Jakarta, CNN Indonesia
-- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membeberkan skema pendanaan
proyek LRT Jabodebek. Dalam proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU) itu, pemerintah menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar
Rp7,6 triliun.
Sisa modalnya, sekitar
Rp20 triliun, berasal dari utang PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku
operator, kepada pihak ketiga.
"Tidak semua ini
merupakan uang pemerintah, PT KAI hanya mendapatkan PMN sejumlah Rp7,6 triliun.
Sisanya merupakan loan (pinjaman)," katanya pada keterangan pers daring,
Rabu (9/6).
Nantinya, LRT dengan
landasan sepanjang 44 km ini akan menjadi salah satu dari moda transportasi
yang terintegrasi di Jabodebek bersama MRT, kereta api, dan bus Trans Jakarta.
Mengaku mendapatkan
dukungan penuh dari Presiden, Menteri BUMN, Menteri Keuangan, hingga Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Budi menyebut transportasi umum
tidak hanya akan diperbaiki di darat, tapi juga di udara dan laut.
Adapun progres LRT saat
ini sudah mencapai 84,7 persen. Proyek tersebut masih memiliki satu tahun
hingga operasi dibuka pada Juni mendatang.
Selanjutnya, Budi
menekankan soal keamanan dari LRT buatan dalam negeri ini. Ia mengingatkan
untuk selalu mengutamakan keselamatan penumpang, di samping kenyamanannya.
"Kita masih punya
waktu satu tahun untuk mengintegrasikannya, sehingga keselamatan menjadi satu
faktor penting," tutupnya.
Sumber : CNN Indonesia,
09.06.21.
[English Free
Translation]
Minister of
Transportation Budi Karya Sumadi revealed the funding scheme for the Jabodebek
LRT project. In the Government Cooperation with Business Entity (PPP) project,
the government injects state capital participation (PMN or Penyertaan Modal
Negara) of Rp7.6 trillion.
No comments:
Post a Comment