Jakarta, CNBC Indonesia- Harga acuan batu bara RI merosot ke level di bawah US$ 70/metrik ton
pada September 2019. Harga acuan komoditas emas hitam RI ini akhirnya
berada di angka US$ 65,79/metrik ton.
Kepala
Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian
ESDM Agung Pribadi mengatakan penyebab turunnya HBA (Harga Batu Bara Acuan) di
September karena dipengaruhi oleh
peningkatan produksi dalam negeri batu bara China dan India.
"Menyebabkan pembatasan impor batu bara dari
Indonesia oleh China dan India, dan masih berlanjutnya perang dagang antara
negara China dan AS serta menurunnya permintaan batu bara dari Eropa,"
kata Agung, Senin (9/9/2019).
HBA
diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export
Index (NEI), Newcastle, dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
Sementara dari sisi pasar global, selama pekan lalu,
harga batu bara naik signifikan hampir 7%. Maklum, dalam setahun terakhir harga
batu bara terkoreksi sangat dalam.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga batu bara di
pasar ICE Newcastle berada di US$ 68,4/metrik ton, turun tipis 0,15%
dibandingkan hari sebelumnya.
Namun secara mingguan, harga batu bara meroket 6,8%. Sepertinya investor ramai-ramai
'menyerok' batu bara karena harga komoditas ini amblas nyaris 40% dalam setahun
terakhir.
Sumber : CNBC Indonesia / Foto : Reuters.
[English Free Translation]
The Indonesian coal reference price dropped to a level
below US $ 70 / metric ton in September 2019. The reference price for the
Indonesian black gold commodity finally stood at US $ 65.79 / metric ton.
No comments:
Post a Comment