Sejak Senin (24/6) ada dua
berita menarik mengenai kereta api di harian ini. Pertama, PT Kereta Api
Indonesia, melalui anak usahanya PT KAI Commuter Jabodetabek, akan menaikkan
tarif kereta rel listrik (KRL) Commuter Line Rp2.000 per penumpang mulai 1
Oktober 2012. Kedua, sebanyak 20 unit kereta rel listrik yang dipesan oleh PT
KAI Commuter Jabodetabek tiba di Pelabuhan Tanjung Priok.
Berita pertama biasanya
disambut pro dan kontra dari para penggunanya. Kita masih ingat ketika
manajemen PT KAI menaikkan tiket untuk kelas ekonomi KRL Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi protes keras di mana-mana.
Kini PT KAI Commuter
Jabodetabek terpaksa menaikkan tarif karena selama 4 tahun, BUMN ini terus
merugi karena mengoperasikan KRL tersebut. Itu pun tarif baru belum juga dapat
menutup biaya operasi, apalagi tarif dasar listrik (TDL) ikut naik.
Biaya operasi untuk setiap
penumpang KRL Commuter Line relasi Jakarta Kota-Bogor Rp10.700, sedangkan tarif
saat ini hanya Rp7.000, rencananya dinaikkan menjadi Rp9.000 per penumpang.
Dengan penaikan tarif itu, setidaknya dalam 3 bulan pascakenaikan BUMN itu akan
mendapat tambahan dana Rp50 miliar dengan asumsi penumpang per hari mencapai
300.000 orang. Maklum, BUMN ini akan banyak berinvestasi hingga tujuh tahun ke
depan.
Pada 2012-2019 bersama anak
usahanya PT KCJ akan berinvestasi Rp7 triliun, baik untuk penambahan kereta api
juga prasarana seperti perbaikan stasiun, peron, stabling dan peningkatan SDM.
Kita memahami penaikan harga itu diiringi dengan pelayanan yang lebih baik
kepada penumpang.
Itulah sebabnya kita
menaruh harapan kedatangan KRL dari Jepang itu akan membuat penumpang semakin
nyaman. Tahun ini penambahan KRL ditargetkan 90 unit, sebelumnya 30 unit telah
tiba pada April dan Mei. Dengan penambahan 20 unit KRL tersebut, maka total
armada KRL yang telah dibeli sejak 2008 sebanyak 268 unit.
Pengadaan armada akan
dilakukan setiap tahun hingga akhir 2019, sehingga program pemerintah untuk
mengangkut 1,2 juta penumpang per hari dapat terwujud pada akhir 2019 dengan
dukungan sebanyak 1.440 armada.
Harian ini mengingatkan
realisasi program 1,2 juta penumpang harus diikuti dengan peningkatan kapasitas
prasarana seperti stabling (tempat parkir KRL), penambahan gardu listrik
termasuk penambahan daya listrik, perbaikan persinyalan, peninggian dan
perpanjangan peron serta penambahan kapasitas perawatan sarana. Hal yang lebih
penting adalah kesiapan sumber daya manusia yang melayani kepentingan publik.
Itulah sebabnya kita
mendukung langkah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian
Perhubungan menggelontorkan anggaran Rp300 Milliar untuk pembangunan gedung
pusat pelatihan dan pendidikan di Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) di
Madiun, Jawa Timur. Lembaga ini disiapkan sebagai pusat pelatihan dan
pendidikan perkeretaapian di Indonesia.
Pada 2013-2016 akan dibangun
workshop, penambahan gedung kelas, stasiun simulasi, aditorium, menara air,
railtrack dan sintelis kereta api, perpustakaan, dan ruang rekreasi. Kita
berharap revolusi yang dilakukan manajemen KAI selama 3 tahun terakhir harus
dilakukan secara konsisten sehingga berbuah pelayanan terbaik bagi para
penggunanya.
Sumber : Bisnis Indonesia,
26.09,12.
[English Free Translation]
Since Monday (24/6) There
are two interesting news about railway transportation biz. First, PT Kereta Api
Indonesia (KAI) or Indonesian Railways, through its subsidiary PT KAI Commuter
Jabodetabek, will raise electric train (KRL) Commuter Line’s fares IDR 2,000
per passenger from October 1, 2012. Secondly, as many as 20 electric train
units ordered by PT KAI Commuter Jabodetabek arrived at Tanjung Priok,
Indonesia.
No comments:
Post a Comment