibandingkan dengan daerah non metropolitan yang hanya US$ 103
per kapita. Namun, daerah non metropolitan diperkirakan
akan tumbuh dua kali lebih pesat dalam 6 tahun ke depan.
Florian
Hoppe, Partner & Leader of Asia Pacific Digital Practice Bain & Company
menyebut
terdapat kekurangan akses layanan keuangan di Asia Tenggara. Hal ini merupakan
peluang bagi Indonesia yang hanya 42 juta penduduknya yang memiliki rekening
bank.
"Dengan 47 juta penduduk belum mendapatkan cukup
layanan keuangan dan 92 juta penduduk sama sekali tidak memiliki akses,
teknologi dan data dapat dimanfaatkan untuk mengubah cara orang Indonesia
menangani pembayaran, transfer dana, pinjaman, investasi dan asuransi
online," tambahnya.
Apalagi sebanyak 46% penelusuran tentang paket internet
di Google Search berasal dari area non metro.
Perluasan pembayaran digital dan opsi pembayaran dengan
pulsa membuat semakin banyak orang di luar area metro yang membayar game, musik
dan video on demand menggunakan layanan tersebut.
Rohit
Sipahimalani, Joint Head, Investment Group Temasek menambahkan
bahwa investasi yang ditanamkan untuk 3.000 startup di Asia Tenggara pada tahun
ini mencapai US$ 7 miliar. Startup teknologi di sektor B2B, layanan kesehatan,
dan pendidikan juga menerima pendanaan baru-baru ini.
"Kami melihat banyak potensi dalam ekonomi digital
Indonesia. Populasi anak muda digital native yang sangat aktif menjadi faktor
kunci dalam perkembangan ekonomi mereka," ujarnya.
Apalagi perbaikan dalam hal logistik dan pembayaran juga
akan memperlancar ekonomi digital Indonesia dan potensi untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Masih ada kebutuhan akan developer,
software engineer, ilmuwan data dan SDM lainnya.
Sumber : Kontan, 08.10.19 / Ilustrasi : Katadata + Kominfo.
[English Free Translation]
Google, Temasek and Bain & Company released the
fourth SEA e-Conomy report this year. From the data of digital economic growth
trends in Southeast Asia, Indonesia is still the country with the highest
growth in the region. Good opportunity.
No comments:
Post a Comment