JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN
cukup berbangga dengan prestasi anak usahanya. Kali ini dia berhasil
menyelamatkan 5 perusahaan yang sudah hampir mati.
"Ada beberapa BUMN yang sebenarnya sudah
dinyatakan jadi mayat, tapi belum dikubur. Ini direstrukturisasi. Bisa hidup
lagi," kata Dahlan saat memberikan sambutan di BUMN Track Awards 2012 di
Hotel Four Seasons Jakarta, Kamis malam (6/12/2012).
Pertama, PT Istaka Karya. BUMN konstruksi ini memiliki
sejumlah kasus dengan beberapa krediturnya. Kreditur ini menuntut akan
mempailitkan Istaka Karya. "Beruntung yang mempailitkan itu mengajak
damai. Ternyata tuntutan itu hanya gertakan. Saya juga cuek saja waktu Istaka
Karya mau dipailitkan. Kalau mau mati ya mati saja," tambahnya.
Ternyata, perusahaan yang mempailitkan Istaka Karya
adalah PT Waskita Karya. Pihaknya mau berdamai dengan menyuntikkan dana Rp
70-80 miliar. Sebagai imbal baliknya, Waskita memiliki 51 persen saham Istaka
Karya. Dana hasil suntikan dari Waskita Karya tersebut akan dibayarkan Istaka
Karya kepada para kreditur lain.
Sementara sisa saham Istaka Karya sebesar 49 persen
akan dimiliki oleh kredit konkuren. Ternyata Istaka Karya punya utang kepada
kredit konkuren senilai Rp 385,58 miliar. Utang ini akan diselesaikan kemudian.
"Ini akan diselesaikan dalam 5 tahun ke depan," tambahnya.
Kedua, PT Waskita Karya. BUMN Konstruksi ini akan
melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada 12 Desember mendatang setelah 7
bulan masuk restrukturisasi dari PT Perusahaan Pengelola Aset Persero (PPA).
"Waskita ini sebelumnya memiliki beban utang yang
berat. Setelah IPO, dia akan punya uang Rp 1,1 triliun.
Saya minta utangnya
tidak dibayar dulu, tapi untuk ekspansi. Tapi saya minta utangnya ya tetap
dibayar," ucap Dahlan.
Ketiga, PT Djakarta Lloyd. Dahlan sempat mengungkapkan
PT Djakarta Lloyd (Persero) terlilit utang. Bahkan perusahaan pelayaran itu
bersengketa dalam perkara hukum. Selama tiga tahun terakhir, Djakarta Lloyd
mengalami kerugian.
Sejak 2006, perusahaan pelat merah itu merugi Rp 1,1 triliun.
Utang perusahaan terus bertambah hingga Rp 1,7 triliun. Jika digabungkan dengan
penambahan utang subsidiary loan agreement (SLA), utangnya
mencapai Rp 3,58 triliun.
"Pada waktu itu ada keputusan agar tidak usah
dihidupkan. Tapi kan masih ada karyawan yang tidak bisa tidak digaji,"
kata Dahlan.
Oleh karena itu, Dahlan sempat memberikan proyek
pengangkutan batu bara dari Tarakan ke Sibolga dengan menggunakan kapal Jepang.
"Itu agar ada pemasukan untuk membayar gaji karyawan sambil menunggu
likuidasi. Kalau dilikuidasi pun kan harus ada pesangon," ujar dia.
Ternyata, setelah mengganti direksinya, sebut Dahlan,
Direktur utamanya itu teliti dalam soal berkas-berkas, dokumen yang menunjukkan
perseroan memiliki utang segunung itu tidak ada.
"Ternyata Rp 3,8 triliun itu bukan utang. Saya
baru terima laporan dari direksi. Oleh karena itu perseroan akan
dihidupkan," jelasnya sambil tersenyum.
Kini, Dahlan memutuskan agar Djakarta Llyoid dijadikan
anak usaha PT Pupuk Indonesia. Tujuannya agar perseroan bisa mengembangkan
usaha pupuk dengan sistem distribusi yang baik yang dimiliki Djakarta Lloyd.
Keempat, Perum Badan Usaha Logistik (Bulog). Kebetulan
kemarin siang Dahlan menerima kabar dari direksinya bahwa perseroan kini sudah
bisa melakukan pengadaan beras.
"Ini merupakan pengadaan beras terbesar dalam
sejarah Bulog, mencapai 3,65 juta ton beras. Meski Bulog harus rugi," kata
Dahlan.
Kelima, PT Kertas Leces. BUMN Kertas ini memiliki
sejumlah masalah krusial khususnya tidak beroperasinya perusahaan karena tidak adanya
pesanan. Selama dua tahun, karyawannya terpaksa menganggur dan terpaksa tidak
digaji.
"Dua hari lalu saya ke Surabaya menemui
karyawannya. Saya juga menangis. Mulai bulan ini mereka ternyata sudah bisa
gajian karena mereka sudah mendapat order barang dari Nias dan Jepang,"
katanya.
Sumber : Kompas, 07.12.12.
[English Free Translation]
SOE Minister (Menteri BUMN) quite proud of the
achievements of its subsidiary. This time he managed to save 5 companies that
have almost closed. Congrats DI !
No comments:
Post a Comment