KONTAN.CO.ID -
JAKARTA. PT Industri Kereta Api
Tbk (INKA) yang tergabung dalam Indonesia
Railways Development Consortium (IRDC) bersama Waskita, PT Len, dan PT KAI
menyebut penandatanganan Joint
Development Agreement di Laos pada Selasa (15/10) kemarin merupakan
kelanjutan dari peresmian MoU pada 25
Juni 2019 lalu.
"Penandatanganan ini merupakan konsorsium BUMN
negeri, yaitu INKA, PT LEN Waskita, dan KAI untuk membangun infrastruktur di
Laos dan Vietnam," ujar Corporate Communication INKA, Hartono, kepada
Kontan, Jumat (18/10).
Proyek kereta api yang akan dikerjakan oleh IRDC ini
menyediakan pembangunan sarana dari distrik Thakhek Laos ke Vung Ang
Port Vietnam sepanjang 195
kilometer.
Senada dengan Waskita, INKA masih enggan berkomentar
lebih jauh mengenai proyek kereta api yang menghubungkan Laos dan Vietnam
tersebut.
Melalui portal resmi INKA, tertulis proyek kereta api
yang diestimasi memakan investasi sebesar Rp 9 triliun ini, akan menopang
ekspor batu bara Indonesia ke Laos sebanyak 6,5 juta ton per tahun, serta
kebutuhan impor Potasium Laos ke Indonesia sebesar 1 juta ton per tahun.
Masih dari laman yang sama, Direktur Utama INKA, Budi Noviantoro menambahkan pihaknya masih
menunggu selesainya survei jalur lapangan yang dilakukan pihak Petrorade Laos.
"Jika survei telah selesai dilakukan, pembangunan
jalur kereta bisa diselesaikan dalam waktu 2,5 tahun. Kami juga menawarkan
teknologi yang tidak umum dan akan menyediakan jenis kereta ringan yang hemat.
Kami menawarkan investasi hanya Rp9 triliun, sedangkan perusahaan Korea menawar
harga mencapai US$2,5 miliar," pungkas Budi.
Sumber : Kontan, 20.10.19 / Foto : Madiun Today.
[English Free Translation]
PT Industri Kereta Api Tbk (INKA) which is incorporated
in the Indonesia Railways Development Consortium (IRDC) together with Waskita,
PT Len and PT KAI, said the signing of the Joint Development Agreement in Laos
on Tuesday (15/10) was a continuation of the inauguration of the MoU on last
June 25th, 2019.
No comments:
Post a Comment